chapter 5 Jebakan Pernikahan
by Yanson
12:56,Nov 23,2023
Shawn mendekati Reni dan memberikan selembar tisu kepadanya.
"Kenapa? Kamu tidak puas dengan keahlianku?" tanya Shawn dengan nada bercanda.
"Aku cuma terlalu bersemangat. Aku belum pernah berkaca sejak 10 tahun lalu. Aku pikir aku hanya akan menadi monster yang jelek seumur hidupku. Tidak kusangka ternyata wajahku bisa kembali seperti dulu," ungkap Reni dengan penuh haru.
"Ini hadiah pertama dariku," kata Shawn sambil tersenyum.
Reni tidak lagi menaruh curiga atau rasa takut pada Shawn. Dia bertanya, "Apa kamu dokter bedah plastik?"
"Yah, bisa dibilang begitu."
Shawn membantunya berdiri dan mendudukkannya di sofa.
Dia menuangkan teh untuk Reni dan dengan lembut berkata, "Dulu, aku mengenal gadis kecil yang cengeng sepertimu. Aku sengaja meletakkan permen di saku celanaku untuk membuatnya senang. Aku akan langsung memberikan permen saat dia mulai menangis. Sejak saat itu, gadis kecil itu selalu mengikutiku. Aku berteman dengannya sejak TK sampai SMA. Dia juga bilang kalau dia akan menikah denganku setelah dewasa nanti. Aku penasraan, apa janjinya itu masih berlaku?"
Shawan meletakkan permen di depan Reni.
Itu adalah permen buah rasa jeruk kesukaan Reni sejak 10 tahun lalu.
Reni tertegun, kemudian menatap Shawn dan berseru, "Kamu Shawn? Shawn Ye?"
Shawn mengelus kepala Reni dan tersenyum. "Syukurlah, ternyata kamu masih mengingatku."
Reni melangkah mundur dengan refleks, dia merasa asing karena mereka sudah tidak bertemu selama 10 tahun.
Penampilan Shawn berubah drastis, wajah imutnya sekarang terlihat sangat dewasa.
Otot tubuhnya juga terlihat berkali lipat lebih kekar dari sebelumnya.
Jika diminta untuk menilai, Reni akan memberikan nilai sembilan per sepuluh. Shawan benar-benar gagah dan tampan.
"Terima kasih banyak atas hadiahnya, tapi hari ini aku akan bertunangan," ungkap Reni.
"Aku tahu itu."
"Awalnya aku ingin memberi selamat padamu, tapi sekarang aku harus menghentikan pertunanganmu."
"Hah, kenapa?"
Diam-diam Reni merasa bahagia.
"Coba lihat ini."
Shawn memperlihatkan ponselnya yang sudah merekam kejadian semalam.
Reni tertegun, dia langsung teringat kejadian mengerikan yang dialaminya semalam.
Dia menyaksikan video itu dari awal sampai akhir.
"Jadi, mereka dibayar oleh Kevin?" tanya Reni dengan tidak percaya.
"Kamu benar!" Shawn mengangguk.
Reni langsung merasa pusing.
Tunangannya itu menyuruh preman untuk memerkosanya?
Ini tidak masuk akal!
Reni duduk meringkuk di sofa.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Reni pada Shawn.
"Biar aku yang urus!" jawab Shawn.
"Tapi aku tidak berani melakukannya!"
"Nenekku yang sudah mengatur perjodohan ini, beliau pasti akan marah kalau aku sampai membuat masalah dengan Keluarga Wu! Bisa-bisa namaku dicoret dari kartu keluarga!"
"Sudah 10 tahun berlalu dan kamu masih menjadi gadis pengecut?" protes Shawn sambil mencubit pipi Reni.
Dia memegang tangan Reni dan berkata, "Selama aku ada di sampingmu, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku akan memberi perhitungan bagi siapa pun yang berani menyakitimu."
Reni terharu, dia merasa kembali ke masa kecilnya.
Shawn selalu membantunya setiap kali dia diganggu oleh anak lain.
Reni memeluk Shawn dan menangis dengan keras. "Ke mana kamu? Kenapa kamu meninggalkanku?"
Shawn membelai rambut panjang Reni dan membiarkan gadis itu meluapkan emosinya.
Selama 10 tahun, Reni harus menanggung kesedihan dan hinaan akibat wajahnya yang rusak. Shawn berutang banyak pada gadis itu.
Tidak lama kemudian, ponsel Reni berdering. Gadis itu menarik napas sebelum menerima telepon itu.
"Hei, ke mana saja kamu? Kamu lupa kalau hari ini kamu akan bertunangan? Nenekmu memarahi Ibu terus-menerus!"
Di seberang telepon sana, ibu Reni langsung memarahi putrinya itu tanpa basa-basi.
Reni menjawabnya dengan asal-asalan. Dia lantas menutup teleponnya dan berkata pada Shawn. "Aku harus segera pulang, ibuku marah."
"Aku ikut," pinta Shawn.
"Apa?"
"Keluarga Wu bukan keluarga sembarangan. Kalau kamu membuat masalah dengan mereka, kamu pasti tidak akan selamat."
"Tenang saja, aku tahu cara menghadapinya."
Shawn mengatakannya dengan santai, seolah menganggap masalah itu sebagai sesuatu yang tidak penting.
"Kalau begitu kamu harus berjanji padaku, jangan berani ambil resiko. Kita sudah mempunyai video itu sebagai bukti. Nenek pasti akan mempertimbangkan perjodohan ini dengan bijak."
"Oke, aku janji."
Shawn menyetujuinya, dia menemani Reni ke hotel.
Hari ini, Keluarga Lin dan Keluarga Wu mengadakan pesta pertunangan di Hotel Wanlin, hotel termewah di Kota Laut Timur .
Ada begitu banyak mobil mewah yang parkir di depan pintu hotel, orang-orang yang datang adalah para tokoh terkemuka di kota itu.
Tentu saja media lokal juga tidak ketinggalan untuk meliput berita.
Kedua keluarga itu ada yang berkecimpung di bidang real estate dan industri bahan bangunan.Salah satu dari dua keluarga tersebut bergerak di industri real estate dan satunya lagi bergerak di bidang industri bahan bangunan.
Bisa dibilang, pernikahan diantara dua keluarga itu sangat cocok.
Tapi yang menjadi fokus media bukanlah hal itu, melainkan Kevin yang terkenal suka main wanita.
Dia lulusan Akademi Film dan Televisi Dento dan mendirikan perusahaan sinema di Kota Laut Timur.
Dia pernah menjadi pemeran utama dan juga memproduksi FTV.
Dia dianggap sebagai aktor yang tidak populer meski punya jutaan penggemar.
Hari ini dia akan bertunangan, media menganggapnya sebagai berita lokal.
Para tamu mulai berdatangan, mereka minum-minum dan mengobrol.
Sementara para anak muda sedang asyik bergosip. "Apa kamu tahu? Nona Reni memang sudah cacat sejak kecil, wajahnya menakutkan sekali. Aku heran kenapa Tuan Kevin tertarik padanya."
"Mungkin itu yang namanya cinta sejati!"
"Memangnya kamu tidak mengenal Tuan Kevin? Dia itu playboy! Kalau dia setia, aku berani kabur dari rumah!"
"Benar, aku yakin Tuan Kevin sudah merencanakan sesuatu. Mana mungkin dia mau menikahi gadis monster seperti itu!"
"Kita tunggu saja seperti apa reaksinya nanti!"
"Tidak masalah, masalah ini serahkan saja padaku!"
Sementara itu di kamar mandi terdengar suara desahan.
Desahan itu tidak terdengar lagi setelah tubuh si laki-laki berkedut.
Dia bersandar di atas tubuh si wanita dengan kelelahan, kemudian berkata, "Hei, jalang! Goyanganmu semakin mantap saja!"
Ekspresi Jenny Lin terlihat risih, dia berpikir, dia yang hebat atau Kevin yang terlalu payah? Baru beberapa detik saja sudah crot?
Dia mendorong Kevin, merapikan pakaiannya dan menatap laki-laki itu. "Bagaimana dengan janjimu waktu itu?"
"Beres, semalam aku sudah membayar preman untuk memerkosa wanita jelek itu. Setelah aku mendapat saham dari perusahaan Keluarga Lin, Lin Dynasty Group akan menjadi milik kita!" ujar Kevin sambil memasang celananya.
"Baguslah kalau begitu, dengan begitu kamu tidak harus menghabiskan waktumu dengan seorang monster!"
Jenny mengaitkan tasnya di pundak dan memperbaiki riasannya di depan wastafel.
Kevin memeluknya dari belakang dan dengan menggoda berkata, "Aku masih belum puas, bagaimana kalau kita melakukannya lagi?"
"Hei, para tamu sudah berdatangan, aku harus menyambut mereka!"
Jenny mendorong Kevin dan pergi begitu saja.
"Dasar jalang! Awas saja kalau aku sudah mendapat sahamnya, akan kubuat kamu berlutut di depanku!"
Dia mencuci tangannya dan keluar dari kamar mandi, dia tidak menyadari bahwa CCTV terus mengintainya.
"Kenapa? Kamu tidak puas dengan keahlianku?" tanya Shawn dengan nada bercanda.
"Aku cuma terlalu bersemangat. Aku belum pernah berkaca sejak 10 tahun lalu. Aku pikir aku hanya akan menadi monster yang jelek seumur hidupku. Tidak kusangka ternyata wajahku bisa kembali seperti dulu," ungkap Reni dengan penuh haru.
"Ini hadiah pertama dariku," kata Shawn sambil tersenyum.
Reni tidak lagi menaruh curiga atau rasa takut pada Shawn. Dia bertanya, "Apa kamu dokter bedah plastik?"
"Yah, bisa dibilang begitu."
Shawn membantunya berdiri dan mendudukkannya di sofa.
Dia menuangkan teh untuk Reni dan dengan lembut berkata, "Dulu, aku mengenal gadis kecil yang cengeng sepertimu. Aku sengaja meletakkan permen di saku celanaku untuk membuatnya senang. Aku akan langsung memberikan permen saat dia mulai menangis. Sejak saat itu, gadis kecil itu selalu mengikutiku. Aku berteman dengannya sejak TK sampai SMA. Dia juga bilang kalau dia akan menikah denganku setelah dewasa nanti. Aku penasraan, apa janjinya itu masih berlaku?"
Shawan meletakkan permen di depan Reni.
Itu adalah permen buah rasa jeruk kesukaan Reni sejak 10 tahun lalu.
Reni tertegun, kemudian menatap Shawn dan berseru, "Kamu Shawn? Shawn Ye?"
Shawn mengelus kepala Reni dan tersenyum. "Syukurlah, ternyata kamu masih mengingatku."
Reni melangkah mundur dengan refleks, dia merasa asing karena mereka sudah tidak bertemu selama 10 tahun.
Penampilan Shawn berubah drastis, wajah imutnya sekarang terlihat sangat dewasa.
Otot tubuhnya juga terlihat berkali lipat lebih kekar dari sebelumnya.
Jika diminta untuk menilai, Reni akan memberikan nilai sembilan per sepuluh. Shawan benar-benar gagah dan tampan.
"Terima kasih banyak atas hadiahnya, tapi hari ini aku akan bertunangan," ungkap Reni.
"Aku tahu itu."
"Awalnya aku ingin memberi selamat padamu, tapi sekarang aku harus menghentikan pertunanganmu."
"Hah, kenapa?"
Diam-diam Reni merasa bahagia.
"Coba lihat ini."
Shawn memperlihatkan ponselnya yang sudah merekam kejadian semalam.
Reni tertegun, dia langsung teringat kejadian mengerikan yang dialaminya semalam.
Dia menyaksikan video itu dari awal sampai akhir.
"Jadi, mereka dibayar oleh Kevin?" tanya Reni dengan tidak percaya.
"Kamu benar!" Shawn mengangguk.
Reni langsung merasa pusing.
Tunangannya itu menyuruh preman untuk memerkosanya?
Ini tidak masuk akal!
Reni duduk meringkuk di sofa.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Reni pada Shawn.
"Biar aku yang urus!" jawab Shawn.
"Tapi aku tidak berani melakukannya!"
"Nenekku yang sudah mengatur perjodohan ini, beliau pasti akan marah kalau aku sampai membuat masalah dengan Keluarga Wu! Bisa-bisa namaku dicoret dari kartu keluarga!"
"Sudah 10 tahun berlalu dan kamu masih menjadi gadis pengecut?" protes Shawn sambil mencubit pipi Reni.
Dia memegang tangan Reni dan berkata, "Selama aku ada di sampingmu, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku akan memberi perhitungan bagi siapa pun yang berani menyakitimu."
Reni terharu, dia merasa kembali ke masa kecilnya.
Shawn selalu membantunya setiap kali dia diganggu oleh anak lain.
Reni memeluk Shawn dan menangis dengan keras. "Ke mana kamu? Kenapa kamu meninggalkanku?"
Shawn membelai rambut panjang Reni dan membiarkan gadis itu meluapkan emosinya.
Selama 10 tahun, Reni harus menanggung kesedihan dan hinaan akibat wajahnya yang rusak. Shawn berutang banyak pada gadis itu.
Tidak lama kemudian, ponsel Reni berdering. Gadis itu menarik napas sebelum menerima telepon itu.
"Hei, ke mana saja kamu? Kamu lupa kalau hari ini kamu akan bertunangan? Nenekmu memarahi Ibu terus-menerus!"
Di seberang telepon sana, ibu Reni langsung memarahi putrinya itu tanpa basa-basi.
Reni menjawabnya dengan asal-asalan. Dia lantas menutup teleponnya dan berkata pada Shawn. "Aku harus segera pulang, ibuku marah."
"Aku ikut," pinta Shawn.
"Apa?"
"Keluarga Wu bukan keluarga sembarangan. Kalau kamu membuat masalah dengan mereka, kamu pasti tidak akan selamat."
"Tenang saja, aku tahu cara menghadapinya."
Shawn mengatakannya dengan santai, seolah menganggap masalah itu sebagai sesuatu yang tidak penting.
"Kalau begitu kamu harus berjanji padaku, jangan berani ambil resiko. Kita sudah mempunyai video itu sebagai bukti. Nenek pasti akan mempertimbangkan perjodohan ini dengan bijak."
"Oke, aku janji."
Shawn menyetujuinya, dia menemani Reni ke hotel.
Hari ini, Keluarga Lin dan Keluarga Wu mengadakan pesta pertunangan di Hotel Wanlin, hotel termewah di Kota Laut Timur .
Ada begitu banyak mobil mewah yang parkir di depan pintu hotel, orang-orang yang datang adalah para tokoh terkemuka di kota itu.
Tentu saja media lokal juga tidak ketinggalan untuk meliput berita.
Kedua keluarga itu ada yang berkecimpung di bidang real estate dan industri bahan bangunan.Salah satu dari dua keluarga tersebut bergerak di industri real estate dan satunya lagi bergerak di bidang industri bahan bangunan.
Bisa dibilang, pernikahan diantara dua keluarga itu sangat cocok.
Tapi yang menjadi fokus media bukanlah hal itu, melainkan Kevin yang terkenal suka main wanita.
Dia lulusan Akademi Film dan Televisi Dento dan mendirikan perusahaan sinema di Kota Laut Timur.
Dia pernah menjadi pemeran utama dan juga memproduksi FTV.
Dia dianggap sebagai aktor yang tidak populer meski punya jutaan penggemar.
Hari ini dia akan bertunangan, media menganggapnya sebagai berita lokal.
Para tamu mulai berdatangan, mereka minum-minum dan mengobrol.
Sementara para anak muda sedang asyik bergosip. "Apa kamu tahu? Nona Reni memang sudah cacat sejak kecil, wajahnya menakutkan sekali. Aku heran kenapa Tuan Kevin tertarik padanya."
"Mungkin itu yang namanya cinta sejati!"
"Memangnya kamu tidak mengenal Tuan Kevin? Dia itu playboy! Kalau dia setia, aku berani kabur dari rumah!"
"Benar, aku yakin Tuan Kevin sudah merencanakan sesuatu. Mana mungkin dia mau menikahi gadis monster seperti itu!"
"Kita tunggu saja seperti apa reaksinya nanti!"
"Tidak masalah, masalah ini serahkan saja padaku!"
Sementara itu di kamar mandi terdengar suara desahan.
Desahan itu tidak terdengar lagi setelah tubuh si laki-laki berkedut.
Dia bersandar di atas tubuh si wanita dengan kelelahan, kemudian berkata, "Hei, jalang! Goyanganmu semakin mantap saja!"
Ekspresi Jenny Lin terlihat risih, dia berpikir, dia yang hebat atau Kevin yang terlalu payah? Baru beberapa detik saja sudah crot?
Dia mendorong Kevin, merapikan pakaiannya dan menatap laki-laki itu. "Bagaimana dengan janjimu waktu itu?"
"Beres, semalam aku sudah membayar preman untuk memerkosa wanita jelek itu. Setelah aku mendapat saham dari perusahaan Keluarga Lin, Lin Dynasty Group akan menjadi milik kita!" ujar Kevin sambil memasang celananya.
"Baguslah kalau begitu, dengan begitu kamu tidak harus menghabiskan waktumu dengan seorang monster!"
Jenny mengaitkan tasnya di pundak dan memperbaiki riasannya di depan wastafel.
Kevin memeluknya dari belakang dan dengan menggoda berkata, "Aku masih belum puas, bagaimana kalau kita melakukannya lagi?"
"Hei, para tamu sudah berdatangan, aku harus menyambut mereka!"
Jenny mendorong Kevin dan pergi begitu saja.
"Dasar jalang! Awas saja kalau aku sudah mendapat sahamnya, akan kubuat kamu berlutut di depanku!"
Dia mencuci tangannya dan keluar dari kamar mandi, dia tidak menyadari bahwa CCTV terus mengintainya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved