chapter 3 Kita Sudah Sama-Sama Mengerti
by Olive
16:03,Oct 28,2023
Begitu Zein memasuki area timur sanatorium, Alfa Yin langsung menyeretnya masuk.
Zein merasa tidak tenang. "Kak Alfa, aku belum pernah bertemu dengan direktur, kenapa beliau ingin bertemu denganku?"
Meskipun Alfa adalah ketua satpam, dia tidak menjaga jarak dengan bawahannya. Hubungan mereka juga cukup akrab.
Alfa juga merupakan salah satu teman Zein.
"Mana kutahu!"
Alfa berkata, "Aku baru saja mendengar bahwa direktur melihatmu di TV, beliau terus berteriak dan menunjuk ke arah TV. Setelah Bu Lenny menyuruhmu untuk datang kemari, beliau lantas menjadi lebih tenang ..."
Melihatnya di TV? Bagaimana bisa?
Zein tertegun, setelah itu dia teringat sesuatu.
Acara perjodohan tadi sepertinya diberitakan secara langsung oleh wartawan lokal di Kota Jayana.
Apa direktur pernah bertemu dengannya lima tahun lalu?
Zein mengikuti Alfa ke kamar pasien direktur mereka, Charles Su.
Hampir semua anggota Keluarga Su berada di sana.
"Cepat kemari!"
Sebelum Zein sempat menyapa semua orang, Lenny Su buru-buru memanggilnya.
Lenny Su adalah cucu perempuan tertua Charles Su sekaligus manajer umum Grup Su saat ini.
Selain itu, dia juga adalah seorang gadis cantik yang terkenal di Kota Jayana.
Semua karyawan laki-laki yang bekerja di Grup Su menyukai gadis itu.
Zein membungkuk dan menatap Charles yang terbaring tak berdaya dengan bingung.
Kasur Charles dinaikkan sampai sudut 45 derajat.
Charles yang melihat Zein langsung berteriak dan antusias.
Tiga tahun lalu, Charles terjatuh dari tangga dan menderita stroke parah. Kemampuan bicaranya juga terganggu. Jangankan Zein, bahkan anggota Keluarga Su pun tidak mengerti apa yang diucapkan olehnya.
Hati Zein tergerak, dia segera bertanya pada laki-laki itu apakah beliau mengenalnya.
Charles berkedip dengan kuat, terlihat jelas bahwa dia mengenali Zein.
Tujuh tahun lalu, dia dan beberapa pengusaha kaya lainnya diculik, Zein yang sudah dianggapnya sebagai dewa penolong itulah yang menjadi penyelamatnya.
Beliau tidak mengerti kenapa dewa penyelamatnya itu malah menjadi satpam di perusahaan miliknya.
Benar saja, laki-laki tua itu memang mengenali Zein!
Zein merasa senang, dia lantas menunjuk ke arah kepalanya dan berkata, "Saya mengalami kecelakaan lima tahun lalu dan mengalami amnesia ..."
Charles berpikir dan mulai mengoceh lagi.
Dia mengangkat satu tangannya dengan susah payah dan menunjuk ke arah Lenny dengan gemetaran.
Lenny segera memegang tangan kakeknya itu dan berkata, "Kakek, jangan bergerak terlalu banyak ..."
Charles langsung menarik tangannya dan tangan Zein dengan susah payah.
Lenny dengan refleks menarik tangannya kembali, dia merasa seperti tersengat listrik dan menatap kakeknya dengan tidak percaya.
Anggota Keluarga Su lainnya juga tercengang.
Sudah jelas kalau Charles ingin menjodohkan Lenny dan Zein!
Zein kebingungan, entah apa yang harus dia perbuat.
"Apa yang Ayah lakukan?"
Ibu Lenny, Selly Zhao sangat marah dan berkata, "Ada banyak sekali laki-laki yang mengejar Lenny!"
"Kakek, jangan main-main. Dia cuma satpam!"
Mendengar hal itu, Charles mulai berteriak lagi, tatapannya terlihat galak, tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikannya.
Michael Su yang melihatnya pun langsung menatap keponakannya itu sambil tersenyum. "Lenny, sekarang maksud Ayah sudah jelas, kamu harus menyetujuinya!"
Selly yang mendengarnya pun langsung berteriak dengan marah. "Kenapa kamu tidak membiarkan Cindy, putrimu sendiri untuk menikah dengan satpam itu saja?!"
Dia tahu bahwa Michael hanya berharap Lenny Su tidak bahagia.
Dengan begitu keluarga mereka bisa merebut kekuasaan!
"Ini permintaan Ayah, bukan permintaanku." Michael lantas menatap kakak laki-lakinya, Martin Su dan berkata, "Kakak saja yang mengambil keputusan!"
Martin terdiam, dia lantas meraih tangan ayahnya dan berkata, "Ayah, bagaimana kalau kita biarkan Lenny dan Zein untuk lebih saling mengenal dulu?"
Martin mengedipkan mata pada putrinya dan Zein.
Lagi pula, laki-laki tua itu tidak bisa bergerak. Sebaiknya mereka menenangkan Charles dulu dan membahas hal itu nanti saja.
Charles terus berteriak.
Bahkan dia juga sampai melotot.
"Apa Ayah ingin Leny dan Zein menikah secara resmi dulu?"
Michael sepertinya mengerti maksud ayahnya itu.
Charles tiba-tiba terdiam.
Memang itu yang dia maksud!
Meski menderita strok, otak Charles masih berfungsi normal dan tidak mudah dibodohi.
Hanya ini yang bisa Charles lakukan untuk membalas budi malaikat penolongnya! Mumpung Zein masih kehilangan ingatannya.
Jika suatu saat nanti ingatannya kembali, apa Zein masih bisa menyukai cucunya?
Keluarga Lenny tidak terima, tapi Charles terus berteriak. Pada akhirnya mereka memanggil dokter untuk memberikan suntikan penenang pada Charles.
Setelah Charles tertidur lelap, Martin pun merasa lega.
Martin terdiam, tidak lama kemudian menarik tangan Zein dan mengajaknya keluar dari kamar pasien. "Ayah pasti mengenalmu. Jika kamu tidak keberatan, kalian menikah saja dulu!"
Menikah secara resmi?
Zein memandang Martin dengan bingung.
Sejujurnya, dirinya yang hanya seorang satpam itu akan merasa sangat beruntung jika dijodohkan dengan presdir seperti Lenny!
Tapi yang terpenting menurut Zein saat ini adalah karena ternyata Cherles mengenali dirinya!
Sebenarnya tujuan utamanya adalah menggali informasi tentang dirinya sendiri dari Charles! Dia tidak mau hanya menjadi menantu yang menggantungkan diri pada Keluarga Su!
Setelah menjadi menantu Keluarga Su, Zein bisa berbicara kapan pun dengan laki-laki tua itu!
Charles memang tidak bisa menulis atau berbicara, tapi otaknya masih normal. Zein hanya memerlukan bantuan orang lain untuk memastikan apakah tebakannya benar!
Setelah berpikir, Zein mengangguk dan berkata, "Saya bisa menerimanya, tapi bagaimana dengan Bu Lenny ..."
"Masalah ini serahkan saja padaku!" jawab Martin.
Martin diam-diam menyiapkan rencana untuk putrinya.
Lenny awalnya ingin membeli surat pernikahan palsu untuk menipu Zein.
Tapi Michael pasti akan mengawasinya. Rencana itu pasti tidak akan berhasil.
Setelah dibujuk ayahnya, akhirya Lenny menyetujuinya degan berat hati.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di Kantor Urusan Sipil.
Akhir-akhir ini kasus perceraian lebih banyak dibanding pernikahan.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, mereka akhirnya menerima surat nikah.
Zein masih tidak percaya bahwa sekarang dirinya sudah menikah.
Setelah keluar dari Kantor Urusan Sipil, Lenny mengingatkan Zein dengan wajah serius. "Kita cuma berpura-pura! Kamu harus tahu diri, jangan harap kamu bisa menyentuhku!"
Zein sama sekali tidak memiliki pemikiran seperti itu. Saat melihat sikap Lenny, dia bertanya sambil tersenyum sinis. "Apa kamu pernah mendengar sebuah pepatah?"
"Pepatah apa?" tanya Lenny.
"Cinta bisa timbul karena terbiasa!" kata Zein sambil tersenyum sinis.
Cinta bisa timbul karena terbiasa?
Cinta bisa timbul karena terbiasa katanya?
Wajah cantik Lenny berkedut, dia berkata "tidak tahu malu" dengan keras dan segera berjalan ke arah mobilnya.
Sebelum Zein sempat menyusulnya, Lenny langsung tancap gas.
"Kita semua sudah sama-sama mengerti! Kenapa harus berpura-pura polos?!"
"Cepat atau lambat aku pasti akan menidurimu! Lihat saja, apa kamu masih bisa bersikap sombong padaku!"
Setelah mengungkapkan kekesalannya, Zein kembali ke asrama perusahaan.
Demi mengikuti acara perjodohan itu, dia mengatur piket jaganya sejak beberapa hari lalu. Malam ini dia harus berjaga.
Sekarang dia harus tidur untuk menjaga staminanya.
Setelah melihat sikap Lenny, dia tidak mengharap menjadi menantu yang hanya bisa menumpang pada keluarga istri.
Malam ini dia harus berjaga.
Dia harus hidup dengan mandiri, dengan begitu dia tidak akan diremehkan oleh orang lain.
Setelah tidur kurang dari dua jam, Zein terbangun oleh mimpi buruk.
Mimpi itu penuh dengan pertumpahan darah yang sangat mengerikan.
"Aneh, akhir-ahir ini aku tidak pernah menonton film horor! Kenapa aku selalu bermimpi aneh?"
Zein mengelus kepalanya dan bergumam pelan.
Tepat di saat dia hendak minum, Lenny tiba-tiba meneleponnya.
"Malam ini kamu harus ikut aku ke suatu tempat, aku akan menjemputmu nanti!"
Suara dingin Lenny terdengar.
Sebelum Zein sempat bertanya, Lenny langsung menutup teleponnya....
Zein merasa tidak tenang. "Kak Alfa, aku belum pernah bertemu dengan direktur, kenapa beliau ingin bertemu denganku?"
Meskipun Alfa adalah ketua satpam, dia tidak menjaga jarak dengan bawahannya. Hubungan mereka juga cukup akrab.
Alfa juga merupakan salah satu teman Zein.
"Mana kutahu!"
Alfa berkata, "Aku baru saja mendengar bahwa direktur melihatmu di TV, beliau terus berteriak dan menunjuk ke arah TV. Setelah Bu Lenny menyuruhmu untuk datang kemari, beliau lantas menjadi lebih tenang ..."
Melihatnya di TV? Bagaimana bisa?
Zein tertegun, setelah itu dia teringat sesuatu.
Acara perjodohan tadi sepertinya diberitakan secara langsung oleh wartawan lokal di Kota Jayana.
Apa direktur pernah bertemu dengannya lima tahun lalu?
Zein mengikuti Alfa ke kamar pasien direktur mereka, Charles Su.
Hampir semua anggota Keluarga Su berada di sana.
"Cepat kemari!"
Sebelum Zein sempat menyapa semua orang, Lenny Su buru-buru memanggilnya.
Lenny Su adalah cucu perempuan tertua Charles Su sekaligus manajer umum Grup Su saat ini.
Selain itu, dia juga adalah seorang gadis cantik yang terkenal di Kota Jayana.
Semua karyawan laki-laki yang bekerja di Grup Su menyukai gadis itu.
Zein membungkuk dan menatap Charles yang terbaring tak berdaya dengan bingung.
Kasur Charles dinaikkan sampai sudut 45 derajat.
Charles yang melihat Zein langsung berteriak dan antusias.
Tiga tahun lalu, Charles terjatuh dari tangga dan menderita stroke parah. Kemampuan bicaranya juga terganggu. Jangankan Zein, bahkan anggota Keluarga Su pun tidak mengerti apa yang diucapkan olehnya.
Hati Zein tergerak, dia segera bertanya pada laki-laki itu apakah beliau mengenalnya.
Charles berkedip dengan kuat, terlihat jelas bahwa dia mengenali Zein.
Tujuh tahun lalu, dia dan beberapa pengusaha kaya lainnya diculik, Zein yang sudah dianggapnya sebagai dewa penolong itulah yang menjadi penyelamatnya.
Beliau tidak mengerti kenapa dewa penyelamatnya itu malah menjadi satpam di perusahaan miliknya.
Benar saja, laki-laki tua itu memang mengenali Zein!
Zein merasa senang, dia lantas menunjuk ke arah kepalanya dan berkata, "Saya mengalami kecelakaan lima tahun lalu dan mengalami amnesia ..."
Charles berpikir dan mulai mengoceh lagi.
Dia mengangkat satu tangannya dengan susah payah dan menunjuk ke arah Lenny dengan gemetaran.
Lenny segera memegang tangan kakeknya itu dan berkata, "Kakek, jangan bergerak terlalu banyak ..."
Charles langsung menarik tangannya dan tangan Zein dengan susah payah.
Lenny dengan refleks menarik tangannya kembali, dia merasa seperti tersengat listrik dan menatap kakeknya dengan tidak percaya.
Anggota Keluarga Su lainnya juga tercengang.
Sudah jelas kalau Charles ingin menjodohkan Lenny dan Zein!
Zein kebingungan, entah apa yang harus dia perbuat.
"Apa yang Ayah lakukan?"
Ibu Lenny, Selly Zhao sangat marah dan berkata, "Ada banyak sekali laki-laki yang mengejar Lenny!"
"Kakek, jangan main-main. Dia cuma satpam!"
Mendengar hal itu, Charles mulai berteriak lagi, tatapannya terlihat galak, tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikannya.
Michael Su yang melihatnya pun langsung menatap keponakannya itu sambil tersenyum. "Lenny, sekarang maksud Ayah sudah jelas, kamu harus menyetujuinya!"
Selly yang mendengarnya pun langsung berteriak dengan marah. "Kenapa kamu tidak membiarkan Cindy, putrimu sendiri untuk menikah dengan satpam itu saja?!"
Dia tahu bahwa Michael hanya berharap Lenny Su tidak bahagia.
Dengan begitu keluarga mereka bisa merebut kekuasaan!
"Ini permintaan Ayah, bukan permintaanku." Michael lantas menatap kakak laki-lakinya, Martin Su dan berkata, "Kakak saja yang mengambil keputusan!"
Martin terdiam, dia lantas meraih tangan ayahnya dan berkata, "Ayah, bagaimana kalau kita biarkan Lenny dan Zein untuk lebih saling mengenal dulu?"
Martin mengedipkan mata pada putrinya dan Zein.
Lagi pula, laki-laki tua itu tidak bisa bergerak. Sebaiknya mereka menenangkan Charles dulu dan membahas hal itu nanti saja.
Charles terus berteriak.
Bahkan dia juga sampai melotot.
"Apa Ayah ingin Leny dan Zein menikah secara resmi dulu?"
Michael sepertinya mengerti maksud ayahnya itu.
Charles tiba-tiba terdiam.
Memang itu yang dia maksud!
Meski menderita strok, otak Charles masih berfungsi normal dan tidak mudah dibodohi.
Hanya ini yang bisa Charles lakukan untuk membalas budi malaikat penolongnya! Mumpung Zein masih kehilangan ingatannya.
Jika suatu saat nanti ingatannya kembali, apa Zein masih bisa menyukai cucunya?
Keluarga Lenny tidak terima, tapi Charles terus berteriak. Pada akhirnya mereka memanggil dokter untuk memberikan suntikan penenang pada Charles.
Setelah Charles tertidur lelap, Martin pun merasa lega.
Martin terdiam, tidak lama kemudian menarik tangan Zein dan mengajaknya keluar dari kamar pasien. "Ayah pasti mengenalmu. Jika kamu tidak keberatan, kalian menikah saja dulu!"
Menikah secara resmi?
Zein memandang Martin dengan bingung.
Sejujurnya, dirinya yang hanya seorang satpam itu akan merasa sangat beruntung jika dijodohkan dengan presdir seperti Lenny!
Tapi yang terpenting menurut Zein saat ini adalah karena ternyata Cherles mengenali dirinya!
Sebenarnya tujuan utamanya adalah menggali informasi tentang dirinya sendiri dari Charles! Dia tidak mau hanya menjadi menantu yang menggantungkan diri pada Keluarga Su!
Setelah menjadi menantu Keluarga Su, Zein bisa berbicara kapan pun dengan laki-laki tua itu!
Charles memang tidak bisa menulis atau berbicara, tapi otaknya masih normal. Zein hanya memerlukan bantuan orang lain untuk memastikan apakah tebakannya benar!
Setelah berpikir, Zein mengangguk dan berkata, "Saya bisa menerimanya, tapi bagaimana dengan Bu Lenny ..."
"Masalah ini serahkan saja padaku!" jawab Martin.
Martin diam-diam menyiapkan rencana untuk putrinya.
Lenny awalnya ingin membeli surat pernikahan palsu untuk menipu Zein.
Tapi Michael pasti akan mengawasinya. Rencana itu pasti tidak akan berhasil.
Setelah dibujuk ayahnya, akhirya Lenny menyetujuinya degan berat hati.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di Kantor Urusan Sipil.
Akhir-akhir ini kasus perceraian lebih banyak dibanding pernikahan.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, mereka akhirnya menerima surat nikah.
Zein masih tidak percaya bahwa sekarang dirinya sudah menikah.
Setelah keluar dari Kantor Urusan Sipil, Lenny mengingatkan Zein dengan wajah serius. "Kita cuma berpura-pura! Kamu harus tahu diri, jangan harap kamu bisa menyentuhku!"
Zein sama sekali tidak memiliki pemikiran seperti itu. Saat melihat sikap Lenny, dia bertanya sambil tersenyum sinis. "Apa kamu pernah mendengar sebuah pepatah?"
"Pepatah apa?" tanya Lenny.
"Cinta bisa timbul karena terbiasa!" kata Zein sambil tersenyum sinis.
Cinta bisa timbul karena terbiasa?
Cinta bisa timbul karena terbiasa katanya?
Wajah cantik Lenny berkedut, dia berkata "tidak tahu malu" dengan keras dan segera berjalan ke arah mobilnya.
Sebelum Zein sempat menyusulnya, Lenny langsung tancap gas.
"Kita semua sudah sama-sama mengerti! Kenapa harus berpura-pura polos?!"
"Cepat atau lambat aku pasti akan menidurimu! Lihat saja, apa kamu masih bisa bersikap sombong padaku!"
Setelah mengungkapkan kekesalannya, Zein kembali ke asrama perusahaan.
Demi mengikuti acara perjodohan itu, dia mengatur piket jaganya sejak beberapa hari lalu. Malam ini dia harus berjaga.
Sekarang dia harus tidur untuk menjaga staminanya.
Setelah melihat sikap Lenny, dia tidak mengharap menjadi menantu yang hanya bisa menumpang pada keluarga istri.
Malam ini dia harus berjaga.
Dia harus hidup dengan mandiri, dengan begitu dia tidak akan diremehkan oleh orang lain.
Setelah tidur kurang dari dua jam, Zein terbangun oleh mimpi buruk.
Mimpi itu penuh dengan pertumpahan darah yang sangat mengerikan.
"Aneh, akhir-ahir ini aku tidak pernah menonton film horor! Kenapa aku selalu bermimpi aneh?"
Zein mengelus kepalanya dan bergumam pelan.
Tepat di saat dia hendak minum, Lenny tiba-tiba meneleponnya.
"Malam ini kamu harus ikut aku ke suatu tempat, aku akan menjemputmu nanti!"
Suara dingin Lenny terdengar.
Sebelum Zein sempat bertanya, Lenny langsung menutup teleponnya....
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved