Bab 7: Dark Zodiac

by Moonlit Night 11:56,Mar 15,2025
Welliam menepuk-nepukkan pistol berperedam di sisi pahanya sambil menatap para pembunuh di luar. "Waktu sudah tengah malam. Sebaiknya kalian beristirahat."

Setelah mengatakan itu, dia mengangkat pistolnya.

Di saat yang bersamaan, kilatan tajam dari sebilah belati muncul di tangan kirinya.

Pistol di tangan kanan, belati di tangan kiri.

Swush! Swush! Swush!

Suara tembakan dari pistol berperedam hampir tidak ada bedanya dengan suara belati yang melesat menembus udara. Dentuman tembakan bergema, disusul kilatan tajam dari baja.

Para pembunuh itu tak sempat bereaksi. Sebagian peluru menembus dahi mereka, sebagian lagi tewas dengan belati yang menusuk leher mereka.

Kini, peluru di pistol habis dan semua pisau lempar sudah digunakan. Mayat-mayat tergeletak di lantai, sementara bau anyir darah yang menyebar begitu pekat hingga perut terasa mual.

Kali ini, pisau lempar yang dia bawa hanya ada sepuluh.

Dari dua puluh pembunuh, hanya tiga orang yang masih lolos sementara. Kini, mereka hanya bisa bersembunyi.

Secepat kilat, Welliam bergerak ke depan. Dia menarik pisau lempar dari tiga mayat yang tergeletak sebelum berlindung di balik sebuah pilar.

Seorang pembunuh yang bersembunyi terlihat pucat pasi. Rasa takut terpancar di matanya saat dia menggenggam pistolnya erat-erat. Dia perlahan menyodorkan moncong pistol dari balik peralatan latihan, mengintip dengan hati-hati.

Swush!

Kilatan tajam melesat. Dia langsung tumbang dengan mata melotot. Sebuah pisau lempar menancap tepat di dahinya, begitu dalam hingga hanya gagangnya yang terlihat.

"Drogo! Apa kamu berniat berkhianat dari markas pusat?

Teriakan panik terdengar dari seorang pembunuh yang berlindung di balik pilar. Suaranya bergetar, sementara tangan yang menggenggam pistol tampak gemetar hebat.

"Masih belum cukup jelas?"

Setelah itu, Welliam menggerakkan pergelangan tangannya dan sebuah pisau lempar di genggamannya lenyap.

Pembunuh yang berlindung di balik pilar itu mengintip perlahan. Dia berusaha menemukan posisi Welliam. Namun, sakit yang menusuk terasa di bagian belakang kepalanya. Kesadarannya lenyap dalam sekejap. Dia terjatuh ke lantai tanpa suara, tampak tak lagi bernyawa.

"Apa instruktur kalian tidak mengajarkan ini? Kalau tidak memiliki keyakinan, jangan pernah bersuara dan mengungkapkan posisi kalian."

Suara dingin Welliam bergema di ruangan.

Tiba-tiba, jeritan tajam terdengar. Seseorang melesat keluar dengan panik. Dia berlari menuju lift sambil menembak ke belakang secara membabi buta. Jelas, rasa takut telah membuatnya kehilangan akal sehat.

Akan tetapi, ketika pelurunya habis, kilatan tajam meluncur. Pisau lempar menembus tengkuknya, langsung merenggut nyawanya.

Welliam keluar dari balik pilar. Dia memandangi mayat-mayat yang tergeletak dengan ekspresi datar. Matanya penuh dengan kebekuan tanpa emosi.

Kini, semua pembunuh di cabang Kota Averton telah dibantai habis. Tidak, tidak semuanya. Sebab, dia sendiri masih bagian dari cabang ini. Namun, dia juga orang yang telah menghancurkannya.

Mungkin suatu saat, giliran dia yang akan menjadi target pembunuhan oleh pembunuh lain.

Dunia para pembunuh bayaran memang seperti ini. Hukum rimba berlaku, yang lemah akan dimangsa, yang kuat akan bertahan.

Setelah memastikan tidak ada yang tersisa, semua mayat dibawa ke satu tempat untuk dibakar. Ruangan ini cukup luas dan terletak lebih dari dua puluh meter di bawah tanah. Dia mematikan sistem ventilasi agar asap tidak naik ke permukaan.

Setelah itu, dia membersihkan semua jejak yang berkaitan dengan dirinya sebelum akhirnya pergi.

Setelah kembali ke lantai atas, dia menghancurkan sistem kontrol utama yang tersembunyi di dalam poros elevator. Kini, tidak ada yang bisa turun ke sana lagi. Setidaknya, sampai markas pusat mengirim orang untuk memasang ulang sistemnya.

Namun, Welliam tidak berharap bisa menyembunyikan hal ini dari organisasi. Satu markas cabang tiba-tiba lenyap dalam semalam pasti akan menimbulkan kecurigaan. Sudah pasti mereka akan mengirim orang untuk menyelidiki.

Welliam membutuhkan waktu. Sebelum markas pusat menyadari apa yang terjadi, dia harus menyusun strategi dengan matang.

Angin malam berembus sejuk. Langit gelap bertabur bintang, dengan rembulan menggantung tinggi.

Welliam meregangkan tubuhnya. Sambil menghindari area dengan kamera pengawas, dia beranjak ke tepi jalan yang cukup jauh sebelum akhirnya menghentikan taksi untuk pulang.

Setelah masuk ke rumah, Welliam yang mengabaikan rasa lelahnya mengambil ponsel kedua. Dia mengakses sebuah situs rahasia dengan sistem keamanan kompleks. Dia pun mengirimkan sebuah pesan: [Para ahli sekalian, aku butuh bantuan.]

Situs ini adalah forum komunikasi internal dari kelompok Dark Zodiac yang dibuat Kakek Albert dengan biaya yang fantastis. Bahkan, para peretas paling top di dunia pun tak mampu menembusnya.

Namun, setelah menunggu cukup lama, tidak ada satu pun balasan.

Welliam menghela napas dan dengan pasrah mengetik pesan lain: [Bagaimanapun, saat ini aku adalah pemimpin kalian. Sedikit penghormatan, bolehkah?]

Akhirnya, sebuah balasan muncul.

Jantung Welliam berdebar lebih cepat. Pesan itu dikirim oleh Carlos, salah satu anggota Dark Zodiac: [Beri tahu aku, di mana kamu sekarang?]

Welliam tidak bisa menahan senyumnya. Dia membatin sendiri. "Kak, mana bisa aku memberi tahu lokasiku? Aku takut bukannya kamu datang membantuku, kamu malah datang untuk menghabisiku."

Sebelum meninggal, Kakek Albert, si bajingan tak bermoral itu telah menyebarkan pesan: Siapa pun yang berhasil menghabisi Drogo akan menjadi pemimpin Dark Zodiac.

Mereka tidak saling kenal. Bahkan, tidak mengetahui apa pihak lain laki-laki atau perempuan, manusia atau hantu.

Namun, satu hal yang pasti. Mereka semua memahami kemampuan satu sama lain. Siapa pun yang berhasil mencuri perhatian Kakek Albert bukanlah orang biasa.

Kakek Albert pernah mengatakan bahwa Welliam bahwa Dark Zodiac adalah mahakaryanya dari hasil jerih payah seumur hidupnya. Dia tidak bisa menyerahkan Dark Zodiac kepada orang yang lemah. Kalau Welliam ingin benar-benar bisa menguasainya, itu bergantung pada kemampuannya sendiri.

Sejak Kakek Albert menyerahkan kelompok Dark Zodiac kepadanya, Carlos ini sering kali mencoba menyelidiki keberadaannya dan bukan hanya dia yang melakukannya.

Demi menyembunyikan identitasnya, Welliam sampai tidak berani memakai bahasa Negara Dragosta saat berbicara di dalam grup.

Pada saat itu, pesan lain muncul di layar.

Dante: [Aku bisa bantu kamu. Di mana aku bisa menemuimu?]

Garret: [Aku juga bisa bantu. Kamu di mana? Aku akan bergegas sekarang.]

Harpy: [Drogo, bagaimana jika kita adakan pertemuan langsung? Apa pun yang kamu butuhkan, bisa kita bahas secara langsung.]

Welliam merasa merinding. Sial, mereka benar-benar berusaha mencari berbagai cara untuk menghabisinya. Pertemuan langsung apa? Lebih tepat disebut tempat pembantaian, dengan dirinya sebagai target utama.

Welliam langsung membalas: [Tidak perlu ada pertemuan langsung. Aku cuma butuh seseorang untuk melindungi seseorang.]

Betsy: [Melindungi siapa?]

Welliam: [Kalau mau membantu, kirim pesan pribadi.]

Grup ini punya fitur pesan pribadi.

Setelah balasan ini terkirim, Welliam langsung menerima pesan pribadi dari semua anggota.

Welliam hanya bisa diam dengan ekspresi kosong. Dia kira yang lain sibuk, ternyata mereka semua hanya diam-diam mengawasi? Dasar sekelompok pengintai diam-diam.

Namun, Welliam tahu alasan mereka semua mengirim pesan pribadi. Jika mereka tahu siapa yang harus dilindungi, mereka bisa melacak dirinya. Kemudian, mereka akan menghabisi nyawanya dan merebut posisinya.

Di dalam grup ini, selain dirinya, tidak ada satu pun orang baik. Welliam menghela napas dalam hati.

Setelah itu, dia tidak menggubris semua pesan kecuali pesan dari Betsy.

Dia membalas: [Apa kamu bersedia mengambil pekerjaan ini?]

Betsy hanya membalas dua kata: [Berapa bayarannya?]

Sial, dasar mata duitan! Welliam diam-diam mendecakkan lidahnya sebelum membalas: [10 miliar.]

Betsy: [Miskin!]

Apa? Welliam cemberut. Dia benar-benar merasa dihina. Dia membatin. "Bukan salahku. Kakek Albert menguras semua uangku sebelum dia mati."

Betsy: [Aku paham!]

Eh? Welliam mengernyit. Jangan-jangan Kakek Albert juga pernah menipu uang mereka? Entah mengapa, pikirannya menjadi lebih tenang.

Sebenarnya, Kakek Albert tidak pernah mengambil uangnya. Sebelum meninggal, bahkan dia meninggalkan harta yang sangat besar. Namun, Welliam Alasan sengaja berpura-pura miskin untuk menciptakan citra tertentu, agar mereka tidak bisa menebak identitas aslinya.

Welliam: [Kalau begitu, apa kamu akan menerima pekerjaan ini?]

Betsy: [Tentu, persahabatan yang lebih berharga.]

Ha! Omong kosong! Apa dia kira aku anak kecil yang polos? Kalau bukan karena tugas ini bisa membantumu melacakku, mana mungkin kamu setuju secepat ini? Welliam membatin.

Welliam membalas: [Benar, benar. Persahabatan itu yang paling berharga. Bagaimana jika 6 miliar saja? Sisanya buat tabungan pernikahanku.]

Begitu pesan itu terkirim, wajahnya terasa panas. Demi bisa bertahan hidup, Welliam hanya bisa berpura-pura menjadi wanita.

Betsy membalas: [Siapa yang harus dilindungi?]

Welliam mendelik dan membatin. Bahkan, tidak berusaha menawar? Bahkan, kamu belum bilang 6 miliar cukup atau tidak!

Melihat reaksinya, kemungkinan besar jawabannya adalah tidak.

Welliam mulai ragu. Informasi yang akan dia berikan bisa mengungkap banyak hal tentang dirinya. Namun, dia benar-benar butuh bantuan Betsy.

Setiap kali ada misi pembunuhan, harus ada laporan ke markas. Kalau satu pembunuh gagal, pasti akan ada pengganti. Mereka akan terus mengirim orang sampai target akhirnya mati.

Meskipun dia telah memusnahkan cabang di Kota Averton, markas pusat pasti akan menyadarinya dan mengirimkan lebih banyak orang.

Serangan musuh yang terlihat bisa dihindari, tetapi serangan tersembunyi lebih sulit diwaspadai. Dia tahu betul seberapa kuatnya markas pusat, sementara dirinya hanya seorang diri. Dia tidak mungkin bisa melindungi dirinya sendiri sekaligus melindungi Emily.

Setelah berpikir lama, akhirnya Welliam membalas: [Negara Dragosta, Kota Averton, Manajer Umum Grup Sinclair, Emily.]

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

50