Bab 8 Kesepakatan

by Syavinka 05:53,Sep 01,2023


Bryan baru saja tiba di kantornya bersama John. Wajahnya yang serius benar-benar memberikan kesan mencekam dan tak berwarna. Sekretaris wanita datang dengan memberikan beberapa dokumen yang harus diperiksa oleh Bryan.

“Ini dokumen yang harus segera ditandatangani hari ini,” ucap Viola.

“Baik, kau boleh keluar.”

Setelah Viola keluar, John mendekat untuk memberikan laporan pada Bryan tentang situasi para tamu jamuan pagi tadi.

“Semua sangat terkejut dan penasaran dengan nona Angeline. Mereka mengirim sekretaris mereka untuk bertanya identitas dan latar belakang nona Angeline. Sebagian percaya dan mendukung pernikahan Anda, Presdir.”

“Bagaimana dengan wanita tua itu?”

“Nyonya Rose tidak langsung percaya, bahkan sekretarisnya bertanya tentang bagaimana Anda bertemu dengan nona Angeline. Kebetulan satu bulan yang lalu, Anda pergi ke California dan bisa dijadikan alibi. Meski pun begitu, Anda dan nona Angeline harus lebih hati-hati dan waspada. Dan saya belum tau responnya mengenai pernikahan Anda dengan nona Angeline. Kemungkinan Nyonya Rose akan menolak pernikahan ini dan menghasut beberapa petinggi lain untuk melakukan hal yang sama.”

Bryan termenung mendengar ucapan John. Ia tahu persis akibat dari sikap Angeline saat di meja makan. Hal yang sangat fatal dan bisa merusak rencananya. Bryan berpikir keras bagaimana agar pernikahannya bisa disetujui dan terlaksana minggu depan.

“Haruskah ... kita tawarkan hal itu?” gumam Bryan.

“Apa Anda serius? Apa Anda harus mengorbankan saham itu hanya untuk sebuah pernikahan?” tanya John yang tau maksud dari Bryan.

“Lalu, apa yang bisa kau berikan sebagai solusinya? Nyonya Rose, adalah wanita yang sangat berani dan tidak takut dengan apa pun. Selama lima puluh persen suara berpihak padanya, kita tak akan bisa menyingkirkannya. Dan jika aku menikah dengan wanita pilihannya, dia bahkan bisa memalsukan anak wanita itu sebagai anak kandungku. Lalu? Mungkin kau akan menggelar pemakamanku setahun lagi.”

John terdiam mendengar penuturan Bryan. Semua langkah Nyonya Rose sudah terbaca oleh Bryan yang memang menaruh curiga atas kematian ayahnya. Sejak ayahnya menikah dengan Nyonya Rose, kesehatan ayahnya terus menurun bahkan sampai sulit ditemukan apa penyakitnya.

Bryan sudah tidak menyukai Nyonya Rose sejak awal pertemuan mereka. Ia tahu wanita mana yang tulus mencintai ayahnya, atau hanya mengejar harta ayahnya. Sikap Nyonya Rose yang berwajah dua, membuat Bryan muak dan sempat bertengkar hebat dengan ayahnya saat ayahnya hendak menikahi Nyonya Rose.

Karena itu, Bryan tak pernah lagi datang ke rumah utama sejak pernikahan keduanya digelar. Bryan tidak perduli dianggap sebagai anak durhaka atau apa. Bahkan ia sempat tak ingin meneruskan perusahaan ayahnya dan membangun perusahaannya sendiri.

Namun, sejak ayahnya sakit-sakitan Bryan pun kembali bekerja di perusahaan ayahnya. Hingga sang ayah wafat dan mewariskan seluruh hartanya pada Bryan. Bersyukur karena Nyonya Rose tidak berhasil mengandung dari pernikahan tersebut. Tapi, rupanya Nyonya Rose lebih licik dari ular berbisa.

Hal inilah yang membuat Bryan memilih pernikahan yang tidak masuk akal. Pernikahan tanpa cinta yang hanya membutuhkan ahli waris. Bryan sangat berharap, waktu yang ia habiskan untuk mendapatkan anak dari Angeline dapat memberikannya keuntungan untuk menjatuhkan Nyonya Rose bagaimana pun caranya.

“Siapkan pesta pernikahannya seminggu lagi, aku akan datang menemui wanita itu dan melakukan negoisasi,” perintah Bryan dan John mengangguk menuruti.

Malam hari, Nyonya Rose dikejutkan dengan kedatangan Bryan pada rumahnya. Rumah yang sudah lama sekali tidak pernah Bryan datangi. Lima tahun berlalu, bahkan saat pemakaman ayahnya Bryan enggan untuk mengijakkan kakinya di sana.

Keduanya sudah berada di ruang tamu, seorang pelayan datang membawakan minum dan beberapa cemilan untuk mereka. Nyonya Rose terus menatap tajam tak suka pada Bryan yang dengan percaya diri datang ke sana.
“Apa yang membawamu datang ke sini?” tanya Nyonya Rose membuka perbincangan mereka.

“Aku hanya ingin kau menyetujui pernikahanku,” jawab Bryan dingin. Nyonya Rose mendelik tak suka.

“Setelah bertahun-tahun silam tak pernah datang ke sini, hanya untuk menikahi wanita rendahan kau akhirnya berkunjung ke sini?”

“Kau tau, aku tidak pernah ada urusan untuk datang ke sini. Aku lihat ... banyak barang mewah yang hilang di sini. Apa ... kau menjual?” tuduh Bryan tajam.

“Kau menuduhku? Apa yang kau tau jika selama ini tak pernah datang bahkan saat papahmu sekarat? Perusahaannya hampir bangkut dan tak bisa menghasilkan banyak keuntungan. Apa gunanya menaruh barang mahal yang tak berguna?”

“Kau menjualnya untuk pengobatan papahku? Kau istri yang sangat setia, tapi kenapa kekayaanmu bertambah setelah beliau wafat?”

“Beraninya kau ....”

“Aku datang ke sini bukan untuk berdebat.” Bryan melirik ke arah John yang langsung memberikannya sebuah dokumen.

“Ini adalah kesepakatan yang akan aku ajukan, karena negara masih menganggap kau sebagai ibu tiriku, jadi kau harus menyetujui pernikahanku dengan wanita pilihanku.”

Nyonya Rose mengambil dokumen tersebut dan membacanya. Senyum terukir lebar pada wajahnya dan melirik ke arah Bryan.

“Kau pasti akan menyesalinya, sepuluh persen saham. Kau tau berapa saham yang aku punya?”

“Jika kau tidak mau, tidak masalah. Aku akan menikah tanpa persetujuan darimu,” ucap Bryan dan bangkit dari tempatnya.

“Tunggu dulu, aku akan menerima kesepakatan ini, tapi dengan satu syarat,” sela Nyonya Rose. Bryan kembali duduk dengan tenang. Seolah ia sudah menduga hal ini.

“Aku ingin sebuah jabatan di perusahaan, kau tau meski pun aku tidak pernah bekerja. Tapi aku adalah lulusan terbaik yang pantas untuk menjadi eksekutif tingkat atas bukan?”

Sayangnya permintaan yang diajukan Nyonya Rose jauh dari bayangan Bryan. Ia tak pernah menyangka jika Nyonya Rose akan bertindak sejauh ini.

“Jabatan apa yang kau mau?” tanya Bryan dan John menatap tak percaya.

“Wakil presdir, ah ... apa itu terlalu tinggi? Direktur keuangan, sepertinya jabatan itu sangat cocok untukku,” tutur Nyonya Rose dengan tawa yang menyebalkan.

Bryan terdiam, ia berpikir apakah harus menerima syarat tersebut. Bryan tak punya waktu lagi. Ia tak ingin membuang kesempatan yang akan sangat sulit ia dapatkan. John berbisik untuk tidak menerima syaratnya. Karena John tahu, kerugian apa yang akan Bryan dapatkan jika menerima syarat nyonya Rose tersebut.

Bryan bimbang, dan mulai gelisah. Ia tak menyangka jika Nyonya Rose akan menusuknya sangat dalam seperti ini.

“Bagaimana dengan direktur pemasaran? Kau akan ada waktu bersenang-senang dan tak perlu menguras otak memikirkan tentang keuangan perusahaan,” tawar Bryan mencoba memberikan pilihan lain.

“Hmm ... tapi aku lulusan manajemen keuangan. Bagaimana kau bisa menawarkan posisi yang tak bisa aku kerjakan itu?”

“Usiamu tak lagi muda –“

“Kita hanya beda lima tahun, kau ingin menikah dengan cepat tanpa hambatan bukan? Saham sepuluh persen tidak ada harganya. Jika kau menjadikanku direktur keuangan, aku akan menolak saham sepuluh persen ini.”

Nyonya Rose berhasil mendesak Bryan yang tak punya pilihan lain. Bryan yang nekat datang dengan memberikan sebuah penawaran. Namun, ia juga yang harus memilih.

“Baiklah, kau akan menjadi direktur keuangan,” ucap Bryan akhirnya dan membuat Nyonya Rose tersenyum penuh kemenangan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

90