Bab 13 Kekhawatiran Daisy

by Constellation 08:01,May 24,2023
Siang keesokan harinya, Dennis Zhang mengendarai sepeda kembali ke Desa Gunung Ajaib. Ia tidak keburu kembali ke unit kesehatan, melainkan langsung masuk ke toko kelontong Daisy.

Kemarin ia sudah mengirim pesan singkat kepada Daisy, dan memberitahunya bahwa ia yang sudah menjual obat sebanyak enam puluh ribu. Ia pikir Daisy pasti akan sangat senang.

Namun yang membuat Dennis Zhang aneh adalah sekali bertemu, Daisy tidak sesenang yang ia bayangkan, melainkan ekspresinay terlihat sangat datar, wajahnya juga memasang sedikit kemurungan, bahkan kedua matanya yang penuh emosional itu memandang Dennis Zhang dengan sedikit amarah.

“Kak Daisy,……mengapa kamu terlihat tidak bahagia?” Dennis Zhang pertama kali melihat tampang Daisy yang marah, dan itu cukup mengguncangkan hatinya. Ia diam-diam memakai mata dewa ajaibnya untuk melihat pinggang di bawah pakaiannya itu.

“Tidak kok! Aku sangat senang.” Daisy memasang wajah datar dan membuka sebotol soda untuk Dennis Zhang, “Lihatlah dirimu yang kepanasan, cepat minum sana.”

Dennis Zhang sambil bertanya sambil meminum soda yang dingin, “Kak Daisy, aku memperoleh enam puluh ribu loh, apakah kamu tidak merasa senang untukku?”

“Senang kok, kalau tidak senang, aku sudah menangis.” Daisy mengelaknya.

“Tapi,……kamu ada masalah di dalam hati, bukan?”

“Tidak apa-apa.”

“Kalau kamu tidak memberitahuku lagi, aku tidak akan datang ke tokomu lagi beli barang.”

“Tidak datang lagi ya tidak apa-apa!”

“Kak Daisy, aku bermohon kepadamu—“

Melihat Dennis Zhang yang benar-benar panik, Daisy pun jadi tidak tega dan hanya bisa menghela nafas ringan, lalu berujar, “Kamu mencari uang, aku senang. Tapi aku merasa sedikit ketakutan. Kamu begitu hebat, sekali mencari uang, bisa mendapatkan enam puluh ribu. Di masa yang akan datang nanti, kamu pasti bisa menghasilkan lebih banyak uang lagi, dan menjadi orang kaya. Hingga saat itu, bagaimana mungkin kamu akan menetap di kampung kecil ini lagi? Sekalinya kamu pergi, k-kampung……kita tidak ada tempat untuk berobat lagi.”

Sebenarnya maksudnya Daisy adalah ‘kalau kamu pergi, aku tidak akan bisa melihatmu lagi’, namun sampai di mulutnya, malah mendadak berubah menjadi ‘kampung kita tidak ada tempat untuk berobat lagi’.

“Ternyata demi itu ya!” Dennis Zhang menarik tangan Daisy dan merabanya pelan-pelan, “Kak Daisy, aku tidak akan pergi. Kamu tenang saja, asal kamu masih ada di kampung ini sehari, aku akan menjadi dokter di sini sehari.”

“Benarkah?” Mata Daisy langsung bersinar, kedua tangannya pun menggenggam tangan Dennis Zhang erat.

“Aku berani membohongi Tuhan, tapi apakah aku tega membohongi Kak Daisy?”

Daisy merasa sangat senang, namun wajahnya malah berpura-pura tidak percaya dan mengerucutkan mulut, berujar dengan penuh nada waspada, “Kalau begitu belum tentu yakin! Siapa yang tahu apa yang dipikirkanmu!”

“Kalau kamu tidak percaya, aku boleh bersumpah, jika aku meninggalkan Desa Gunung Ajaib, aku akan……”

“Diam!” Daisy takut Dennis Zhang akan mengatakan hal-hal yang tidak bagus, kemudian langsung mengulur tangan menutupi mulutnya.

Bibir Dennis Zhang pun langsung mengecup telapak tangan Daisy yang lembut.

Tangan yang lembut dan wangi sekali!

Tangan Daisy membuatnya mengisapnya dengan kuat bagai ada magnetiknya, sehingga membuat telapak tangan Daisy kesakitan, dan setengah lengannya kehilanan rasa, dan berujar malu dengan wajah memerah, “Apa yang kamu lakukan?”

Dennis Zhang juga merasa dirinya terlalu gegabah, lalu merunduk kepala dengan malu, “Maaf, Kak Daisy. Aku tidak sengaja melakukannya.”

Melihat tampang Dennis Zhang yang kebingungan, Daisy merasa kasihan tangan, kemudian memakai tangan mengelus kepala Dennis Zhang dan berujar penuh arti, “Tidak apa-apa, kalau kamu sengaja pun, Kakak juga tidak akan menyalahkanmu.”

Mendengar ini, Dennis Zhang seketika merasa sanagt hangat, kemudian ia memandang mesum lagi tubuh Daisy dengan mata dewa ajaibnya.

Daisy dapat merasakan pandangannya yang menyapu tubuhnya, namun ia tidak akan pernah tahu, kalau mata dewa ajaib Dennis Zhang sudah menembus pakaiannya dan memasuki bagian dalam tubuhnya.

Dennis Zhang terbengong melihatnya, Daisy pun terbatuk kering dan berujar pelan, “Kalau kamu mau memakai ludahku untuk membuat obat, kamu boleh bilang kepadaku kapanpun, jangan sungkan. Sebenarnya Kakak bisa memberikanmu apapun, tidak hanya ludah saja.”

Ucapan ‘bisa memberikanmu apapun’ lagi-lagi membuat hati Dennis Zhang memanas. Saat ini, ada dua penduduk desa yang mendorong pintu membeli barang, ia pun tidak lanjut berbincang dengan Daisy dan segera meninggalkan tempat.

“Sebenarnya Kakak bisa memberikanmu apapun…..” Setelah kembali ke unit kesehatan, kepala Dennis Zhang terus teringat kembali akan bayangan Daisy dan telinganya juga menggema ulang kalimat yang sama.

Jatuh cinta?

Dennis Zhang pernah berkencan dua tahun dengan Shela Yao, namun ia tidak pernah segila ini.

Ia diam-diam menebak, ‘Jika aku meminta kepada Daisy untuk membuat hubungan kita semakin lanjut, apakah Daisy akan menolaknya?’

Seharusnya……tidak akan.

Tapi bagaimana dengan setelah ‘semakin lanjut’?

Dennis Zhang bukanlah pria yang tidak bertanggung jawab. Dalam pandangannya, pria itu harus bertanggung jawab, kalau tidak menidurinya bukan masalah sendiri, kalau sudah menidurinya, maka ia harus ‘bertanggung jawab untuk seumur hidup’.

Kalau begitu, menikahi Daisy?

Ini adalah sebuah cara yang menggoda.

Tapi apa yang akan dipikirkan orang lain?

Untuk penduduk Desa Gunung Ajaib, Desa Makmur Abadi dan teman-teman Dennis Zhang,…… bagaimana pendapat mereka? Dan juga, apakah kedua orang tua Dennis Zhang akan setuju? Mereka bersusah payah membiayai putra mereka hingga SMA, namun anaknya malah menikah janda. Bagaimana kedua orang tuanya bisa mengangkat wajah mereka di hadapan penduduk desa?

Huh!

Setekah dipikir-pikir, ia juga tidak menemukan jawaban yang benar, jadi hanya bisa menertawai dirinya, ‘Dennis Zhang, Dennis Zhang, kamu baru saja mengenali Daisy beberapa hari, dan sekarang malah sudah kepikiran mau nikah, bukankah……ini terlalu apa itu?’

‘Sudah, sudah, menghasilkan uang dulu. Untuk masalah pacaran, biarkan takdir saja. Ada pepatah kata yang baik, pria harus mendirikan usaha dulu, baru menikah.’

Pagi keesokan harinya, Dennis Zhang pergi ke dalam kota, dan menyerahkan obat kepada Saggy Meng dan Ferdi He. Setelah mereka berdua mengambil obat, mereka pun mendesak Dennis Zhang untuk membuat lebih banyak obat, ada berapa banyak, mereka pun akan membelinya, serta membayar dua puluh ribu lagi sebagai down-payment. Mereka memberitahu Dennis Zhang bahwa temannya sangat membutuhkan obat ini, dan perlu buru-buru membayar uangnya dulu.

Hati Dennis Zhang merasa sangat senang. Ia tidak menyangka sama sekali kalau penjualan Alkohol Obat Nutritious ini akan begitu laris. Dengan perkembangan seperti ini, penjualannya akan terus meningkat. Lain kali…….Haha, tidak perlu cemas akan uang lagi.

Setelah ada uang, Dennis Zhang langsung kepikiran untuk membeli bunga sebagai hadiah Daisy. Tidak adanya ludah wangi Daisy, bagaimana mungkin ada Alkohol Obat Nutritious. Ini namanya tidak lupa akan asalnya.

Dennis Zhang tiba di sebuah toko perhiasan. Sembari berjalan dan melihat, ia terus datang ke bagian perhiasan emas.

Setelah meliriknya sekilas, ia menyukai sebuah kalung emas lima belas gram.

“Mohon Anda ambil kalung ini untukku.” Dennis Zhang berujar sopan kepada pramuniaga.

Pramuniaga wanita itu melirik Dennis Zhang sekilas. Melihat penampilannya yang kurang mampu itu, dan bicaranya juga tidak begitu berwibawa, ia pun sangat tidak menyukainya dan berpura-pura tidak mendengarnya.

Kebetulan saat ini, seorang pria gemuk menggandeng kekasihnya berjalan ke dalam.

Si gemuk itu memasang tampak orang kaya dengan perut besarnya dan lehernya yang tergantung kalung emas kasar, serta sandal kulit yang membalut kakinya. Gadis itu terlihat sangat genit, bahkan riasannya juga sangat tebal, sekali mengedip mata, bedaknya pun terus terjatuh ke bawah.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

65