chapter 4 Apakah dia dari Bumi?
by Riley
18:13,May 31,2023
Masalah datang begitu cepat?
Albert Fang sedikit mengernyit dan bertanya, "Ada apa?"
"Hehe, mari kita keluar, tidak nyaman bagi orang lain untuk mengetahuinya," kata Dennis He dengan senyum yang sedikit mengancam di wajahnya.
Albert Fang tidak mengatakan apa-apa lagi, dia hanya mengangguk.
Setelah itu, Albert Fang mengikuti Dennis He dan yang lainnya ke sudut tangga.
Berdiri di samping Dennis He adalah empat anak laki-laki, semuanya adalah pengikut Dennis He yang selalu bermain dengannya.
Lima orang mengepung Albert Fang.
Dennis He berdiri di depan Albert Fang dan bertanya dengan nada merendahkan, "Albert Fang, apakah kamu kenal Rebecca Tang?"
"Saya bertemu dengannya sekali, tapi tidak mengenalnya." Albert Fang menjawab dengan jujur.
"Tidak mengenalnya? Lalu mengapa Rebecca Tang pindah ke kelas kita dan meminta duduk di meja yang sama denganmu?" Dennis He bertanya lagi.
Nada suara Dennis He sangat tidak ramah, tetapi Albert Fang tidak peduli.
"Karena dia menanyakan sesuatu pada saya," jawab Albert Fang lagi.
"Rebecca Tang meminta sesuatu darimu? Hahaha, apakah kamu bercanda? Rebecca Tang yang memiliki identitas begitu mulia akan meminta sesuatu pada orang tak berguna seperti kamu?" Dennis He tertawa sinis.
Keempat adik laki-lakinya juga tertawa.
Albert Fang tersenyum tipis dan tidak berbicara.
Setelah tertawa sebentar, Dennis He bertanya lagi, "Albert Fang, katakan yang sebenarnya, apakah kamu pernah mengancam Rebecca Tang?"
"Tidak." Albert Fang menggelengkan kepalanya.
"Benarkah?" Tanya Dennis He sambil menatap wajah Albert Fang.
Albert Fang terlalu malas untuk menanggapi.
"Hehe, saya tahu kamu tidak akan menjawab. Namun saya tidak peduli, cepat menemukan cara untuk menjauhinya. Besok saya tidak ingin melihat Rebecca Tang duduk bersamamu saat saya masuk ke kelas. Apakah kamu mengerti?" Dennis He berkata dengan nada memerintah.
"Saya akan melakukan yang terbaik," Albert Fang menguap, "Bolehkah saya pergi? Saya lapar."
"Pergilah, tapi saya harap kamu ingat apa yang saya katakan, kalau tidak jangan salahkan saya karena mengabaikan perasaan teman sekelas kita selama dua tahun." Dennis He mencibir.
Karena keluarga Dennis He kaya dan dia juga memiliki beberapa pengikut di sekitarnya, jadi dia selalu bersikap sombong di kelas 2, dan tidak ada seorang pun di kelas yang berani memprovokasi dia.
Di mata Dennis He, Albert Fang adalah seorang yang sangat biasa, bahkan lebih seperti sampah tak berguna.
Melihat Albert Fang pergi perlahan, Liam Hu bertanya di sampingnya, "Kakak Dennis, kamu hanya membiarkannya pergi seperti ini? Saya pikir dia pasti memiliki sesuatu yang akan mengancam Rebecca Tang. Jika kamu tahu apa itu, kamu juga bisa membuat Rebecca Tang ..."
"Jangan khawatir, sekarang ada terlalu banyak orang di sekolah, dan ini sulit untuk melakukan apa pun. Tenanglah, jika sampah ini tidak patuh, kita ada banyak kesempatan untuk memberinya pengajaran," kata Dennis He dengan suara dingin.
Si Gendut Liu sedang menunggu Albert Fang di pintu ruang kelas, saat melihat Albert Fang kembali, dia berasa lega.
"Albert, jika lain kali Dennis He memintamu untuk pergi sendirian, kamu tidak boleh pergi, jangan pergi, orang ini bukan orang yang baik," kata Si Gendut Liu.
"Saya paham." Albert Fang mengangguk.
"Kamu mungkin tidak jelas, keluarga Dennis He menjalankan perusahaan konstruksi, dan ayahnya sangat berkuasa di Kota Jianghai, orang biasa seperti kita tidak mampu memprovokasi dia!" Melihat Albert Fang sepertinya tidak mementingkan kata-katanya, Si Gendut Liu berkata dengan cemas.
Albert Fang tidak berbicara.
Saat istirahat sore, Albert Fang pergi ke kantor guru dan meminta Tomy Huang, wali kelas, untuk pindah tempat duduknya.
Tomy Huang sangat marah, dia terus menegur Albert Fang, "Albert, apakah menurutmu kamu adalah ketua sekolah? Selagi kamu ingin pindah tempat duduk, kamu bisa pindah tempat duduk? Selain itu, dengan penampilanmu, kamu bisa duduk di meja yang sama dengan Rebecca Tang ... mengapa kamu datang untuk mencari masalah setelah mendapatkan keuntungan?"
Jelasnya, kata-kata Rebecca Tang lebih penting daripada Albert Fang dalam hati Tomy Huang, Albert Fang tidak mungkin berhasil untuk pindah tempat duduknya.
Jika demikian, tak apalah terus duduk di sini.
Albert Fang kembali ke ruang kelas dan duduk kembali di kursinya.
Sepanjang sore, Dennis He dan Liam Hu yang duduk di barisan depan telah menoleh beberapa kali dan mengingatkan Albert Fang dengan tatapan mengancam.
Ketika bel sekolah berbunyi, Rebecca Tang mengemasi tas sekolahnya, lalu tersenyum pada Albert Fang dan berkata, "Albert Fang, sampai jumpa besok. Saya pasti akan membantumu untuk belajar di masa depan."
Albert Fang berpura-pura tidak mendengarnya, tetapi semua orang di sekitarnya mendengarnya.
Sebelum meninggalkan ruang kelas, Dennis He berjalan ke arah Albert Fang dan mencibir, "Albert Fang, jangan lupa apa yang saya katakan pagi ini, kalau tidak ..."
Albert Fang mengabaikannya, lalu berbalik dan pergi sebelum Dennis He selesai berbicara.
Melihat sosok Albert Fang, tatapan mata Dennis He menjadi kejam.
Berani sampah mengabaikan saya Dennis He, serius?
"Kakak Dennis, apakah kita akan keluar dan memberinya pengajaran sekarang?" Liam Hu bertanya di sampingnya.
Dennis He melambaikan tangannya dan berkata dengan dingin, "Tidak perlu, karena Albert Fang tidak ingin memindahkan tempat duduknya, maka kita akan membantunya!"
...
Di sebelah kampung kota yang rumah Albert Fang berada, terdapat beberapa bukit.
Di kaki salah satu bukit, Albert Fang memiliki sebuah kebun sayur yang telah menanam berbagai sayur. Setiap dua hari, dia akan datang ke sini untuk menyirami sayur di sini, lalu memetik beberapa sayur untuk dimasak.
Hari ini sama seperti biasanya, Albert Fang datang ke kebun sayur dan membawa dua ember ke sungai kecil yang tidak jauh untuk mengisi air.
Baru saja memasukkan ember ke dalam sungai, Albert Fang memperhatikan ada lapisan cairan hitam-merah mengapung di atas aliran yang biasanya jernih. Pada saat yang sama, Albert Fang juga mencium bau darah yang melayang di udara.
Apa yang mengapung di sungai adalah darah!
Sial! Aliran yang baik tercemar oleh darah seperti ini!
Albert Fang mengerutkan kening, lalu dia bangkit dan berjalan ke hulu sungai.
Saat berjalan melalui satu lereng kecil, Albert Fang melihat bahwa sekitar 30 meter di depannya, ada seorang wanita mengenakan seragam hitam yang agak compang-camping sedang menutupi lengan kirinya sambil berjalan terhuyung-huyung di tepi sungai.
Darahnya mengalir dari lengan kirinya dan menetes ke dalam sungai.
Melihat Albert Fang, mata wanita itu berbinar dengan harapan, dan dia berteriak sekuat tenaga, "Tolong, tolong!"
"Yumi Ji, Nona Yang ingin kamu mati, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu hari ini!" Suara laki-laki yang kuat datang dari belakang wanita itu.
Dua pria berjas hitam dan berkacamata hitam mengejar wanita ini sekitar 20 meter di belakang, keduanya memegang pistol dengan peredam suara di tangan mereka.
Albert Fang tidak berniat ikut campur dalam urusan orang lain, jadi dia berbalik dan ingin pergi.
Namun kedua pria itu juga mendapati Albert Fang.
"Siapa kamu!?" Salah satu pria mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke Albert Fang.
Hari apa hari ini? Kenapa saya mengalami begitu banyak kesulitan?
Albert Fang berkata tanpa daya, "Saya hanya seorang pejalan kaki, jangan khawatir, saya tidak melihat apa-apa, saya tidak mendengar apa-apa."
Mendengar kata-kata Albert Fang, wanita yang terluka itu merasa pandangan matanya menjadi gelap dan dia sangat putus asa.
Dan kedua pria itu saling memandang dengan tatapan tajam di mata mereka.
Apa yang mereka katakan tadi tidak boleh dibocorkan.
Di tempat sepi seperti ini, tidak ada yang akan tahu mereka membunuh kedua orang ini.
"Nak, jika kamu ingin menyalahkan sesiapa, salahkan nasib burukmu." Pria yang memegang pistol menarik pelatuknya.
"Puff!"
Satu peluru ditembakkan ke arah dada Albert Fang.
Dalam sekejap mata, Albert Fang tiba-tiba menghilang.
Peluru itu benar-benar kosong.
"Hei, kenapa kamu harus bunuh saya? Saya hanya ingin mengambil air dan kembali menyirami kebun sayur saya." Albert Fang menghela nafas.
Sebelum kedua pria itu bereaksi, Albert Fang muncul kurang dari satu meter di depan mereka.
Kemudian dia mengulurkan tangan kanannya dan menampar wajah pria di depannya.
"Klik!"
Kepala pria itu langsung diputar 180 derajat dan terus menghadap ke belakang, fitur wajahnya terdistorsi dan darahnya masih keluar dari mulutnya, jelasnya dia sudah mati.
Melihat pemandangan ini, teman di samping pria ini sangat ketakutan hingga dia tidak tahan untuk berteriak dan melarikan diri.
Namun Albert Fang tidak memberinya kesempatan ini, dia terus meninju dada kirinya.
"Plakk!"
Terdengar suara patah tulang yang mengerikan lagi, dan pria yang ingin melarikan diri terus jatuh ke tanah, bola matanya menonjol dan di matanya penuh ketakutan.
Keduanya yang masih hidup lima detik lalu berubah menjadi dua mayat dalam sekejap.
Tatapan mata Albert Fang datar, sepertinya tidak apa-apa terjadi.
Dia tidak ingin buat apa pada awalnya, dan dia juga berjanji tidak akan mengatakan apa-apa, tetapi kedua orang ini masih ingin membunuhnya, jadi dia terpaksa melakukannya.
Tak apalah jika kamu tidak provokasi saya.
Namun jika kamu mau membunuh saya, saya akan membunuh kamu.
Setelah menyelesaikan keduanya, Albert Fang menoleh dan menatap wanita yang telah terluka.
Pada saat ini, wanita itu juga membuka matanya lebar-lebar dan menatap Albert Fang dengan bingung.
Kedua pembunuh itu dibunuh begitu saja?
Siapa, siapa pria ini? Apakah dia manusia?
Wanita itu kehilangan banyak darah dan sudah sangat lemah, sekarang dia terkejut lagi dan suplai darah ke otaknya tidak cukup untuk sementara waktu, jadi dia terus pingsan.
Albert Fang sedikit mengernyit dan bertanya, "Ada apa?"
"Hehe, mari kita keluar, tidak nyaman bagi orang lain untuk mengetahuinya," kata Dennis He dengan senyum yang sedikit mengancam di wajahnya.
Albert Fang tidak mengatakan apa-apa lagi, dia hanya mengangguk.
Setelah itu, Albert Fang mengikuti Dennis He dan yang lainnya ke sudut tangga.
Berdiri di samping Dennis He adalah empat anak laki-laki, semuanya adalah pengikut Dennis He yang selalu bermain dengannya.
Lima orang mengepung Albert Fang.
Dennis He berdiri di depan Albert Fang dan bertanya dengan nada merendahkan, "Albert Fang, apakah kamu kenal Rebecca Tang?"
"Saya bertemu dengannya sekali, tapi tidak mengenalnya." Albert Fang menjawab dengan jujur.
"Tidak mengenalnya? Lalu mengapa Rebecca Tang pindah ke kelas kita dan meminta duduk di meja yang sama denganmu?" Dennis He bertanya lagi.
Nada suara Dennis He sangat tidak ramah, tetapi Albert Fang tidak peduli.
"Karena dia menanyakan sesuatu pada saya," jawab Albert Fang lagi.
"Rebecca Tang meminta sesuatu darimu? Hahaha, apakah kamu bercanda? Rebecca Tang yang memiliki identitas begitu mulia akan meminta sesuatu pada orang tak berguna seperti kamu?" Dennis He tertawa sinis.
Keempat adik laki-lakinya juga tertawa.
Albert Fang tersenyum tipis dan tidak berbicara.
Setelah tertawa sebentar, Dennis He bertanya lagi, "Albert Fang, katakan yang sebenarnya, apakah kamu pernah mengancam Rebecca Tang?"
"Tidak." Albert Fang menggelengkan kepalanya.
"Benarkah?" Tanya Dennis He sambil menatap wajah Albert Fang.
Albert Fang terlalu malas untuk menanggapi.
"Hehe, saya tahu kamu tidak akan menjawab. Namun saya tidak peduli, cepat menemukan cara untuk menjauhinya. Besok saya tidak ingin melihat Rebecca Tang duduk bersamamu saat saya masuk ke kelas. Apakah kamu mengerti?" Dennis He berkata dengan nada memerintah.
"Saya akan melakukan yang terbaik," Albert Fang menguap, "Bolehkah saya pergi? Saya lapar."
"Pergilah, tapi saya harap kamu ingat apa yang saya katakan, kalau tidak jangan salahkan saya karena mengabaikan perasaan teman sekelas kita selama dua tahun." Dennis He mencibir.
Karena keluarga Dennis He kaya dan dia juga memiliki beberapa pengikut di sekitarnya, jadi dia selalu bersikap sombong di kelas 2, dan tidak ada seorang pun di kelas yang berani memprovokasi dia.
Di mata Dennis He, Albert Fang adalah seorang yang sangat biasa, bahkan lebih seperti sampah tak berguna.
Melihat Albert Fang pergi perlahan, Liam Hu bertanya di sampingnya, "Kakak Dennis, kamu hanya membiarkannya pergi seperti ini? Saya pikir dia pasti memiliki sesuatu yang akan mengancam Rebecca Tang. Jika kamu tahu apa itu, kamu juga bisa membuat Rebecca Tang ..."
"Jangan khawatir, sekarang ada terlalu banyak orang di sekolah, dan ini sulit untuk melakukan apa pun. Tenanglah, jika sampah ini tidak patuh, kita ada banyak kesempatan untuk memberinya pengajaran," kata Dennis He dengan suara dingin.
Si Gendut Liu sedang menunggu Albert Fang di pintu ruang kelas, saat melihat Albert Fang kembali, dia berasa lega.
"Albert, jika lain kali Dennis He memintamu untuk pergi sendirian, kamu tidak boleh pergi, jangan pergi, orang ini bukan orang yang baik," kata Si Gendut Liu.
"Saya paham." Albert Fang mengangguk.
"Kamu mungkin tidak jelas, keluarga Dennis He menjalankan perusahaan konstruksi, dan ayahnya sangat berkuasa di Kota Jianghai, orang biasa seperti kita tidak mampu memprovokasi dia!" Melihat Albert Fang sepertinya tidak mementingkan kata-katanya, Si Gendut Liu berkata dengan cemas.
Albert Fang tidak berbicara.
Saat istirahat sore, Albert Fang pergi ke kantor guru dan meminta Tomy Huang, wali kelas, untuk pindah tempat duduknya.
Tomy Huang sangat marah, dia terus menegur Albert Fang, "Albert, apakah menurutmu kamu adalah ketua sekolah? Selagi kamu ingin pindah tempat duduk, kamu bisa pindah tempat duduk? Selain itu, dengan penampilanmu, kamu bisa duduk di meja yang sama dengan Rebecca Tang ... mengapa kamu datang untuk mencari masalah setelah mendapatkan keuntungan?"
Jelasnya, kata-kata Rebecca Tang lebih penting daripada Albert Fang dalam hati Tomy Huang, Albert Fang tidak mungkin berhasil untuk pindah tempat duduknya.
Jika demikian, tak apalah terus duduk di sini.
Albert Fang kembali ke ruang kelas dan duduk kembali di kursinya.
Sepanjang sore, Dennis He dan Liam Hu yang duduk di barisan depan telah menoleh beberapa kali dan mengingatkan Albert Fang dengan tatapan mengancam.
Ketika bel sekolah berbunyi, Rebecca Tang mengemasi tas sekolahnya, lalu tersenyum pada Albert Fang dan berkata, "Albert Fang, sampai jumpa besok. Saya pasti akan membantumu untuk belajar di masa depan."
Albert Fang berpura-pura tidak mendengarnya, tetapi semua orang di sekitarnya mendengarnya.
Sebelum meninggalkan ruang kelas, Dennis He berjalan ke arah Albert Fang dan mencibir, "Albert Fang, jangan lupa apa yang saya katakan pagi ini, kalau tidak ..."
Albert Fang mengabaikannya, lalu berbalik dan pergi sebelum Dennis He selesai berbicara.
Melihat sosok Albert Fang, tatapan mata Dennis He menjadi kejam.
Berani sampah mengabaikan saya Dennis He, serius?
"Kakak Dennis, apakah kita akan keluar dan memberinya pengajaran sekarang?" Liam Hu bertanya di sampingnya.
Dennis He melambaikan tangannya dan berkata dengan dingin, "Tidak perlu, karena Albert Fang tidak ingin memindahkan tempat duduknya, maka kita akan membantunya!"
...
Di sebelah kampung kota yang rumah Albert Fang berada, terdapat beberapa bukit.
Di kaki salah satu bukit, Albert Fang memiliki sebuah kebun sayur yang telah menanam berbagai sayur. Setiap dua hari, dia akan datang ke sini untuk menyirami sayur di sini, lalu memetik beberapa sayur untuk dimasak.
Hari ini sama seperti biasanya, Albert Fang datang ke kebun sayur dan membawa dua ember ke sungai kecil yang tidak jauh untuk mengisi air.
Baru saja memasukkan ember ke dalam sungai, Albert Fang memperhatikan ada lapisan cairan hitam-merah mengapung di atas aliran yang biasanya jernih. Pada saat yang sama, Albert Fang juga mencium bau darah yang melayang di udara.
Apa yang mengapung di sungai adalah darah!
Sial! Aliran yang baik tercemar oleh darah seperti ini!
Albert Fang mengerutkan kening, lalu dia bangkit dan berjalan ke hulu sungai.
Saat berjalan melalui satu lereng kecil, Albert Fang melihat bahwa sekitar 30 meter di depannya, ada seorang wanita mengenakan seragam hitam yang agak compang-camping sedang menutupi lengan kirinya sambil berjalan terhuyung-huyung di tepi sungai.
Darahnya mengalir dari lengan kirinya dan menetes ke dalam sungai.
Melihat Albert Fang, mata wanita itu berbinar dengan harapan, dan dia berteriak sekuat tenaga, "Tolong, tolong!"
"Yumi Ji, Nona Yang ingin kamu mati, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu hari ini!" Suara laki-laki yang kuat datang dari belakang wanita itu.
Dua pria berjas hitam dan berkacamata hitam mengejar wanita ini sekitar 20 meter di belakang, keduanya memegang pistol dengan peredam suara di tangan mereka.
Albert Fang tidak berniat ikut campur dalam urusan orang lain, jadi dia berbalik dan ingin pergi.
Namun kedua pria itu juga mendapati Albert Fang.
"Siapa kamu!?" Salah satu pria mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke Albert Fang.
Hari apa hari ini? Kenapa saya mengalami begitu banyak kesulitan?
Albert Fang berkata tanpa daya, "Saya hanya seorang pejalan kaki, jangan khawatir, saya tidak melihat apa-apa, saya tidak mendengar apa-apa."
Mendengar kata-kata Albert Fang, wanita yang terluka itu merasa pandangan matanya menjadi gelap dan dia sangat putus asa.
Dan kedua pria itu saling memandang dengan tatapan tajam di mata mereka.
Apa yang mereka katakan tadi tidak boleh dibocorkan.
Di tempat sepi seperti ini, tidak ada yang akan tahu mereka membunuh kedua orang ini.
"Nak, jika kamu ingin menyalahkan sesiapa, salahkan nasib burukmu." Pria yang memegang pistol menarik pelatuknya.
"Puff!"
Satu peluru ditembakkan ke arah dada Albert Fang.
Dalam sekejap mata, Albert Fang tiba-tiba menghilang.
Peluru itu benar-benar kosong.
"Hei, kenapa kamu harus bunuh saya? Saya hanya ingin mengambil air dan kembali menyirami kebun sayur saya." Albert Fang menghela nafas.
Sebelum kedua pria itu bereaksi, Albert Fang muncul kurang dari satu meter di depan mereka.
Kemudian dia mengulurkan tangan kanannya dan menampar wajah pria di depannya.
"Klik!"
Kepala pria itu langsung diputar 180 derajat dan terus menghadap ke belakang, fitur wajahnya terdistorsi dan darahnya masih keluar dari mulutnya, jelasnya dia sudah mati.
Melihat pemandangan ini, teman di samping pria ini sangat ketakutan hingga dia tidak tahan untuk berteriak dan melarikan diri.
Namun Albert Fang tidak memberinya kesempatan ini, dia terus meninju dada kirinya.
"Plakk!"
Terdengar suara patah tulang yang mengerikan lagi, dan pria yang ingin melarikan diri terus jatuh ke tanah, bola matanya menonjol dan di matanya penuh ketakutan.
Keduanya yang masih hidup lima detik lalu berubah menjadi dua mayat dalam sekejap.
Tatapan mata Albert Fang datar, sepertinya tidak apa-apa terjadi.
Dia tidak ingin buat apa pada awalnya, dan dia juga berjanji tidak akan mengatakan apa-apa, tetapi kedua orang ini masih ingin membunuhnya, jadi dia terpaksa melakukannya.
Tak apalah jika kamu tidak provokasi saya.
Namun jika kamu mau membunuh saya, saya akan membunuh kamu.
Setelah menyelesaikan keduanya, Albert Fang menoleh dan menatap wanita yang telah terluka.
Pada saat ini, wanita itu juga membuka matanya lebar-lebar dan menatap Albert Fang dengan bingung.
Kedua pembunuh itu dibunuh begitu saja?
Siapa, siapa pria ini? Apakah dia manusia?
Wanita itu kehilangan banyak darah dan sudah sangat lemah, sekarang dia terkejut lagi dan suplai darah ke otaknya tidak cukup untuk sementara waktu, jadi dia terus pingsan.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved