Bab 7 Nona Muda Tsu, Apakah Ada Sesuatu pada Wajahku?

by Aurora 10:26,Sep 07,2021
Terdengar suara tawa yang pelan milik seorang pria, kemudian terdengar suara dia melepaskan sabuk pengamannya, kemudian pikiran Layla Tsu seketika kosong.

Aroma pria masuk ke dalam hidungnya, Graysen Lu mencondongkan badannya tanpa menyentuh tubuh Layla Tsu, namun aromanya menusuk ke dalam hidungnya.

Dia melepaskan sabuk pengamannya dengan santai kemudian menarik sabuk pengaman dengan santai, setelah itu dia menunduk mengeratkan sabuk pengamannya.

Selama proses ini, Layla Tsu berusaha menempelkan punggungnya pada sandaran kursi, tubuhnya sangat kaku dan tegak, dia bahkan tidak berani bergerak, jarak mereka terlalu dekat!

Graysen Lu merasakan kepanikan gadis ini, dia tersenyum melihat kepolosan gadis ini, apakah gadis ini telah berumur delapan belas tahun? Sepertinya dia masih sangat kecil.

Ketika Graysen Lu duduk kembali pada posisinya, dia menyalakan mobilnya, Layla Tsu kembali dari lamunannya dan merasa punggungnya basah akibat keringat.

Dia memakai rok dan duduk sopan dengan kedua kaki dirapatkan.

Ketika Graysen Lu membantunya mengeratkan sabuk pengaman, tatapannya tidak sengaja melihat ke arah kedua kakinya yang ramping dan putih di bawah roknya yang sungguh menawan.

Graysen Lu membawa mobil dengan hening, dia sepertinya kurang tidur dan menguap pelan.

Layla Tsu benar-benar takut Graysen Lu kecapekan, oleh karena itu dia ingin memulai pembicaraan.

Namun apa yang bisa dia katakan pada Graysen Lu?

Layla Tsu adalah tipe orang yang bisa mengobrol dengan santai melalui aplikasi tanpa bertemu dengan orangnya, namun ketika mengobrol tatap muka, dia seketika menjadi dilema.

“Kakak Lu, ada apa kamu datang ke Kota Jiang Cheng?”

Setelah dia bertanya, Layla Tsu memberi tatapan hina pada dirinya sendiri.

Bukankah pertanyaannya tidak bersifat terlalu privasi? Mereka tidak saling mengenal, kenapa dia harus memberitahu alasannya datang ke sini?

“Ada teman nenek yang meninggal dunia. Oleh karena itu, dia datang ke sini. Hari ini dia kelihatan sangat senang. Sepertinya nenek benar-benar menyukaimu. Semoga Nona Muda Tsu bisa membawanya pergi jalan-jalan. Aku akan kembali besok, hari ini sengaja datang mencari nenek.”

Layla Tsu mendengarnya dan mengangkat tangannya berjanji, “Jika nenek membutuhkanku, maka aku akan mencarinya, aku serius.”

Gadis ini kelihatan sangat tulus dan terasa menggemaskan.

Dia kembali menggunakan kata gemas, Graysen Lu sendiri tercengang.

Dia berdeham pelan sehingga jakunnya bergerak naik turun.

Layla Tsu sedang menoleh melihatnya, tatapannya jatuh pada daerah jakun Graysen Lu, dia buru-buru mengalihkan tatapannya. Apa yang sedang dilihatnya?

Namun Graysen Lu benar-benar tampan. Sayang sekali jika orang tampan seperti dia tidak masuk ke dalam bidang hiburan.

Dia diam-diam menatap Graysen Lu, kemudian ketahuan oleh Graysen Lu ketika mereka berhenti di depan lampu merah.

Huh...

Graysen Lu memiliki mata yang hitam dan indah.

Sudut matanya pelan-pelan terangkat, tatapannya sangat menawan ketika menatap orang. Sangat menggoda!

Layla Tsu mengalihkan tatapannya dengan bingung, sepasang matanya yang kelihatan ajaib mampu merayu orang masuk ke dalam jebakannya.

Graysen Lu sengaja bertanya, “Nona Muda Tsu, apakah ada sesuatu pada wajahku?”

Hah? Layla Tsu melambaikan tangannya, “Ti-tidak, di bawah matamu ada sehelai bulu mata.”

Ya, dia harus mencari sebuah alasan untuk membohonginya, jika tidak, maka apakah dia akan ketahuan sedang menatap Graysen Lu secara diam-diam?

Kemudian, tiba-tiba ada sehelai bulu mata yang jatuh dan berada di bawah matanya, saat ini Tuhan juga sepihak padanya.

Graysen Lu melihat sekilas lampu merah dan melihat waktu yang ditampilkan adalah 91 detik, cukup lama.

Layla Tsu melihat dia menatap ke arah sana dan berkata, “Lampu merah ini cukup lama.” Dia takut Graysen Lu tidak sabar.

Graysen Lu menjulurkan tangannya, namun bulu mata tersebut masih menempel di sana.

Layla Tsu tidak bisa membiarkannya begitu saja, ketika melihat Graysen Lu tidak bisa mengambilnya, dia menawarkan dirinya, “Tuan Lu, aku akan membantumu.”

Setelah itu, dia melepaskan sabuk pengamannya dan mendekatinya.

Ketika jarak mereka semakin dekat, Layla Tsu terkejut dengan apa yang dilakukan dirinya saat ini.

Satu tangannya dijulurkan ke arah Graysen Lu namun berhenti sebelum mencapai wajah Graysen Lu.

Dia tidak akrab dengan Graysen Lu! Tidak akrab!

Kemudian Graysen Lu tiba-tiba tertawa tanpa suara, matanya yang sedang tertawa membuat bentuk wajahnya kelihatan semakin bagus seperti bintang yang sedang tebar pesona.

Layla Tsu pernah berpikir bahwa Graysen Lu akan kelihatan tampan ketika sedang tertawa, namun dia tidak menyangka bahwa akan begitu menakjubkan.

Layla Tsu seketika bingung.

Graysen Lu mencondongkan badannya dan menutup matanya, dia siap dibantu Layla Tsu untuk mengambil bulu matanya.

Dia menutup matanya, kulitnya putih, alisnya hitam, bulu matanya bahkan lebih padat dan panjang daripada bulu mata perempuan kemudian bibirnya yang tipis berwarna merah muda terlihat dengan jelas.

Dia kelihatan sedang meminta dicium.

Layla Tsu menjatuhkan pandangannya ke arah mulutnya, tenggorokannya terasa kering. Dia memaksakan dirinya untuk mengalihkan tatapannya dan mengambil bulu mata tersebut.

Jari tangan gadis ini terasa sangat lembut dan hangat ketika menyentuh wajahnya.

Layla Tsu merasa kulit Graysen Lu terawat dengan baik dan licin seperti puding yang disukainya.

Bulu mata itu seolah sedang tidak berpihak padanya, dia membutuhkan beberapa saat untuk mengambil bulu mata itu, entah dikarenakan gerakannya terlalu kasar atau tidak, kulit Graysen Lu kelihatan sedikit memerah.

“Sudah.” Layla Tsu mendengus, kemudian bulu mata itu terbang turun ke bawah akibat dengusannya!

Graysen Lu refelks melihatnya, jari Layla Tsu masih dijulurkan dan mengarah ke atas, namun jari tangannya yang berwarna merah muda tidak terlihat apa-apa!

Layla Tsu panik, apakah Grasyen Lu merasa dia sedang ditipu?

Meskipun awalnya dia memang sedang membohonginya, namun pada akhirnya memang ada bulu mata yang jatuh.

Layla Tsu buru-buru menjelaskannya, “Tuan Lu, tadinya memang ada sehelai bulu mata yang berada di wajahmu, sekarang sudah jatuh.”

Setelah waktunya berlalu sekian lama, dia tidak melihat bulu matanya sehelai pun.

Graysen Lu tertawa, tawanya berbeda dengan sebelumnya yang tanpa suara, kali ini suaranya terdengar pelan dan merdu membuat Layla Tsu merasa bahagia dalam hati hingga pipinya memerah.

Lampu hijau untuk jalan lurus dan belok ke kiri telah nyala, terdengar suara klakson pada mobil di belakangnya, Graysen Lu memindahkan kakinya dari pedal rem dan menginjak pelan pedal gas, ketika mobilnya berbelok ke kiri, tubuh Layla Tsu juga mengikuti arus belokan mobilnya dan masuk ke dalam pelukan Graysen Lu.

Ketika dia menimpanya, posisi wajahnya mengarah ke bawah dan menabrak daerah sensitif yang berada di antar sepasang kaki Graysen Lu.

Layla Tsu...

Dia seketika menjadi sebuah patung dan tidak bergerak.

Ada mobil lain yang lewat di sebelah kiri mobil mereka, mereka melihat ada gadis cantik yang sedang menopang di atas kaki pria di dalam mobil ini sehingga tubuh pria ini kelihatan kaku dan membuat orang berpikir hal yang negatif.

Lagi pula, mobil Graysen Lu bukan mobil murahan sehingga orang itu berkata pada orang yang berada satu mobil dengannya, “Sialan, orang kaya memang hebat! Apakah mereka tidak takut ada kamera pengawasan?”

Layla Tsu ingin berpura-pura mati, seluruh wajah hingga lehernya sudah berubah menjadimerah.

Dia bangkit dari tubuh Graysen Lu, kemudian duduk dengan tegap, tangannya gemetaran dan buru-buru menarik sabuk pengaman.

Jakun Graysen Lu bergerak naik turun, posisi Layla Tsu tadi ternyata mampu membangkitkan gairahnya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

150