Bab 12 Kemarahan Yang Mengerikan!
by Ricky Rainaldy
18:35,Nov 21,2022
Bab 12 Kemarahan Yang Mengerikan!
Selena dan Selvira mendengarkan dengan terpana, benar-benar bingung apa yang dimaksud Dante dengan ini.
Breeett!
Tiba-tiba, kentut panjang terdengar, diikuti oleh bau busuk yang meresap ke seluruh ruangan.
Kedua bibi dan keponakan itu buru-buru menutupi hidung mereka dan memandang Hanji dengan jijik, terutama Selvira, yang merasa dipermalukan karena dia sudah membawa pria itu ke sini.
"Hanji!"
"Kamu, kamu gila! Beraninya kau kentut di depan kita! Dan baunya sangat busuk!"
Wajah Hanji malu, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa untuk sementara waktu, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali dan meratap dalam hatinya, "Aku tidak sengaja, aku hanya tidak bisa mengendalikannya, apa yang harus aku lakukan?"
"Kamu kentut minta dipukul ya......"
Saat berikutnya.
"Ah!"
Selena menjerit dan buru-buru mundur sampai dia mencapai tembok, menunjuk Hanji yang sedang berjongkok dan berkata dengan jijik, "Apakah kamu tidak punya malu! Berani-beraninya kamu buang kencing sembarangan!"
Selvira melihat lagi, dan tidak mengatakan apa-apa!
Di bawah Hanji ada genangan cairan kuning cerah di beberapa tempat dan seluruh celana panjang berwarna terang itu juga basah......
"Ah..… bau!"
"Kenapa lebih bau dari sebelumnya? Hanji apakah kamu berak sembarangan lagi!"
Hanji: "......"
Citra baik yang dengan susah payah ia bangun di depan wanita pujaannya benar-benar runtuh hari ini.
Segera, dia merasa semakin tak bisa mengendalikan kencing dan beraknya, dia berdiri dengan gemetar, sambil membungkuk dan menunjuk dengan wajah kesal pada Dante, yang bersandar di dinding, memegang hidungnya dan menonton kejadian ini.
"Dante!"
"Ini, ini semua ulahmu!"
"Kau, apa yang kau lakukan padaku!"
"Aku?"
Dante menutup hidungnya dan tertawa, "Aku hanya melakukan perbuatan baik, aku lihat kau biasanya suka makan banyak ikan dan daging kan?"
"Jadi ususmu terlalu berminyak, jadi aku membantumu membuka sumbatannya."
Membuka sumbatan......
Bibir Hanji gemetar, pada saat ini dia seakan ingin menelan jantung Dante!
Dia sudah mempermalukan dirinya, dan masih bertindak seperti membantu!
Dia sama sekali tidak punya harga diri lagi!
"Tentu saja, dalam melakukan perbuatan baik, aku juga ikut memuaskan rasa ingin tahuku, dan ini terlihat seperti berak dan kencing sekarang ini......"
"Ya, itu benar-benar menjijikkan."
Sesudah mengatakan itu, dia mengambil kantung-kantung besar obat dan melambaikan tangannya ke arah Selena tanpa menoleh ke belakang.
"Terima kasih untuk obat ini, aku hutang pijatan padamu llain waktu."
Mulut Selena terbuka sedikit dan saat ada sedikit keraguan, dia menelan kembali kata-kata di mulutnya, dengan desahan di dalam hatinya.
"Dante!"
"Aku, aku akan mengingatmu! Kita belum selesai dengan ini!"
"Jika balas dendam ini tidak terbalaskan, aku, aku medning jadi kacung!"
Sesudah mengucapkan dua kata kasar, Hanji merasa lebih baik tentang situasinya dan baru saja akan meminta maaf dan menjelaskan kepada Selvira, tetapi bibi dan keponakan itu tidak peduli tentang dia lagi dan mengambil tas mereka dan pergi bahkan tanpa berpamitan.
Di luar kedai teh.
Selena melihat Selvira sedikit mengerutkan kening, terlihat muram dan dia langsung bertanya.
"Dek, sesudah melihat dengan matamu sendiri apa yang bisa dilakukan Dante, kau masih berpikir dia tidak cukup baik untukmu? Apakah ada sedikit penyesalan?"
"Kalau begitu, cepatlah...... sebelum segala sesuatunya tidak bisa diubah lagi."
"Tante, kamu terlalu banyak mikir."
Selvira kembali ke tampilan arogan sebelumnya, mendengus dingin dengan sebuah kesal di wajah cantiknya.
Tidak nyaman.
"Paling-paling, hanya sedikit ilmu bela diri dan sedikit ilmu medis doank."
"Saat ini, orang-orang seperti bisa didapatkan asal punya banyak uang, dan selain keterampilan medis dan bela diri, pada akhirnya, semuanya itu tentang melayani orang?"
Selena: "......"
Gadis ini, kenapa dia begitu bodoh?
Dia tidak tahu seberapa tinggi kekuatan Dante, keterampilan medisnya saja tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang saja!
"Selvira, tahukah kamu kenapa tante berusaha keras untuk jodohkan kalian?"
"Kamu hanya tahu kalau guru Dante menyelamatkan nyawa kakekmu, tetapi tidak ada yang melihat proses penyembuhannya, tetapi aku melihatnya dan metode yang digunakan oleh guru Dante pada waktu itu lebih tinggi dari pengobatan modern dan tidak terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa itu adalah metode dewa!"
"Dante sebagai pewarisnya, tentunya......"
"Tante, hentikan."
Selvira sama sekali tidak tertarik untuk mendengar lebih banyak lagi dan memutar mata kecilnya, "Tidak ada gunanya untuk memujinya sampai ke akar-akarnya, aku punya pandangan sendiri dalam memilih pasangan."
"Oh?"
"Jadi, katakan padaku, pria seperti apa yang ingin kamu temukan nantinya?"
Segera, sosok pemuda kurus, tinggi dan tampan muncul di benak Selvira dan dia tidak bisa menahan senyumannya.
"Suamiku harus menjadi seperti berlian yang bercahaya di tengah manusia!"
"Dante itu, bahkan dengan sedikit keterampilan, dia tidak mendekati seleraku."
Selena sedikit terdiam ketika dia melihatnya berbunga-bunga.
Berpikir untuk membujuknya lagi, Selvira langsung mengangkat tangannya dan meminta dia berhenti.
"Tante, karena kamu sangat menyukai Dante itu, kenapa tidak kamu saja yang menikahinya, atau membiarkannya bergabung dengan Keluarga Adham?"
"Jika ayahku tidak setuju, aku akan membantumu meyakinkannya, pergi dulu yuk, masih ada kelas malam ini!"
Aku menikahinya?
Selena membeku untuk beberapa saat dan kemudian menggelengkan kepalanya sebentar, perasaan aneh tiba-tiba muncul di dalam hatinya......
Usulan ini, tampaknya cukup bagus.
40 menit kemudian.
Dante berlari kencang untuk kembali ke vila.
Dia pikir setelah berada di luar cukup lama, Jayna pasti sudah bangun dan lapar, jadi dia harus bergegas dan memasak beberapa hidangan favoritnya.
Tetapi tepat di luar vila, terlihat bahwa pintu vila terbuka.
Karpet di luar pintu diinjak-injak seperti kaki anjing dan ditendang ke samping.
Melihat ini, Dante diam-diam meningkatkan kewaspadaannya dan segera bergegas masuk.
Di aula vila.
Jayna diikat di sekujur tubuhnya dan sekarang berlutut, menggigil dengan kepala tertunduk.
Dua orang lain berjongkok di sampingnya, yang satu menggerakkan tangan ke depan dan ke belakang dengan pisau di wajahnya, sementara yang lain menusuk lengannya dengan sedikit kasar menggunakan tusuk gigi......
Di tanah, masih ada beberapa puntung rokok yang berserakan......
Boom!
Adegan di hadapannya bagaikan bom besar yang meledak di benak Dante!
Tubuhnya langsung menegang, dan cakra di tubuhnya melonjak liar tanpa terkendali! Dia bagaikan binatang buas yang siap melahap manusia!
Marah.
Kemarahan yang mengerikan!
Jika tidak karena Jayna, dia akan menghancurkan semua yang ada di depannya tanpa ragu-ragu!
"Kamu...... cari mati!"
Selena dan Selvira mendengarkan dengan terpana, benar-benar bingung apa yang dimaksud Dante dengan ini.
Breeett!
Tiba-tiba, kentut panjang terdengar, diikuti oleh bau busuk yang meresap ke seluruh ruangan.
Kedua bibi dan keponakan itu buru-buru menutupi hidung mereka dan memandang Hanji dengan jijik, terutama Selvira, yang merasa dipermalukan karena dia sudah membawa pria itu ke sini.
"Hanji!"
"Kamu, kamu gila! Beraninya kau kentut di depan kita! Dan baunya sangat busuk!"
Wajah Hanji malu, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa untuk sementara waktu, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali dan meratap dalam hatinya, "Aku tidak sengaja, aku hanya tidak bisa mengendalikannya, apa yang harus aku lakukan?"
"Kamu kentut minta dipukul ya......"
Saat berikutnya.
"Ah!"
Selena menjerit dan buru-buru mundur sampai dia mencapai tembok, menunjuk Hanji yang sedang berjongkok dan berkata dengan jijik, "Apakah kamu tidak punya malu! Berani-beraninya kamu buang kencing sembarangan!"
Selvira melihat lagi, dan tidak mengatakan apa-apa!
Di bawah Hanji ada genangan cairan kuning cerah di beberapa tempat dan seluruh celana panjang berwarna terang itu juga basah......
"Ah..… bau!"
"Kenapa lebih bau dari sebelumnya? Hanji apakah kamu berak sembarangan lagi!"
Hanji: "......"
Citra baik yang dengan susah payah ia bangun di depan wanita pujaannya benar-benar runtuh hari ini.
Segera, dia merasa semakin tak bisa mengendalikan kencing dan beraknya, dia berdiri dengan gemetar, sambil membungkuk dan menunjuk dengan wajah kesal pada Dante, yang bersandar di dinding, memegang hidungnya dan menonton kejadian ini.
"Dante!"
"Ini, ini semua ulahmu!"
"Kau, apa yang kau lakukan padaku!"
"Aku?"
Dante menutup hidungnya dan tertawa, "Aku hanya melakukan perbuatan baik, aku lihat kau biasanya suka makan banyak ikan dan daging kan?"
"Jadi ususmu terlalu berminyak, jadi aku membantumu membuka sumbatannya."
Membuka sumbatan......
Bibir Hanji gemetar, pada saat ini dia seakan ingin menelan jantung Dante!
Dia sudah mempermalukan dirinya, dan masih bertindak seperti membantu!
Dia sama sekali tidak punya harga diri lagi!
"Tentu saja, dalam melakukan perbuatan baik, aku juga ikut memuaskan rasa ingin tahuku, dan ini terlihat seperti berak dan kencing sekarang ini......"
"Ya, itu benar-benar menjijikkan."
Sesudah mengatakan itu, dia mengambil kantung-kantung besar obat dan melambaikan tangannya ke arah Selena tanpa menoleh ke belakang.
"Terima kasih untuk obat ini, aku hutang pijatan padamu llain waktu."
Mulut Selena terbuka sedikit dan saat ada sedikit keraguan, dia menelan kembali kata-kata di mulutnya, dengan desahan di dalam hatinya.
"Dante!"
"Aku, aku akan mengingatmu! Kita belum selesai dengan ini!"
"Jika balas dendam ini tidak terbalaskan, aku, aku medning jadi kacung!"
Sesudah mengucapkan dua kata kasar, Hanji merasa lebih baik tentang situasinya dan baru saja akan meminta maaf dan menjelaskan kepada Selvira, tetapi bibi dan keponakan itu tidak peduli tentang dia lagi dan mengambil tas mereka dan pergi bahkan tanpa berpamitan.
Di luar kedai teh.
Selena melihat Selvira sedikit mengerutkan kening, terlihat muram dan dia langsung bertanya.
"Dek, sesudah melihat dengan matamu sendiri apa yang bisa dilakukan Dante, kau masih berpikir dia tidak cukup baik untukmu? Apakah ada sedikit penyesalan?"
"Kalau begitu, cepatlah...... sebelum segala sesuatunya tidak bisa diubah lagi."
"Tante, kamu terlalu banyak mikir."
Selvira kembali ke tampilan arogan sebelumnya, mendengus dingin dengan sebuah kesal di wajah cantiknya.
Tidak nyaman.
"Paling-paling, hanya sedikit ilmu bela diri dan sedikit ilmu medis doank."
"Saat ini, orang-orang seperti bisa didapatkan asal punya banyak uang, dan selain keterampilan medis dan bela diri, pada akhirnya, semuanya itu tentang melayani orang?"
Selena: "......"
Gadis ini, kenapa dia begitu bodoh?
Dia tidak tahu seberapa tinggi kekuatan Dante, keterampilan medisnya saja tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang saja!
"Selvira, tahukah kamu kenapa tante berusaha keras untuk jodohkan kalian?"
"Kamu hanya tahu kalau guru Dante menyelamatkan nyawa kakekmu, tetapi tidak ada yang melihat proses penyembuhannya, tetapi aku melihatnya dan metode yang digunakan oleh guru Dante pada waktu itu lebih tinggi dari pengobatan modern dan tidak terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa itu adalah metode dewa!"
"Dante sebagai pewarisnya, tentunya......"
"Tante, hentikan."
Selvira sama sekali tidak tertarik untuk mendengar lebih banyak lagi dan memutar mata kecilnya, "Tidak ada gunanya untuk memujinya sampai ke akar-akarnya, aku punya pandangan sendiri dalam memilih pasangan."
"Oh?"
"Jadi, katakan padaku, pria seperti apa yang ingin kamu temukan nantinya?"
Segera, sosok pemuda kurus, tinggi dan tampan muncul di benak Selvira dan dia tidak bisa menahan senyumannya.
"Suamiku harus menjadi seperti berlian yang bercahaya di tengah manusia!"
"Dante itu, bahkan dengan sedikit keterampilan, dia tidak mendekati seleraku."
Selena sedikit terdiam ketika dia melihatnya berbunga-bunga.
Berpikir untuk membujuknya lagi, Selvira langsung mengangkat tangannya dan meminta dia berhenti.
"Tante, karena kamu sangat menyukai Dante itu, kenapa tidak kamu saja yang menikahinya, atau membiarkannya bergabung dengan Keluarga Adham?"
"Jika ayahku tidak setuju, aku akan membantumu meyakinkannya, pergi dulu yuk, masih ada kelas malam ini!"
Aku menikahinya?
Selena membeku untuk beberapa saat dan kemudian menggelengkan kepalanya sebentar, perasaan aneh tiba-tiba muncul di dalam hatinya......
Usulan ini, tampaknya cukup bagus.
40 menit kemudian.
Dante berlari kencang untuk kembali ke vila.
Dia pikir setelah berada di luar cukup lama, Jayna pasti sudah bangun dan lapar, jadi dia harus bergegas dan memasak beberapa hidangan favoritnya.
Tetapi tepat di luar vila, terlihat bahwa pintu vila terbuka.
Karpet di luar pintu diinjak-injak seperti kaki anjing dan ditendang ke samping.
Melihat ini, Dante diam-diam meningkatkan kewaspadaannya dan segera bergegas masuk.
Di aula vila.
Jayna diikat di sekujur tubuhnya dan sekarang berlutut, menggigil dengan kepala tertunduk.
Dua orang lain berjongkok di sampingnya, yang satu menggerakkan tangan ke depan dan ke belakang dengan pisau di wajahnya, sementara yang lain menusuk lengannya dengan sedikit kasar menggunakan tusuk gigi......
Di tanah, masih ada beberapa puntung rokok yang berserakan......
Boom!
Adegan di hadapannya bagaikan bom besar yang meledak di benak Dante!
Tubuhnya langsung menegang, dan cakra di tubuhnya melonjak liar tanpa terkendali! Dia bagaikan binatang buas yang siap melahap manusia!
Marah.
Kemarahan yang mengerikan!
Jika tidak karena Jayna, dia akan menghancurkan semua yang ada di depannya tanpa ragu-ragu!
"Kamu...... cari mati!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved