Setelah menikah dua tahun, Adeline Qiao dipaksa bercerai. Tepat pada hari perceraian, ia kembali menikah lagi. Dalam kondisi sepenuhnya sadar, Adeline Qiao mengikat janji suci dengan seorang pria yang belum satu jam dikenalnya. Adeline Qiao menoleh ke pria tampan di sebelahnya, “Aku rasa kita cerai saja deh? Keputusan ini terlalu konyol. ” Si pria menjawab: “Bisa jadi kita sangat cocok, coba dulu saja lah.” Awalnya Adeline bahwa pernikahan ini sangatlah konyol, nyatanya malah mendapat kebahagiaan yang luar biasa. Di kemudian hari, Adeline Qiao baru tahu identitas pria ini. Dia bukanlah orang biasa! Dia datang untuk membalas dendam, juga memegang kendali sebuah perusahaan lintas negara. Semua orang sangat hormat padanya. Pria itu awalnya ingin memanfaatkan Adeline Qiao, namun malah jatuh hati padanya. Adeline Qiao protes: “Dari depan kau tampak seperti seorang gentleman, di belakang ternyata kamu adalah seorang pemangsa yang selalu merasa tidak puas.” Thiago Huo maju memeluk Adeline Qiao, “Sekarang tidak ada orang, apakah kamu mau “olahraga”?” ------ “Aku mengumpulkan nasib baik seumur hidup hanya untuk bertemu kamu pada waktu yang tepat, Adeline Qiao!” “Hal paling membahagiakan seumur hidupku adalah tidak melewatkan kesempatan memiliki kamu, Thiago Huo!”