-
-
Chapter 22
Emily Harper
11:48,Jul 08,2024
Kabut perang menghampiri gunung dan lembah, disertai angin dan hujan yang menyelimuti tanah kelahiran yang dirindukan. Tugas mengangkat derajat keluarga dan mempertahankan bangsa menjadi beban yang dipikul dengan penuh tanggung jawab oleh seorang lelaki sederhana.
Dengan semangatnya yang teguh bak logam besi, dia dengan rela mengorbankan masa muda untuk layanan di tengah kobaran api perang yang menggelegak. Meski awan kelam mencoba menyembunyikan sinar matahari, dan ancaman seperti serigala berkeliaran, di dalam malam yang gelap, ada seorang penari yang beraksi, berusaha menambal celah langit yang terbelah.
Dengan tali yang diikatkan panjang, busur yang lentur menembakkan anak panah saat bulan purnama mengintip, serta pedang yang nyaring bersahut-sahutan dengan angin barat, di sinilah nyali penuh darah dan keberanian bersemi.
------
Dia adalah elang gagah di medan perang, lahir dari keluarga pejuang, ditempatkan di tanah asing atas perintah ayahnya ketika keluarganya dalam bahaya, demi menjaga keselamatannya. Namun, seiring teriknya api perang, dia tanpa ragu mengenakan seragam prajurit, memilih dengan tegas untuk berkhidmat bagi negara;
Di lain tempat, terdapat seorang perempuan yang hidup seperti kelopak bunga yang tersisa, terombang-ambing di alur kehidupan yang keras. Beberapa kali berpindah tangan, menempuh perjalanan jauh melintasi jalan berliku, naik turun seperti ombak, akhirnya tiba di titik di mana ia merasakan bagaimana rasanya diperlakukan, seperti bunga yang dapat diambil dan dibuang sesuai kehendak. Dan akhirnya, bunga itu pun layu di tengah-tengah kisah zaman yang tak menentu;
Namun demikian, lelaki ini memiliki semangat besar, mampu bertahan dalam pusaran kekacauan; Ia juga memiliki semangat ksatria, menyanyikan lagu pekik perang untuk meredam kehancuran;
Namun demikian, lelaki ini memiliki jiwa seorang intelektual, menghiasi halaman-halaman kertasnya dengan kisah-kisah yang meriah di tengah badai dan hujan; Juga tak kalah penti
-
Chapter 44
Raila Aidel
08:05,Dec 22,2025
“Rong Li, aku bersedia menikahimu saja sudah merupakan batas toleransiku. Jika kau masih berani naik ke ranjangku lagi, maka yang menunggumu berikutnya hanyalah sepucuk surat cerai.”
“Tak perlu menunggu nanti. Tulis sekarang juga.”
Ia adalah putri keluarga Perdana Menteri, demi pria yang dicintainya pernah melakukan segala kebodohan, hingga jatuh menjadi bahan tertawaan seluruh negeri.
Ia pula—seorang instruktur wanita pasukan khusus dari dunia modern—hadir dengan kemegahan. Mana mungkin ia membiarkan siapa pun menginjak-injaknya.
Sang pangeran muak padanya, selir samping menjebaknya, para pelayan mempersulit hidupnya?
Ikat semuanya, gantung, lalu hajar.
Ia mengira setelah berpisah secara damai, kebebasan akan berada dalam genggamannya. Namun siapa sangka, justru bertemu dengan pria yang telah ditakdirkan baginya.
“Hei, hei, hei! Kau keluar masuk kamar gadisku seperti rumah sendiri. Apa itu pantas?”
“Hmm… memang tidak pantas,” ujarnya sambil menatapnya dengan ekspresi penuh perhitungan.
“Kalau begitu, aku akan kembali untuk memilih hari baik, lalu menikahimu dan membawamu pulang ke kediamanku.”