Chapter 1: Pertemuan yang Tidak Terduga
by 福言乱语
14:09,Dec 20,2023
Di Desa Taohua.
Brantis Leon duduk di pinggir kolam. Ia tengah sibuk mencari belut.
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan yang menakutkan dari bukit yang ada di belakangnya.
Brantis Leon segera menaruh alat pancingnya dan berlari menuju sumber suara.
Di sana, Brantis Leon melihat seorang perempuan muda dengan rok pendek hitam bermotif bunga tengah jatuh terguling di lereng bukit.
Wanita muda ini bernama Salya Miao, tetangga Brantis Leon.
Salya Miao adalah wanita yang paling cantik di desanya. Wajahnya cantik, tubuhnya indah, dan kakinya jenjang. Kulitnya putih mulus seperti tahu.
Tubuh seksinya berguncang dengan menarik saat ia jatuh terguling.
Nasibnya sungguh malang. Baru setengah tahun menikah dan pindah ke Desa Taohua, suami Salya Miao meninggal karena tertusuk besi di daerah konstruksi.
Saat hampir tercebur ke dalam kolam, Salya Miao berteriak ketakutan.
“Brantis, tolong selamatkan aku!”
Brantis Leon berlari dengan kencang. Ia mengambil ancang-ancang untuk menangkap Salya Miao.
“Kakak ipar, jangan takut! Aku akan menangkapmu... Ah!”
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka berdua jatuh tergelincir.
Saat tergelincir, Brantis Leon tetap memeluk Salya Miao dengan erat.
Di tengah kepanikan, Brantis merasakan sesuatu yang lembut di tangannya.
Dengan suara "plung", mereka berdua tercebur ke dalam kolam.
Untung saja, air kolamnya tidak terlalu dalam. Jadi mereka tidak tenggelam saat tercebur di sana.
Brantis Leon terbaring di kolam. Tangannya memeluk Salya Miao dari belakang.
Tangan keduanya bersilang tepat menggenggam dua titik penting.
Ini kesempatan yang bagus. Tidak boleh terlewatkan. Mereka harus melakukan... apa yang harus dilakukan.
Salya Miao memalingkan wajahnya dengan cepat, seolah ia melihat hantu.
Dulu, ketika Salya Miao menikah, Brantis Leon bukanlah pria yang bodoh. Malahan, ia terlihat sangat tampan. Diam-diam Salya Miao juga sangat menyukainya.
Setelah suaminya meninggal, Salya tidak pernah menikah lagi. Ia berencana untuk menikahi Brantis Leon sebagai suami keduanya.
Namun, diluar dugaan, Brantis Leon tiba-tiba menjadi bodoh. Ia bahkan diusir oleh warga kota.
Ini adalah pertama kalinya ia dipeluk oleh pria yang ia sukai. Ini membuatnya sangat bersemangat.
“Apa ini?”
Brantis Leon merasa tangannya menggapai sesuatu yang lembut dan sedikit kenyal. Ia merasa sangat nyaman.
Saat dia ingin merasakannya lebih jauh, tiba-tiba seorang pria pendek dan gemuk melompat keluar dari semak-semak yang ada di sebelah mereka.
Pria ini berbadan bulat seperti labu. Kepalanya botak dan sedikit mengkilap terkena sinar matahari.
Dia adalah preman desa, Hansen.
Setiap hari, Hansen memikirkan lekuk tubuh Salya Miao. Beberapa kali ia mencoba menggodanya, tetapi tetap tidak berhasil.
Saat ini rok Salya Miao basah dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat menggoda.
Seumur hidupnya, Hansen belum pernah melihat wanita dengan tubuh seindah ini.
Ia tak tahan lagi.
Tanpa berpikir panjang, Li Fucai melompat ke dalam kolam. Dengan liar ia berlari menghampiri Salya Miao.
“Janda cantik! Jangan bermain-main dengan pria bodoh itu. Paman Hansen yang akan menemanimu bermain air sepuasnya!”
“Diam, Hansen!”
Salya Miao berdiri. Dengan marah ia berkata, "Kami tanpa sengaja tercebur ke kolam!"
“Apa kamu kira aku ini anak ingusan? Sudahlah, kamu tidak pandai berbohong. Bahkan setan pun tidak akan percaya.”
Hansen mendorong Brantis Leon, kemudian menarik tangan Salya Miao hingga ia jatuh ke dalam pelukannya. "Hmm… Kau benar-benar wangi." ujar Hansen.
“Paman Hansen, lepaskan dia!” Brantis Leon mencengkram pergelangan Hansen dan mencoba menariknya. Sayangnya ia tidak berhasil.
Salya Miao sering membantu keluarga Brantis. Baginya, Salya Miao adalah orang yang berjasa bagi keluarganya. Tentu saja Brantis tidak boleh membiarkan seorang preman tua mengganggu wanita ini.
Penuh marah, Brantis menabrak Hansen, "Minggir!"
“Dasar bodoh! Berani mengganggu kesenanganku, berarti kau memang mencari mati.”
Hansen menarik kepala Brantis Leon, lalu mengayunkan tangannya untuk menghajar Brantis, "Kau yang minggir!"
Bug!
Pukulan Hansen tepat mengenai telinga Brantis Leon dengan keras. Ini membuat penglihatannya menjadi kabur. Brantis kemudian terhuyung dan tercebur kembali ke dalam air.
Tubuhnya beberapa kali tersentak sebelum akhirnya ia pingsan.
Udara bertiup lembut untuk beberapa saat, lalu beberapa sinar berwarna emas masuk ke dalam tubuh Brantis Leon melalui bagian tengah alisnya.
“Adik Brantis, ada apa denganmu? Adik Brantis, jawablah. Adik…” teriak Salya Miao.
Hampir saja ia melompat ke kolam, tetapi ditahan oleh Hansen.
"Lepaskan! Aku mau menyelamatkan Adik."
“Kolam ini dangkal. Dia tidak akan mati.”
Hansen menarik tubuh Salya Miao. Sembari tersenyum lebar ia berkata, "Kalau kamu memang suka bermain di hutan seperti ini, tidak usah khawatir. Paman akan menemanimu..."
“Dasar manusia keparat! Lepaskan aku sekarang. Aku ingin menyelamatkan Adik.”
Salya Miao berusaha sekuat tenaga melepaskan diri, tetapi gagal. Pergelangan tangannya terasa sakit.
Meski Hansen tidak tinggi, tetapi pria ini memiliki tubuh yang bulat berotot yang sangat kuat.
Berbeda jauh dengan Salya Miao yang molek dan anggun, membuatnya tidak bisa melawan Hansen.
Pria itu menindihnya di tanah, membuatnya tidak bisa bergerak. Yang bisa Salya lakukan hanyalah berteriak sekuat tenaga.
Tetapi, tempat ini sangat terpencil. Berteriak sekuat apapun tidak akan ada orang yang mendengarnya.
Salya Miao merasa putus asa. Ia hanya bisa memanggil-manggil nama Brantis Leon, "Brantis, bangunlah."
Di saat yang bersamaan, Brantis Leon membuka matanya.
Setelah jiwa dan rohnya kembali ke tubuhnya, Brantis Leon tiba-tiba sadar kembali.
Dia menjadi bodoh karena dulu pernah dipukul sehingga membuatnya kehilangan jiwa dan rohnya.
Sinar emas yang tadi menghampiri tubuhnya merupakan jiwa dan roh Brantis Leon. Selain itu, terdapat warisan leluhur yang juga ikut masuk ke dalam tubuhnya.
Tanpa diduga, Brantis Leon mendapatkan keberuntungan di balik malapetaka. Jiwanya yang hilang sempat berpetualang.
Saat berpetualang, jiwanya berhasil mendapatkan Mata Kehancuran. Setelah kembali, ilmu ini berhasil diserap oleh tubuh Brantis Leon.
Selain itu, masih ada dua ilmu lain yang juga dibawa oleh jiwanya, namun belum terlihat.
Mendengar teriakan Salya Miao, Brantis Leon segera bangkit.
Pakaian dan celananya basah, bahkan berlumuran lumpur. Akan tetapi ia tidak menghiraukannya dan langsung berlari ke arah semak-semak.
“Berani-beraninya kamu mengganggu kakak iparku! Aku kubunuh kau!” Brantis Leon melompat ke semak-semak dan menendang Hansen.
Ia segera menolong Salya Miao. Terlihat roknya robek, memperlihatkan sedikit paha mulusnya.
Nafas Brantis Leon tersengal-sengal. Hatinya terpikat dan berguncang melihatnya. Ia menelan air liur.
Dengan cekatan, ia melepas kemejanya, lalu memberikannya pada Salya Miao, "Jangan takut, Kak. Aku akan melindungimu."
“Sialan! Berani-beraninya kau merusak kesenanganku! Aku akan membunuhmu, atau aku bukan Hansen!”
Hansen langsung melompat ke arah Brantis dengan tangan mengepal, "Matilah kau!"
“Brantis, awas!” pekik Salya.
Tanpa diduga, Brantis Leon menahan pukulan Hansen. Dengan cepat ia membalas pukulan Hansen ke arah dagunya, "Terima ini!"
Bug!
Pukulan Brantis mengenai Hansen, membuatnya terhuyung-huyung dan jatuh kesakitan.
“Sialan! Anak ini ternyata lebih kuat dariku. Ada yang aneh di sini, sebaiknya aku menyingkir dulu.”
Hansen adalah preman yang terkenal kuat. Dia tidak terima jika dikalahkan oleh orang lain. Ia meludahkan darah, kemudian segera kabur.
“Anak bodoh, tunggu saja. Jika tidak membunuhmu, aku akan menulis namaku terbalik!”
“Anjing sialan, jika kelak kamu masih berani menganggu kami, Adik Brantis pasti akan mematahkan kakimu…” ujar Salya Miao setelah kekuatannya sedikit pulih.
Ia menatap Brantis Leon dengan tajam, "Adik, kamu sangat hebat."
Kekuatanku telah meningkat berkali-kali lipat. Aku bisa menjatuhkan si babi gemuk Hansen dengan satu pukulan saja.
Brantis Leon sebenarnya juga bingung. Dia tidak mengerti apa yang terjadi. Apa mungkin ini ada kaitannya dengan kembalinya roh dan jiwanya?
Tapi tentu saja, hal ini tidak boleh diceritakan pada Salya Miao. Bahkan orang tua dan adik perempuan mereka juga tidak boleh tahu.
“Adik, kamu telah menyelamatkan Kakak Ipar sekaligus menjaga kehormatanku. Aku pasti akan membalas kebaikanmu.”
Salya Miao melepas kemejanya, kemudian melompat ke pelukan Brantis. Dengan lembut ia berkata, "Kakak Ipar akan bermain game denganmu."
“Bermain game di sini?”
Brantis Leon tampak bingung. Dalam hati ia menggumam, “Melihat keadaannya, dia tidak tahu aku yang sudah kembali normal dan tak bodoh seperti dulu, atau memang dia mencoba menggodaku?”
“Permainan ini sangat menyenangkan. Semua orang suka memainkannya setiap hari, asalkan mereka sudah dewasa.”
Wajah Salya Miao bersemu merah seperti bara api. Dengan ekspresi menawan, tangannya yang kecil seperti teratai meluncur turun ke arah perutnya...
Brantis Leon duduk di pinggir kolam. Ia tengah sibuk mencari belut.
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan yang menakutkan dari bukit yang ada di belakangnya.
Brantis Leon segera menaruh alat pancingnya dan berlari menuju sumber suara.
Di sana, Brantis Leon melihat seorang perempuan muda dengan rok pendek hitam bermotif bunga tengah jatuh terguling di lereng bukit.
Wanita muda ini bernama Salya Miao, tetangga Brantis Leon.
Salya Miao adalah wanita yang paling cantik di desanya. Wajahnya cantik, tubuhnya indah, dan kakinya jenjang. Kulitnya putih mulus seperti tahu.
Tubuh seksinya berguncang dengan menarik saat ia jatuh terguling.
Nasibnya sungguh malang. Baru setengah tahun menikah dan pindah ke Desa Taohua, suami Salya Miao meninggal karena tertusuk besi di daerah konstruksi.
Saat hampir tercebur ke dalam kolam, Salya Miao berteriak ketakutan.
“Brantis, tolong selamatkan aku!”
Brantis Leon berlari dengan kencang. Ia mengambil ancang-ancang untuk menangkap Salya Miao.
“Kakak ipar, jangan takut! Aku akan menangkapmu... Ah!”
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka berdua jatuh tergelincir.
Saat tergelincir, Brantis Leon tetap memeluk Salya Miao dengan erat.
Di tengah kepanikan, Brantis merasakan sesuatu yang lembut di tangannya.
Dengan suara "plung", mereka berdua tercebur ke dalam kolam.
Untung saja, air kolamnya tidak terlalu dalam. Jadi mereka tidak tenggelam saat tercebur di sana.
Brantis Leon terbaring di kolam. Tangannya memeluk Salya Miao dari belakang.
Tangan keduanya bersilang tepat menggenggam dua titik penting.
Ini kesempatan yang bagus. Tidak boleh terlewatkan. Mereka harus melakukan... apa yang harus dilakukan.
Salya Miao memalingkan wajahnya dengan cepat, seolah ia melihat hantu.
Dulu, ketika Salya Miao menikah, Brantis Leon bukanlah pria yang bodoh. Malahan, ia terlihat sangat tampan. Diam-diam Salya Miao juga sangat menyukainya.
Setelah suaminya meninggal, Salya tidak pernah menikah lagi. Ia berencana untuk menikahi Brantis Leon sebagai suami keduanya.
Namun, diluar dugaan, Brantis Leon tiba-tiba menjadi bodoh. Ia bahkan diusir oleh warga kota.
Ini adalah pertama kalinya ia dipeluk oleh pria yang ia sukai. Ini membuatnya sangat bersemangat.
“Apa ini?”
Brantis Leon merasa tangannya menggapai sesuatu yang lembut dan sedikit kenyal. Ia merasa sangat nyaman.
Saat dia ingin merasakannya lebih jauh, tiba-tiba seorang pria pendek dan gemuk melompat keluar dari semak-semak yang ada di sebelah mereka.
Pria ini berbadan bulat seperti labu. Kepalanya botak dan sedikit mengkilap terkena sinar matahari.
Dia adalah preman desa, Hansen.
Setiap hari, Hansen memikirkan lekuk tubuh Salya Miao. Beberapa kali ia mencoba menggodanya, tetapi tetap tidak berhasil.
Saat ini rok Salya Miao basah dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat menggoda.
Seumur hidupnya, Hansen belum pernah melihat wanita dengan tubuh seindah ini.
Ia tak tahan lagi.
Tanpa berpikir panjang, Li Fucai melompat ke dalam kolam. Dengan liar ia berlari menghampiri Salya Miao.
“Janda cantik! Jangan bermain-main dengan pria bodoh itu. Paman Hansen yang akan menemanimu bermain air sepuasnya!”
“Diam, Hansen!”
Salya Miao berdiri. Dengan marah ia berkata, "Kami tanpa sengaja tercebur ke kolam!"
“Apa kamu kira aku ini anak ingusan? Sudahlah, kamu tidak pandai berbohong. Bahkan setan pun tidak akan percaya.”
Hansen mendorong Brantis Leon, kemudian menarik tangan Salya Miao hingga ia jatuh ke dalam pelukannya. "Hmm… Kau benar-benar wangi." ujar Hansen.
“Paman Hansen, lepaskan dia!” Brantis Leon mencengkram pergelangan Hansen dan mencoba menariknya. Sayangnya ia tidak berhasil.
Salya Miao sering membantu keluarga Brantis. Baginya, Salya Miao adalah orang yang berjasa bagi keluarganya. Tentu saja Brantis tidak boleh membiarkan seorang preman tua mengganggu wanita ini.
Penuh marah, Brantis menabrak Hansen, "Minggir!"
“Dasar bodoh! Berani mengganggu kesenanganku, berarti kau memang mencari mati.”
Hansen menarik kepala Brantis Leon, lalu mengayunkan tangannya untuk menghajar Brantis, "Kau yang minggir!"
Bug!
Pukulan Hansen tepat mengenai telinga Brantis Leon dengan keras. Ini membuat penglihatannya menjadi kabur. Brantis kemudian terhuyung dan tercebur kembali ke dalam air.
Tubuhnya beberapa kali tersentak sebelum akhirnya ia pingsan.
Udara bertiup lembut untuk beberapa saat, lalu beberapa sinar berwarna emas masuk ke dalam tubuh Brantis Leon melalui bagian tengah alisnya.
“Adik Brantis, ada apa denganmu? Adik Brantis, jawablah. Adik…” teriak Salya Miao.
Hampir saja ia melompat ke kolam, tetapi ditahan oleh Hansen.
"Lepaskan! Aku mau menyelamatkan Adik."
“Kolam ini dangkal. Dia tidak akan mati.”
Hansen menarik tubuh Salya Miao. Sembari tersenyum lebar ia berkata, "Kalau kamu memang suka bermain di hutan seperti ini, tidak usah khawatir. Paman akan menemanimu..."
“Dasar manusia keparat! Lepaskan aku sekarang. Aku ingin menyelamatkan Adik.”
Salya Miao berusaha sekuat tenaga melepaskan diri, tetapi gagal. Pergelangan tangannya terasa sakit.
Meski Hansen tidak tinggi, tetapi pria ini memiliki tubuh yang bulat berotot yang sangat kuat.
Berbeda jauh dengan Salya Miao yang molek dan anggun, membuatnya tidak bisa melawan Hansen.
Pria itu menindihnya di tanah, membuatnya tidak bisa bergerak. Yang bisa Salya lakukan hanyalah berteriak sekuat tenaga.
Tetapi, tempat ini sangat terpencil. Berteriak sekuat apapun tidak akan ada orang yang mendengarnya.
Salya Miao merasa putus asa. Ia hanya bisa memanggil-manggil nama Brantis Leon, "Brantis, bangunlah."
Di saat yang bersamaan, Brantis Leon membuka matanya.
Setelah jiwa dan rohnya kembali ke tubuhnya, Brantis Leon tiba-tiba sadar kembali.
Dia menjadi bodoh karena dulu pernah dipukul sehingga membuatnya kehilangan jiwa dan rohnya.
Sinar emas yang tadi menghampiri tubuhnya merupakan jiwa dan roh Brantis Leon. Selain itu, terdapat warisan leluhur yang juga ikut masuk ke dalam tubuhnya.
Tanpa diduga, Brantis Leon mendapatkan keberuntungan di balik malapetaka. Jiwanya yang hilang sempat berpetualang.
Saat berpetualang, jiwanya berhasil mendapatkan Mata Kehancuran. Setelah kembali, ilmu ini berhasil diserap oleh tubuh Brantis Leon.
Selain itu, masih ada dua ilmu lain yang juga dibawa oleh jiwanya, namun belum terlihat.
Mendengar teriakan Salya Miao, Brantis Leon segera bangkit.
Pakaian dan celananya basah, bahkan berlumuran lumpur. Akan tetapi ia tidak menghiraukannya dan langsung berlari ke arah semak-semak.
“Berani-beraninya kamu mengganggu kakak iparku! Aku kubunuh kau!” Brantis Leon melompat ke semak-semak dan menendang Hansen.
Ia segera menolong Salya Miao. Terlihat roknya robek, memperlihatkan sedikit paha mulusnya.
Nafas Brantis Leon tersengal-sengal. Hatinya terpikat dan berguncang melihatnya. Ia menelan air liur.
Dengan cekatan, ia melepas kemejanya, lalu memberikannya pada Salya Miao, "Jangan takut, Kak. Aku akan melindungimu."
“Sialan! Berani-beraninya kau merusak kesenanganku! Aku akan membunuhmu, atau aku bukan Hansen!”
Hansen langsung melompat ke arah Brantis dengan tangan mengepal, "Matilah kau!"
“Brantis, awas!” pekik Salya.
Tanpa diduga, Brantis Leon menahan pukulan Hansen. Dengan cepat ia membalas pukulan Hansen ke arah dagunya, "Terima ini!"
Bug!
Pukulan Brantis mengenai Hansen, membuatnya terhuyung-huyung dan jatuh kesakitan.
“Sialan! Anak ini ternyata lebih kuat dariku. Ada yang aneh di sini, sebaiknya aku menyingkir dulu.”
Hansen adalah preman yang terkenal kuat. Dia tidak terima jika dikalahkan oleh orang lain. Ia meludahkan darah, kemudian segera kabur.
“Anak bodoh, tunggu saja. Jika tidak membunuhmu, aku akan menulis namaku terbalik!”
“Anjing sialan, jika kelak kamu masih berani menganggu kami, Adik Brantis pasti akan mematahkan kakimu…” ujar Salya Miao setelah kekuatannya sedikit pulih.
Ia menatap Brantis Leon dengan tajam, "Adik, kamu sangat hebat."
Kekuatanku telah meningkat berkali-kali lipat. Aku bisa menjatuhkan si babi gemuk Hansen dengan satu pukulan saja.
Brantis Leon sebenarnya juga bingung. Dia tidak mengerti apa yang terjadi. Apa mungkin ini ada kaitannya dengan kembalinya roh dan jiwanya?
Tapi tentu saja, hal ini tidak boleh diceritakan pada Salya Miao. Bahkan orang tua dan adik perempuan mereka juga tidak boleh tahu.
“Adik, kamu telah menyelamatkan Kakak Ipar sekaligus menjaga kehormatanku. Aku pasti akan membalas kebaikanmu.”
Salya Miao melepas kemejanya, kemudian melompat ke pelukan Brantis. Dengan lembut ia berkata, "Kakak Ipar akan bermain game denganmu."
“Bermain game di sini?”
Brantis Leon tampak bingung. Dalam hati ia menggumam, “Melihat keadaannya, dia tidak tahu aku yang sudah kembali normal dan tak bodoh seperti dulu, atau memang dia mencoba menggodaku?”
“Permainan ini sangat menyenangkan. Semua orang suka memainkannya setiap hari, asalkan mereka sudah dewasa.”
Wajah Salya Miao bersemu merah seperti bara api. Dengan ekspresi menawan, tangannya yang kecil seperti teratai meluncur turun ke arah perutnya...
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved