-
Chapter 40
Kang Minrae
08:00,May 31,2024
Lim Yoora dijebak oleh calon mertuanya untuk dijodohkan dengan paman ketiga yang belum menikah dan sakit-sakitan sehingga harus menggunakan kursi roda. Awalnya, dia mengira akan menjalani kehidupan yang menyedihkan setelah menikah, tapi siapa yang tahu bahwa suaminya memberinya rumah dan tanah, serta memanjakannya. Satu-satunya hal buruk adalah suaminya sering batuk-batuk seperti orang yang akan segera meninggal.
Suatu hari, Lim Yoora menemukan rahasia suami yang lemah itu. Lim Yoora dengan dingin berkata, "Bukankah hidupmu sudah tidak lama lagi?"
Lee Yonghoon berkata dengan rendah hati, "Semua ini karena istri yang baik menjagaku dengan baik."
Lim Yoora dengan marah berkata, "Bukankah kakimu cacat?"
Lee Yonghoon berkeringat dingin, "Untuk mencegah anak-anak kita diejek, aku meminta dokter terkenal menyembuhkannya."
Lim Yoora marah besar, "Lee Yonghoon, apa aku bisa mempercayakanmu!" Dengan suara berdebum, Lee Yonghoon dengan cekatan berlutut di atas keyboard, "Sayang, jangan marah, pukul aku saja. Semua kesalahanku, jangan sampai melukai bayi dalam kandunganmu."
Orang yang pernah disiksa oleh Lee Jiwoon sampai meragukan hidupnya berkata, "Jika kamu disiksa, hanya perlu mengedipkan mata!"
-
Chapter 22
Emily Harper
11:48,Jul 08,2024
Kabut perang menghampiri gunung dan lembah, disertai angin dan hujan yang menyelimuti tanah kelahiran yang dirindukan. Tugas mengangkat derajat keluarga dan mempertahankan bangsa menjadi beban yang dipikul dengan penuh tanggung jawab oleh seorang lelaki sederhana.
Dengan semangatnya yang teguh bak logam besi, dia dengan rela mengorbankan masa muda untuk layanan di tengah kobaran api perang yang menggelegak. Meski awan kelam mencoba menyembunyikan sinar matahari, dan ancaman seperti serigala berkeliaran, di dalam malam yang gelap, ada seorang penari yang beraksi, berusaha menambal celah langit yang terbelah.
Dengan tali yang diikatkan panjang, busur yang lentur menembakkan anak panah saat bulan purnama mengintip, serta pedang yang nyaring bersahut-sahutan dengan angin barat, di sinilah nyali penuh darah dan keberanian bersemi.
------
Dia adalah elang gagah di medan perang, lahir dari keluarga pejuang, ditempatkan di tanah asing atas perintah ayahnya ketika keluarganya dalam bahaya, demi menjaga keselamatannya. Namun, seiring teriknya api perang, dia tanpa ragu mengenakan seragam prajurit, memilih dengan tegas untuk berkhidmat bagi negara;
Di lain tempat, terdapat seorang perempuan yang hidup seperti kelopak bunga yang tersisa, terombang-ambing di alur kehidupan yang keras. Beberapa kali berpindah tangan, menempuh perjalanan jauh melintasi jalan berliku, naik turun seperti ombak, akhirnya tiba di titik di mana ia merasakan bagaimana rasanya diperlakukan, seperti bunga yang dapat diambil dan dibuang sesuai kehendak. Dan akhirnya, bunga itu pun layu di tengah-tengah kisah zaman yang tak menentu;
Namun demikian, lelaki ini memiliki semangat besar, mampu bertahan dalam pusaran kekacauan; Ia juga memiliki semangat ksatria, menyanyikan lagu pekik perang untuk meredam kehancuran;
Namun demikian, lelaki ini memiliki jiwa seorang intelektual, menghiasi halaman-halaman kertasnya dengan kisah-kisah yang meriah di tengah badai dan hujan; Juga tak kalah penti