Bab 13 Steven Membenci Amelia
by Mia Chelsey
18:49,Feb 18,2020
"Pantas mati!" Steven mengumpat, melemparkannya dengan tanpa kasihan ke atas ranjang.
Steven tidak seharusnya melembutkan hati, tidak seharusnya melepaskan Amelia, harus membuat Amelia tahu apa akibat membuatnya marah!
Sangat lama kemudian......
"Masih berani bicara?" Suara Steven tidak seperti tadi dingin dan keras.
Amelia mengambil nafas dalam dengan lemah, membuka mulut, suaranya sangat kecil.
"Kamu seperti ini tidak bisa menghalangiku!"
Steven karena sebuah kalimat yang tidak ingin didengar darinya langsung emosi, mengangkat tangan mau menampar wajah kecil Amelia yang lembut, lihat apa Amelia masih bisa begitu tidak mengerti menghargai diri sendiri.
Sebelum mendarat di wajah kecilnya, Amelia sekuat tenaga memejamkan mata, niatnya tertahan, Steven menyimpan kembali kepalan tangannya.
Menekan dagu Amelia, menekan sampai Amelia kesakitan dan air mata hampir menetes.
"Sebenarnya kamu ingin bagaimana? Kamu tidak boleh berkata seperti itu lagi!"
"Kalau kamu benar-benar tidak ingin aku bersama dengan Stefanus, hanya ada satu cara, yaitu lebih awal mengakhiri perjanjian kita. Asal kita berpisah, aku jamin dia tidak akan bisa bertemu denganku."
Ternyata yang Amelia pikirkan ini, dalam hati Steven tertawa dingin, mendekati wajah kecil Amelia, memandang matanya yang indah.
"Amelia, aku beritahu kamu, aku punya banyak cara menghalangi kalian. Kamu ingin pergi dari sisiku, itu hal yang sangat tidak mungkin!"
Steven berkata dengan begitu yakin, membuat sedikit harapan Amelia tiba-tiba padam.
Amelia tidak mau, melihat mata Steven, membuka mulut bertanya padanya: "Laura begitu mencintaimu, kamu juga mencintainya, kenapa masih tidak mau melepaskan aku? Kamu juga tidak mencintai aku, juga tidak kekurangan wanita, sebenarnya dari tubuh sampai hati, kamu tidak memerlukan aku. Apa tidak bisa kalau kita berpisah baik-baik?"
Seperti sedang memohon padanya, Amelia melepaskan seluruh kebanggaannya, memohon padanya dengan suara pelan.
"Tidak bisa!"
"Sebenarnya kenapa?"
"Apa kamu sangat ingin tahu? Oke, aku beritahu kamu, karena aku, benci, kamu!" Setiap kata dikatakan dengan menggertakkan gigi, Amelia dapat melihat kebencian yang ada dari dalam matanya.
Tidak ada kepalsuan, Steven sungguh membencinya.
Kenapa Steven membenci Amelia, apa mereka pernah ada hubungan saat dia hilang ingatan?
"Apa aku pernah menyakiti kamu?" Amelia melihat wajahnya yang menakutkan.
Steven hanya berdehem dingin, melepaskan tangan.
Steven turun dari ranjang menarik resleting, merapikan pakaian dan pergi, meninggalkan Amelia yang hatinya penuh dengan pertanyaan berbaring diatas ranjang seorang diri.
Dia harus mencari alasan kenapa Steven membencinya, atau harus menemukan obat yang tepat baru bisa membuat Steven melepaskannya.
Amelia beranjak ingin mencari apa di dalam kamar ada foto Steven, untuk dibawa dan bertanya pada Kak Harry.
Seluruh kamar sudah dibongkar, tidak ada hasil. Amelia berpikir, kalau lain kali dia datang, tidak boleh bertengkar, harus memikirkan cara mengambil foto Steven.
Barusan dibuat lelah oleh Steven, masih membongkar seluruh kamar, Amelia merasa sedikit lelah, bersandar di lemari baju duduk diatas lantai.
"Apa ada fotonya di dalam lemari baju?" Dia berkata sendiri, jelas-jelas tahu tidak mungkin ada, masih berdiri dan membukanya.
Apa ini? Mau berjualan baju tidur?
Mulut kecilnya terbuka, dia terkejut dan berdiri disana, matanya melihat dari ujung kiri lemari ke ujung kanan lemari, benar-benar tidak salah melihat, seluruh lemari semuanya baju tidur.
Bermacam-macam jenis kain, warna dan model, tergantung dengan rapi disana.
Steven sangat teliti dalam hal berpakaian, di dalam apartemen ini ada ruangan khusus pakaian, seluas empat puluh lima puluh meter persegi, semuanya untuk meletakkan pakaian dan perlengkapan lainnya.
Sekarang yang dibuka Amelia dibagian ini sama sekali tidak ada barang Steven, hanya ada baju tidur, masih ada tag harga diatasnya.
Dulu Amelia juga seorang yang suka berbelanja, tidak perlu melihat merek juga sudah tahu baju tidur ini merek apa.
Dia kembali membuka sisi lainnya, semua barang Steven ada disana, lebih banyak dibandingkan dulu.
Steven pasti tidak mempedulikan uang yang sedikit ini, yang Amelia merasa aneh, kenapa Steven harus berbuat seperti ini, apa karena semalam dia berkata kalau merobek baju tidurnya dia harus membeli yang baru?
Steven tidak punya alasan menyenangkan dia, Steven juga bukan orang yang pandai menyenangkan wanita.
Steven sangat peduli dengan *, sama sekali tidak membiarkan orang luar keluar masuk rumahnya, baju tidur ini sepertinya dia beli dan mengantarkan sendiri kemari saat Amelia sedang tidak berada dirumah.
Tidak bisa melihat jelas, kalau membenci Amelia, kenapa masih melakukan hal yang perhatian seperti ini, membuat Amelia tidak bisa mengontrol rasa sakit di hatinya.
Steven tidak seharusnya melembutkan hati, tidak seharusnya melepaskan Amelia, harus membuat Amelia tahu apa akibat membuatnya marah!
Sangat lama kemudian......
"Masih berani bicara?" Suara Steven tidak seperti tadi dingin dan keras.
Amelia mengambil nafas dalam dengan lemah, membuka mulut, suaranya sangat kecil.
"Kamu seperti ini tidak bisa menghalangiku!"
Steven karena sebuah kalimat yang tidak ingin didengar darinya langsung emosi, mengangkat tangan mau menampar wajah kecil Amelia yang lembut, lihat apa Amelia masih bisa begitu tidak mengerti menghargai diri sendiri.
Sebelum mendarat di wajah kecilnya, Amelia sekuat tenaga memejamkan mata, niatnya tertahan, Steven menyimpan kembali kepalan tangannya.
Menekan dagu Amelia, menekan sampai Amelia kesakitan dan air mata hampir menetes.
"Sebenarnya kamu ingin bagaimana? Kamu tidak boleh berkata seperti itu lagi!"
"Kalau kamu benar-benar tidak ingin aku bersama dengan Stefanus, hanya ada satu cara, yaitu lebih awal mengakhiri perjanjian kita. Asal kita berpisah, aku jamin dia tidak akan bisa bertemu denganku."
Ternyata yang Amelia pikirkan ini, dalam hati Steven tertawa dingin, mendekati wajah kecil Amelia, memandang matanya yang indah.
"Amelia, aku beritahu kamu, aku punya banyak cara menghalangi kalian. Kamu ingin pergi dari sisiku, itu hal yang sangat tidak mungkin!"
Steven berkata dengan begitu yakin, membuat sedikit harapan Amelia tiba-tiba padam.
Amelia tidak mau, melihat mata Steven, membuka mulut bertanya padanya: "Laura begitu mencintaimu, kamu juga mencintainya, kenapa masih tidak mau melepaskan aku? Kamu juga tidak mencintai aku, juga tidak kekurangan wanita, sebenarnya dari tubuh sampai hati, kamu tidak memerlukan aku. Apa tidak bisa kalau kita berpisah baik-baik?"
Seperti sedang memohon padanya, Amelia melepaskan seluruh kebanggaannya, memohon padanya dengan suara pelan.
"Tidak bisa!"
"Sebenarnya kenapa?"
"Apa kamu sangat ingin tahu? Oke, aku beritahu kamu, karena aku, benci, kamu!" Setiap kata dikatakan dengan menggertakkan gigi, Amelia dapat melihat kebencian yang ada dari dalam matanya.
Tidak ada kepalsuan, Steven sungguh membencinya.
Kenapa Steven membenci Amelia, apa mereka pernah ada hubungan saat dia hilang ingatan?
"Apa aku pernah menyakiti kamu?" Amelia melihat wajahnya yang menakutkan.
Steven hanya berdehem dingin, melepaskan tangan.
Steven turun dari ranjang menarik resleting, merapikan pakaian dan pergi, meninggalkan Amelia yang hatinya penuh dengan pertanyaan berbaring diatas ranjang seorang diri.
Dia harus mencari alasan kenapa Steven membencinya, atau harus menemukan obat yang tepat baru bisa membuat Steven melepaskannya.
Amelia beranjak ingin mencari apa di dalam kamar ada foto Steven, untuk dibawa dan bertanya pada Kak Harry.
Seluruh kamar sudah dibongkar, tidak ada hasil. Amelia berpikir, kalau lain kali dia datang, tidak boleh bertengkar, harus memikirkan cara mengambil foto Steven.
Barusan dibuat lelah oleh Steven, masih membongkar seluruh kamar, Amelia merasa sedikit lelah, bersandar di lemari baju duduk diatas lantai.
"Apa ada fotonya di dalam lemari baju?" Dia berkata sendiri, jelas-jelas tahu tidak mungkin ada, masih berdiri dan membukanya.
Apa ini? Mau berjualan baju tidur?
Mulut kecilnya terbuka, dia terkejut dan berdiri disana, matanya melihat dari ujung kiri lemari ke ujung kanan lemari, benar-benar tidak salah melihat, seluruh lemari semuanya baju tidur.
Bermacam-macam jenis kain, warna dan model, tergantung dengan rapi disana.
Steven sangat teliti dalam hal berpakaian, di dalam apartemen ini ada ruangan khusus pakaian, seluas empat puluh lima puluh meter persegi, semuanya untuk meletakkan pakaian dan perlengkapan lainnya.
Sekarang yang dibuka Amelia dibagian ini sama sekali tidak ada barang Steven, hanya ada baju tidur, masih ada tag harga diatasnya.
Dulu Amelia juga seorang yang suka berbelanja, tidak perlu melihat merek juga sudah tahu baju tidur ini merek apa.
Dia kembali membuka sisi lainnya, semua barang Steven ada disana, lebih banyak dibandingkan dulu.
Steven pasti tidak mempedulikan uang yang sedikit ini, yang Amelia merasa aneh, kenapa Steven harus berbuat seperti ini, apa karena semalam dia berkata kalau merobek baju tidurnya dia harus membeli yang baru?
Steven tidak punya alasan menyenangkan dia, Steven juga bukan orang yang pandai menyenangkan wanita.
Steven sangat peduli dengan *, sama sekali tidak membiarkan orang luar keluar masuk rumahnya, baju tidur ini sepertinya dia beli dan mengantarkan sendiri kemari saat Amelia sedang tidak berada dirumah.
Tidak bisa melihat jelas, kalau membenci Amelia, kenapa masih melakukan hal yang perhatian seperti ini, membuat Amelia tidak bisa mengontrol rasa sakit di hatinya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved