Ketha Su yang berdiri di depan Sam Pei, membungkuk untuk melihat wajahnya yang begitu tampan dan sempurna, matanya dipenuhi dengan kesedihan dan kepahitan. Menikah selama tiga tahun, ia tidak pernah menyentuh dirinya sendiri, meskipun ia tahu bahwa dia tidak menyukainya, yang tersisa hanyalah emosi yang dipenuhi kebencian, tapi Ketha Su masih berharap agar bisa meninggalkan memori yang cukup indah kepada dirinya sendiri. Dia mengulurkan tangannya yang gemetaran untuk memegang bibir Sam Pei yang tipis, memikirkan operasi yang akan diadakan besoknya, dan tidak mengetahui apakah dia masih bisa hidup, Ketha Su akhirnya meneteskan air matanya. Dia membasahi bibirnya, mengumpulkan keberanian dan mencoba mencium bibirnya. Sentuhan awal terasa bagaikan perasaan yang diberikan oleh Sam Pei kepada dirinya, yakni dingin dan tidak acuh, hanya pada saat kedua bibir telah berciuman, dalam seketika laki-laki itu tiba memalingkan wajahnya dan berkata “Enyalah!” dengan penuh amarah, yang membuat Ketha Su akhirnya kehilangan niat untuk selamanya agar tidak menciumnya lagi.