Memiliki sebuah paras asri juga hidup penuh kemewahan, segala rangkaian puisinya begitu berjaya. Memiliki sebuah kehidupan yang berkecukupan, merupakan orang yang beruntung dalam dunia. Saat Clara Jian lahir, seorang peramal tua mengucapkan kalimat ini sebagai hasil ramalannya. Tetapi, dia telah menjadi anak yatim sejak lahir, saat berumur 6 tahun, ibunya membawanya dan pergi menikah kembali, tapi ayah tirinya selalu memandangnya dengan sebelah mata saja. Saat berumur 16 tahun, dalam keadaan amarah yang memuncak, ibunya membunuh ayah tirinya demi dirinya, lalu kemudian bunuh diri, dan meninggalkan seorang adik perempuan yang bukan seayah dan seibu, yang membuat sepanjang hidupnya menjadi beban. Saat berumur 19 tahun, demi membalas budi, dia meminjamkan rahimnya, tapi tetap tidak ingin melangkah menuju jalan kegelapan karena hal ini. Sampai pada suatu hari setelah bertahun-tahun telah berlalu, tuan Xu, tangan seorang pria yang menawan dan tampan menyentuh dagunya, sepasang mata bagaikan buah persik yang berbinar-binar menatapnya, dengan senyuman yang menggoda dan memikat berkata, "Nyonya Xu, anak pertama dan kedua merupakan hasil dari pembuahan buatan, bukankah mulai dari anak ketiga, kita sudah harus melakukan pembuahan alami?" Clara Jian melirik Tuan Xu sejenak, langsung menepuk dan melepaskan tangannya, "Aduh! Anak pertama dan kedua mungkin saja bukan anak kandungmu, sebaiknya kamu pergi melakukan tes DNA untuk memastikannya sejenak." Tuan Xu, "......"