Bab 4 Gara gara sayur asem

by Missecha 20:04,Jun 29,2021
Setelah hari penyatuan sahnya Antonio dan Amanda hubungan keduanya berangsur angsur membaik meskipun terkadang masih sering terlibat perdebatan biasa karena sifat Antonio, namun Manda selalu berusaha mengalah dan menerimanya.

"Hey! kamu masak apa hari ini?" ucap Antonio saat dirinya sudah memasuki ruangan makan mereka.

Manda yang sedang menyiapkan makanannya pun terpaksa memghentikan aktifitasnya demi menyapa dan menjawab Antonio.
"Sayur asem," jawab Manda dengan sekenanya dan cepat..

Apa? sayur asem? maksudnya sayur basi gitu? apa dia ingin meracuniku dengan memberi makan sayur yang sudah asam dan basi itu padaku?pikir Antonio penuh tanda tanya.
"Hey! apa kamu tidak bisa masak yang lain apa?, kenapa harus memasak sayur apa itu tadi? sayur asem? sayur basi?"

"Apa kamu sudah pernah memakannya?" tanya Manda sebal mendengar perkataan Antonio barusan.

"Nope! tidak pernah, mana mungkin aku makan sayur yang sudah basi seperti itu," cebik Antonio lagi. Meskipun berdarah asli Indonesia namun Antonio yang sempat mengenyam pendidikan di luar negri memang tidak pernah memakan makanan rumahan Indonesia, kecuali gado gado, ketoprak dan soto.

Mendengar sang suami menyebut kata basi serta merta membuat Manda menatapnya tajam setajam tajamnya silet. "Apa kamu kira aku bisa sejahat itu untuk meracunimu dengan memberi sayur basi?" ucap Manda tidak kalah galak menjawab pernyataan Antonio.
Apa dia benar bemar tidak tau sayur asem? oh astaga Tuan muda, djmana kamu hidup sebenarnya sih?perasaan Mama Celine dan Papa Dave gak kayak kamu deh.. Astaga Manda,orang seperti apa ini yang menjadi suamimu~batin Manda.


Manda pun menarik kursinya dan duduk, dia sama sekali tidak perduli apa Antonio akan memakannya atau tidak. Cacing cacing dalam perutnya sudah berteriak meminta segera di isi, itu sebabnya dia malas meladeni sang suami.
"Kalau kamu tidak mau, kamu bisa cari makan diluar saja, biar aku dan bibi yang akan habiskan ini nanti."
Lalu Manda mulai menuangkan sayur asem di mangkok dan mengambil tahu serta tempe goreng dan sambal serta lalapan segar daun selada kesukaannya.
Menikmantinya bersama dengan nasi panas dan juga es teh dingin di sampingnya benar benar memnbuatnya bisa melupakan sosok sang suami yang kelihatan semakin kesal dibuatnya.


Lihatlah gadis itu, dia benar benar tidak sopan~batin Antonio
"Amanda Wiradijaya!"
Panggilan bernada ancaman Antonio ucapkan. Dia benar benar tidak pernah memakan sayur asem tapi dia begiti kesal melihat Amanda dengan asyiknya makan sendirian tanpa memikirkan dirinya yang juga lapar sebenarnya.
Sebenarnya Antonio ingin mencobanya namun rasa gengsinya seperti biasa mengalahkan rasa laparnya yang membuat dia mengurungkan niatnya apalagi Manda memilih mendiamkan dan menikmati makanan itu sendirian dengan lahapnya.
Membuat emosi Antonio semakin terpancing bersamaan dengan rasa laparnya.


"Jangan ganggu aku... aku lapar sekali ini," balas Manda cepat. Dan dengan satu kali suapan besarnya, Manda memasukan nasi serta sayur asem ke dalam mulutnya.
Antonio yang melihatnya pun dibuat kesal.
Dan dengan gerakan secepat kilat, Antonio mendekati Manda dan mencium istrinya itu dengan tujuannya agak makanan yang ada dalam mulut sang istri pindah ke dalam mulutnya.
Mendapat serangan mendadak dari Antonio jelas sekali membuat Manda terkesiap kaget, dengan kecerdikannya Manda pun menggigit bibir bawah Antonio.

Antonio mengerang kesakitan, "Arrhhh! kenapa kamu menggigitku," serunya seraya memegang bibirnya yang sudah memerah dan berdarah karena di gigit Manda, sang istri.

"Kamu! Kamu duluan yang cium aku, kenapa kamu menciumku," skak Manda. "Aku kan lagi makan, apa kamu mau membuatku mati tersedak makanan hah!" Omel Manda sambil terus melap bibirnya yang basat karena saliva Antonio.


"Itu karena kamu menikmati makananmu sendiri."
Balas Antonio tidak mau kalah, seperti biasa mereka selalu menghabiskan waktu mereka untuk bertengkar satu sama lain.

"Dasar aneh, kamu sendiri kan yang bilang gak mau makan sayur asem," protes Manda tidak terima dengan pernyataan sang suami tersebut.

"Berisik! cepat obati ini," tunjuk Antonio.

"Orang aneh," runtuk Manda lagi sambil bergumam pelan sekali.

"Amanda Wir......"

"Wiradijay!" sela Manda memotong ucapan Antonio.

Cih! dia bahkan sudah berani menyela kata kataku~batin Antonio. Namun tanpa Manda sadari, senyum terkembang di wajah Antonio.

**

Axel Company

"Bro, kenapa bibirmu?" tanya Ramon sang sepupu penasaran.

"Ahh! ini, di gigit semut."
Dengan spontan dan asal Antonio menjawab.

Namun Ramon tau bukan karena gigitan semut, Ramon adalah salah satu saksi hubungan Manda dan Antonio.
"Wahh semutnya ganas ganas ya disana, perih perih nikmat dong ya," godanya yang membuat Ramon mendapat tatapan tajam dari Antonio.

Cekrek!

"Selamat siang semuanya."

"Roger! masuklah," ajak Antonio.

"Hai Ramon," sapa Roger ramah.

"Halo Roger, gimana kabar?"

"Baik."

Roger pun mengambil tempat duduk di dekat Antonio juga Ramon.

"Gimana Bro, apa ada kabar baik dari penelusuran anak buahmu?" tanya Roger penasaran.

"Wahh kayaknya ada yang udah gak sabaran nih," celetuk Ramon.

"Roger, anak buahku sudah menemukan panti asuhan tempat adikmu di titipkan dahulu, panti asuhan itu sempat terbakar tapi untungnya tidak ada korban jiwa saat itu, menurut anak buahku, kondisi bangunan saat itu mengharuskan mereka untuk pindah ke tempat yang baru," terang Antonio menjelaskan tentang hasil penemuannya.

"Aku berharap kali ini aku bisa menemukan adikku, karena kedua orangtua merasa sangat bersalah sekali dan terpukul karena mereka melakukan kesalahan yang besar," seru Roger dengan wajah sendunya. Tergambar jelas bahwa dia sangat kehilangan sosok adik kecilnya.

Dengan bijaksana, Antonio berusaha menguatkan sang sahabat, "Tenanglah, kita sudah menemukan panti asuhan itu," ucapnya mantap.

"Bro, makasih ya... setidaknya pencarian ini membuahkan hasil, kita jadi bisa ketemu panti asuhan tempat Viona dulu, sekarang Mama Papa juga lagi on the way ke Indonesia," ucap Roger pada Antonio.

"Sama sama Bro, aku udah janji bakal bantu kamu kan, jadi jangan sungkan," balas Antonio ramah. "Kapan kita akan kesana? kita harus mencari tau lebih detail disana," ucap Antonio.

"Setidaknya tunggu Mama Papa dulu deh, karena bukti bukti ada di mereka."

"Ngomong ngomong nama panti asuhannya apa?" tanya Ramon ikutan penasaran.

"Hhmm kalau gak salah, Muti.. mutiara kasih sepertinya," jawab Antonio.

"Mutiara kasih, mutiara kasih... hmm, kenapa kayaknya gak asing yah namanya," gumam Ramon sambil berpikir keras.
Mutiara Kasih? astaga.. bukannya itu nama panti asuhan tempat Amanda berasal ya?~pikir Ramon.

Tatapan Ramon pun tertuju pada Antonio juga Roger dengan tatapan tanpa ekspresi.
Gak mungkin kan kalau Amanda itu adiknya Roger?~batin Ramon.

Sementara Manda masih terus mengabdikan dirinya dengan memberikan beberapa les tambahan kepada anak anak panti asuhan tempatnya berasal.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

45