Bab 2
by Ritasilvia
15:13,Aug 09,2023
Walaupun banyak wanita yang tergila-gila bahkan rela dengan senang hati menyerahkan tubuhnya namun dia tidak pernah tergoda. karena menurut nya tubuhnya terlalu berharga untuk wanita semacam itu.
Tapi wanita yang sedang tidur terlentang ditempat tidurnya itu benar-benar membuat Al bergairah, dia seakan lupa prinsip nya. perlahan dia mendekat menatap wajah yang sangat cantik dan Natural, kulitnya sangat putih mulus. Hembusan nafas Safira tepat mengenai kulit wajah nya.
“Sangat cantik dan seksi,” gumam Al menarik salivanya.
Tanpa sadar dia mendekati bibir Safira dan mulai mengecupnya dengan perlahan, sangat manis dan begitu memabukkan. Dia memperlakukan Safira dengan begitu lembut, pengalaman pertama bagi Al menyentuh tubuh wanita setelah Marina.
Selama ini Aldebaran selalu menolak wanita yang dianggap nya murahan yang rela menyerahkan diri padanya, tapi ini sangat beda. Al sangat tergoda tangannya terus menelusuri setiap lekuk tubuh Safira yang padat berisi. Seolah-olah tidak ingin terlewatkan sedikit pun dari setiap lekuk yang membuat gairah nya semakin menggebu-gebu.
Safira mengeliat pelan, ketika merasakan rabaan lembut dan ciuman hangat bibir dan lehernya.
“Ini pasti Cuma mimpi ku, tapi rasanya begitu indah dan nikmat. Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini,?” Safira yang masih merasakan pusing dikepalanya, tidak ingin membuka matanya. Dia seakan-akan tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya.
Puas mencumbui yang tidak ada sedikit pun lekukan tubuh gadis itu yang luput dari rabaan dan ciuman panas Aldebaran. Hingga dia juga melepaskan semua yang masih melekat ditubuhnya dan mulai menuntaskan sesuatu yang terus mendesak dari dalam tubuhnya untuk segera disalurkan.
Safira sempat terpekik, air mata membasahi pipinya ketika merasakan sesuatu memaksa masuk dibagian tubuhnya, Safira tersadar jika dia tidak sedang bermimpi melainkan kenyataan. ingin dia berteriak dan mencakar-cakar pria itu, namun dia selalu kalah, tenaganya begitu lemah untuk melawan sosok tegap dan kekar dihadapannya.
“Jangan.... jangan tolong lepaskan aku hu...hu....,” Ucap Safira namun laki-laki yang sudah terbakar gairah itu tidak memperdulikan nya sama sekali.
“Ayo sayang...puasksn aku malam ini, aku akan membayarnya mahal tubuh indah mu.” Bisik Al.
“Tidak....tolong lepaskan aku....aju bukan wanita bayaran. Aku gadis baik-baik Tuan...aku mohon tolong lepaskan aku hu....hu.....,” tangis Safira pecah seiring dengan hujan yang turun begitu lebat membasahi bumi.
Safira merasa penglihatan nya mulai buram dan mengecil hingga dia tidak ingat apa-apa lagi. Cukup lama dia tertidur pingsan.
Safira tersadar, perlahan membuka matanya yang masih terasa begitu berat, Dia menoleh kesamping tepat disisi sebelah kanan nya seorang pria tampan masih tertidur pulas.
Tangis Syakira seketika pecah lagi, sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan Safira berusaha menahan isakan tangisnya. Dia takut pria tidak dikenal itu akan terbangun dan mengulangi lagi perbuatan barusan.
“Aku kotor....kotor...mama, papa aku sudah tidak berharga lagi.” rintih Safira, teringat kedua orang tuanya. yang selalu berpesan agar anaknya bisa menjaga sesuatu yang paling berharga di hidupnya.
“Untuk apa juga aku menyesali semua ini, mungkin mereka seperti itu, agar si tua bangka yang dijodohkan dengan ku itu mendapatkan gadis perawan seperti ku. Setelah kejadian ini tidak ada seorang laki-laki pun yang akan tertarik dengan gadis yang ternoda seperti ku ini.” gumam Safira.
Tiba-tiba emosi dan rasa balas dendam Safira terhadap perjodohan dan paksaan kedua orang tuanya menguasai pikiran gadis cantik ini.
“Vita dimana, dan dikamar ini tidak ada barang-barang kami. Apa aku telah memasuki kamar?” berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya.
Sebelum meninggalkan kamar, Safira kembali melirik wajah tampan yang masih tertidur pulas.
“Sangat tampan, tapi sayang hanya seorang laki-laki pemerkosa. Dia dengan kejamnya merenggut sesuatu yang sangat berharga di tubuh ku.” Safira kembali mengusap air matanya.
“Aku tidak akan bisa menuntut nya, karena ini kesalahan ku yang telah memasuki kamar laki-laki ini.” Safira mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kamar yang sangat mewah, dan juga terdapat beberapa berkas disebuah ruangan, seperti ruangan kerja khusus. sehingga membuat nya semakin yakin jika dia benar-benar salah masuk kamar.
Safira berjalan sambil menyeret langkah kaki nya, menahan rasa perih dibagian pribadinya, meninggalkan kamar mewah tersebut.
“Aku harus kabur, aku tidak peduli lagi dengan Vita. Dia telah mengajakku mengikuti gaya kehidupannya yang salah.” Gumam Safira langsung kabur.
Shafira menarik nafas lega, begitu sampai dibandara internasional dan mengambil penerbangan pertama untuk kembali pulang ketanah air, Liburan tiga hari mereka langsung hancur dalam percintaan satu malam.
Sementara malam menjelang pagi, Vita kembali ke kamar nya ditemani Dika. Namun mereka langsung panik begitu tahu Safira tidak berada di kamar.
“Mana Safira?” Vita mencari-cari tiap sudut ruang kamar.
“Mungkin dia tersesat, kita harus menemukan nya.” Ucap Dika.
Dua jam lebih mereka habiskan untuk mencari Safira, hingga mereka menyerah.
“Ya Tuhan, kenapa kita tidak cek melalui cctv?” Ucap Dika yang baru berfikir Secara jernih kembali.
Mereka berdua langsung menuju sebuah ruangan.
“Astaga, ternyata Safira sudah meninggal kan tempat ini,” Ucap mereka hampir berbarengan.
“Dia mengunakan jasa layanan kendaraan hotel, kita harus menanyakan kemana mereka mengantarkan Safira Pagi-pagi sekali.” Ucap Dika menghubungi sopir hotel yang telah mengantarkan Safira.
“Bagaimana Dika?”
“Safira menuju Indonesia, dia telah kembali pulang.” Balas Dika.
“Apa sebenarnya yang terjadi pada Safira, kenapa dia berubah seperti ini.” Vita penasaran sekaligus panik.
Sementara Dika hanya angkat bahu, menanggapi perkataan nya.
“Dik, aku harus segera menyusul Safira, aku takut terjadi sesuatu. Ponselnya juga tidak aktif.” Ucap Vita.
“Okey Baiklah, aku akan mengantarkan kamu kebandara.” Ucap Dika.
Tapi wanita yang sedang tidur terlentang ditempat tidurnya itu benar-benar membuat Al bergairah, dia seakan lupa prinsip nya. perlahan dia mendekat menatap wajah yang sangat cantik dan Natural, kulitnya sangat putih mulus. Hembusan nafas Safira tepat mengenai kulit wajah nya.
“Sangat cantik dan seksi,” gumam Al menarik salivanya.
Tanpa sadar dia mendekati bibir Safira dan mulai mengecupnya dengan perlahan, sangat manis dan begitu memabukkan. Dia memperlakukan Safira dengan begitu lembut, pengalaman pertama bagi Al menyentuh tubuh wanita setelah Marina.
Selama ini Aldebaran selalu menolak wanita yang dianggap nya murahan yang rela menyerahkan diri padanya, tapi ini sangat beda. Al sangat tergoda tangannya terus menelusuri setiap lekuk tubuh Safira yang padat berisi. Seolah-olah tidak ingin terlewatkan sedikit pun dari setiap lekuk yang membuat gairah nya semakin menggebu-gebu.
Safira mengeliat pelan, ketika merasakan rabaan lembut dan ciuman hangat bibir dan lehernya.
“Ini pasti Cuma mimpi ku, tapi rasanya begitu indah dan nikmat. Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini,?” Safira yang masih merasakan pusing dikepalanya, tidak ingin membuka matanya. Dia seakan-akan tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya.
Puas mencumbui yang tidak ada sedikit pun lekukan tubuh gadis itu yang luput dari rabaan dan ciuman panas Aldebaran. Hingga dia juga melepaskan semua yang masih melekat ditubuhnya dan mulai menuntaskan sesuatu yang terus mendesak dari dalam tubuhnya untuk segera disalurkan.
Safira sempat terpekik, air mata membasahi pipinya ketika merasakan sesuatu memaksa masuk dibagian tubuhnya, Safira tersadar jika dia tidak sedang bermimpi melainkan kenyataan. ingin dia berteriak dan mencakar-cakar pria itu, namun dia selalu kalah, tenaganya begitu lemah untuk melawan sosok tegap dan kekar dihadapannya.
“Jangan.... jangan tolong lepaskan aku hu...hu....,” Ucap Safira namun laki-laki yang sudah terbakar gairah itu tidak memperdulikan nya sama sekali.
“Ayo sayang...puasksn aku malam ini, aku akan membayarnya mahal tubuh indah mu.” Bisik Al.
“Tidak....tolong lepaskan aku....aju bukan wanita bayaran. Aku gadis baik-baik Tuan...aku mohon tolong lepaskan aku hu....hu.....,” tangis Safira pecah seiring dengan hujan yang turun begitu lebat membasahi bumi.
Safira merasa penglihatan nya mulai buram dan mengecil hingga dia tidak ingat apa-apa lagi. Cukup lama dia tertidur pingsan.
Safira tersadar, perlahan membuka matanya yang masih terasa begitu berat, Dia menoleh kesamping tepat disisi sebelah kanan nya seorang pria tampan masih tertidur pulas.
Tangis Syakira seketika pecah lagi, sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan Safira berusaha menahan isakan tangisnya. Dia takut pria tidak dikenal itu akan terbangun dan mengulangi lagi perbuatan barusan.
“Aku kotor....kotor...mama, papa aku sudah tidak berharga lagi.” rintih Safira, teringat kedua orang tuanya. yang selalu berpesan agar anaknya bisa menjaga sesuatu yang paling berharga di hidupnya.
“Untuk apa juga aku menyesali semua ini, mungkin mereka seperti itu, agar si tua bangka yang dijodohkan dengan ku itu mendapatkan gadis perawan seperti ku. Setelah kejadian ini tidak ada seorang laki-laki pun yang akan tertarik dengan gadis yang ternoda seperti ku ini.” gumam Safira.
Tiba-tiba emosi dan rasa balas dendam Safira terhadap perjodohan dan paksaan kedua orang tuanya menguasai pikiran gadis cantik ini.
“Vita dimana, dan dikamar ini tidak ada barang-barang kami. Apa aku telah memasuki kamar?” berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya.
Sebelum meninggalkan kamar, Safira kembali melirik wajah tampan yang masih tertidur pulas.
“Sangat tampan, tapi sayang hanya seorang laki-laki pemerkosa. Dia dengan kejamnya merenggut sesuatu yang sangat berharga di tubuh ku.” Safira kembali mengusap air matanya.
“Aku tidak akan bisa menuntut nya, karena ini kesalahan ku yang telah memasuki kamar laki-laki ini.” Safira mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kamar yang sangat mewah, dan juga terdapat beberapa berkas disebuah ruangan, seperti ruangan kerja khusus. sehingga membuat nya semakin yakin jika dia benar-benar salah masuk kamar.
Safira berjalan sambil menyeret langkah kaki nya, menahan rasa perih dibagian pribadinya, meninggalkan kamar mewah tersebut.
“Aku harus kabur, aku tidak peduli lagi dengan Vita. Dia telah mengajakku mengikuti gaya kehidupannya yang salah.” Gumam Safira langsung kabur.
Shafira menarik nafas lega, begitu sampai dibandara internasional dan mengambil penerbangan pertama untuk kembali pulang ketanah air, Liburan tiga hari mereka langsung hancur dalam percintaan satu malam.
Sementara malam menjelang pagi, Vita kembali ke kamar nya ditemani Dika. Namun mereka langsung panik begitu tahu Safira tidak berada di kamar.
“Mana Safira?” Vita mencari-cari tiap sudut ruang kamar.
“Mungkin dia tersesat, kita harus menemukan nya.” Ucap Dika.
Dua jam lebih mereka habiskan untuk mencari Safira, hingga mereka menyerah.
“Ya Tuhan, kenapa kita tidak cek melalui cctv?” Ucap Dika yang baru berfikir Secara jernih kembali.
Mereka berdua langsung menuju sebuah ruangan.
“Astaga, ternyata Safira sudah meninggal kan tempat ini,” Ucap mereka hampir berbarengan.
“Dia mengunakan jasa layanan kendaraan hotel, kita harus menanyakan kemana mereka mengantarkan Safira Pagi-pagi sekali.” Ucap Dika menghubungi sopir hotel yang telah mengantarkan Safira.
“Bagaimana Dika?”
“Safira menuju Indonesia, dia telah kembali pulang.” Balas Dika.
“Apa sebenarnya yang terjadi pada Safira, kenapa dia berubah seperti ini.” Vita penasaran sekaligus panik.
Sementara Dika hanya angkat bahu, menanggapi perkataan nya.
“Dik, aku harus segera menyusul Safira, aku takut terjadi sesuatu. Ponselnya juga tidak aktif.” Ucap Vita.
“Okey Baiklah, aku akan mengantarkan kamu kebandara.” Ucap Dika.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved