Bab 15 Budha

by Sukasa Hojo 14:47,Dec 14,2022
Menurut akal sehat, setelah peringatan Ryo, Si Mata Satu harusnya tidak berani mencari masalah lagi karena kekuatan mereka tidak berada di tingkat yang sama, tapi perhitungannya salah dalam satu hal dan itu adalah identitas Si Mata Satu, Si Mata Satu asalah murid Sekte Shaolin yang punya sekelompok saudara kuat.

Si Mata Satu sebelumnya begitu mendominasi, tapi sekarang dia dikalahkan oleh Ryo, baginya ini tidak bisa ditoleransi dan sangat memalukan.

Jadi setelah Ryo pergi, Si Mata Satu menelepon seniornya, Sang Budha.

“Kakak senior!” Suara Si Mata Satu sedikit bergetar.

Suara dingin seorang pria datang, "Ada apa?"

"Kakak senior, aku dalam masalah." Kata Si Mata Satu.

"Masalah apa?" Suara pria itu masih dingin.

Senior besar ini seperti tidak memiliki emosi, seluruh auranya memancarkan kedinginan, Si Mata Satu selalu merasa kakak senior terlalu sombong, jadi dia tidak pernah mengganggunya, kecuali jika benar-benar perlu.

Tapi tidak dapat disangkal bahwa eksistensi Senior besar ini sangat kuat.

Si Mata Satu menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara yang dalam, "Aku bertemu master di kota Agape.”

Pria itu berkata dengan dingin, "Ada banyak master tersembunyi di negara Timuraya yang tidak terhitung jumlahnya, selama kamu tidak memprovokasi mereka, apa hubungannya denganmu?"

Si Mata Satu berkata lagi, "Tapi aku udah memprovokasinya dan sekarang kami berada di situasi buruk, kalau kakak senior tidak mau bantu, aku khawatir akan susah lepas dari nasib buruk ini.”

Pria itu terdiam selama beberapa saat, lalu bertanya, "Siapa nama master itu? Seberapa kuat dia?"

Si Mata Satu berkata, "Namanya Ryo Saeba, dia baru aja balik dari Arfrika, kemungkinan dulunya dia tentara bayaran atau hitman, hari ini …”

Dia berbicara tentang kung fu Ryo dan tangannya yang bisa menancapkan gelas wine ke kayu, tentu saja Si Mata Satu tidak mengatakan bahwa Ryo mengancam, sebaliknya dia mengatakan Ryo mencoba memeras uang darinya.

“Kakak senior, kalau lusa aku tidak kasih 6 milyar ke Ryo, dia mau bunuh aku.” Si Mata Satu berkata, “Aku adalah murid Sekte Shaolin, banyak orang yang tau tentang hal ini, kalau aku kalah dan berita ini tersebar, bukankah akan mempermalukan Shaolin kita?”

“Menancapkan gelas wine ke kayu?” Sang Budha berkata, “Sungguh seorang master, aku akan datang.”

Setelah itu Sang Budha menutup telepon.

Si Mata Satu menghela nafas lega, dengan keterlibatan seniornya dan begitu banyak koneksi, juga bantuan di sisinya, dia tidak akan pernah takut pada Ryo!

Adapun fakta bahwa dia berbohong, Si Mata Satu tidak takut seniornya akan mengetahuinya.

Bahkan jika ketahuan berbohong, senior tetap tidak akan berdiam diri tanpa membantunya.

Tepat pukul 11 saat Ryo kembali ke kamar sewaannya, saat ini, Yuherni sudah tidur.

Ryo sangat kecewa.

Dia selalu memiliki kasih sayang khusus untuk Yuherni.

Keesokan paginya, Ryo mengantar Yuherni bekerja lagi.

Yuherni sedikit tertekan karena kecantikannya, dia sering dilecehkan setiap naik bus, sangat nyaman diantar dan jemput dengan mobil.

Setelah mengantar Yuherni bekerja, Ryo langsung pergi ke Villa Amarilis untuk menjemput Saeko dan Miyuki.

Si brengsek ini jelas terlambat lagi.

Setelah masuk ke dalam mobil, Saeko mengeluh kepada Ryo, "Kamu tidak bisa tepat waktu dikit?"

Ryo cuma menjawab haha.

Saeko berkata lagi, "Kamu antar tetanggamu lagi?"

Ryo berkata, "Hehe, Saeko, kamu terlalu pintar."

Saeko sedikit cemburu dan berkata, "Kenapa aku tidak lihat kamu tepat waktu dan niat saat antar 2 wanita cantik seperti kita?”

Ryo hanya berkata, "Perasaanmu aja!"

Miyuki jauh lebih pendiam, dia tidak berdaya terhadap Ryo, tidak terlalu mengkritik Ryo, Miyuki langsung berkata, "Saeko, mulai besok kamu saja yang menyetir."

Saeko mengangguk dan berkata, "Oke!" Lalu dia berkata lagi, "Tapi gimana dengan Si Mata Satu dan Jamilah?”

Ryo segera berkata, "Jangan khawatir, Si Mata Satu dan Larisaa tidak akan berani macam-macam lagi."

"Kenapa?" Kedua wanita itu bertanya bersamaan.

Ryo bertanya sambil mengemudi, "Aku pergi ke Si Mata Satu tadi malam buat ngobrol banyak hal hebat, dia terkesan olehku lalu bertobat, dia nangis dan janji tidak akan usik kita lagi.”

Saeko dan Miyuki sedikit mengerti saat mendengarnya, meskipun Ryo suka bicara omong kosong, dari ucapannya, mereka tahu jika Ryo pasti sudah mencapai kesepakatan dengan Si Mata Satu tadi malam.

Mereka berdua menghela napas lega.

Setelah perseteruan dengan Si Mata Satu, Miyuki dan Saeko menganggap Ryo sebagai orang mereka, selain itu, Miyuki juga memberi Ryo kartu bank berisi 200 juta, itu dianggap sebagai hadiah untuk Ryo.

Ryo dengan senang hati mengambil kartu itu dan berkata di dalam hatinya, “Gadis kecil ini benar-benar baik, dia adalah bos yang baik.”

Meskipun Miyuki polos, dia tidak bodoh, Miyuki tahu bahwa Ryo adalah harta yang tak ternilai, jadi dia memperlakukannya dengan baik. Selain itu, Miyuki memberi Ryo BMW untuk transportasinya meskipun Ryo tidak mengantar dia dan Saeko lagi.

Selain itu, jika Ryo memiliki urusan, dia juga bisa meninggalkan pekerjaan tanpa harus mengantar mereka.

Miyuki juga memikirkan akomodasi Ryo, "Aku punya rumah tua kosong, kalau mau kamu bisa tinggal di sana, ada 2 kamar dan 2 ruang tamu di rumah itu, tinggal bersihin dikit aja udah layak dihuni.”

Ryo langsung terkejut, astaga, mana bisa.

Bagi Ryo, rumah sewa murahnya seperti surga, Ryo langsung menolak dengan tegas, “CEO, aku mau tinggal di rumah sewaku sendiri, aku seorang pria sejati, tulang punggung, gamau bergantung sama wanita.”

Miyuki sedikit terkejut, kemudian berkata, "Bagus kalau kamu punya pikiran ini, kalau gitu lupain aja, aku tidak akan paksa kamu.”

Saeko segera mencibir, "Tulang punggung kentut! Dia tidak mau jauh dari tetangga wanitanya.”

Ryo langsung menyeringai saat pikirannya diketahui oleh Saeko.

Melihat ini, Miyuki tiba-tiba sadar dan mau tidak mau merasa geli, pada saat yang sama, kedua wanita itu sangat penasaran, seperti apa rupa tetangga perempuan Ryo yang membuatnya begitu terikat?

Kedua wanita itu merasa bahwa mereka berdua sudah cantik, tapi tidak bisa membuat Ryo terikat dengan mereka bukan?

Ryo langsung menjadi lebih kaya setelah mendapat 200 juta dari Miyuki, dia dengan senang hati menjemput Yuherni setelah pulang kerja, Yuherni sudah terbiasa dengan Ryo yang mengantar jemputnya.

Di dalam mobil, Ryo berkata, "Kak Yuherni, makan di luar setiap hari tidak higienis dan mahal, gimana kalau kita sewa kamar lain buat dapur?”

Yuherni segera tergerak untuk menyewa kamar lain, jika masalah makan sudah teratasi, ini akan menjadi kesepakatan yang bagus.

Dulu Yuherni selalu makan di luar, tapi sekarang Ryo menemaninya setiap hari, tentu saja biaya makan meningkat.

"Ide bagus!" Yuherni mengangguk setuju.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

76