Yandi anak kedua dari tiga bersaudara, dari keluarga yang cukup berada. Ia adalah anak yang selalu berlangganan masuk ke ruang kepala sekolah. Meskipun kedua orang tuanya mengetahui hal itu, namun mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka. Yandi juga menjadi siswa yang kurang di sukai, karena sikapnya yang selalu saja membuat teman-temannya kesal. Namun semua sikapnya itu hanyalah pelampiasan atas luka yang ia rasakan. Luka yang terus bersamanya tanpa diobati sekalipun. Luka yang dialaminya sama seperti kerusakan yang sulit diperbaiki, karena ia tak pernah mendapat pengobatan hingga parah. Jika sudah parah pasti sulit untuk sembuh. Begitu pun sesuatu yang sudah rusak memang dapat di perbaiki. Namun, kerusakan itu tetap ada. Kerusakan itu tak akan menghilang. Lalu bagaimana cara memperbaiki kerusakan itu agar dapat kembali sempurna?