Chapter 9: Kejutan Kecil
by 寻飞
10:30,Nov 28,2023
Menatap mobil bisnis Mercedes-Benz di depannya, senyum di wajah Berni Wu semakin mekar.
Mobil itu dulunya adalah kendaraan favorit Simhao Wu karena plat nomornya adalah tanggal ulang tahun Berni Wu.
Saat Berni Wu bergabung dengan tentara, Simhao Wu juga mengantarnya ke stasiun dengan mobil itu. Karena itu, dia dipanggil dengan sebutan “Pangeran Wu” selama lebih dari satu tahun oleh teman-teman sejawatnya.
Namun, semua itu masa lalu. Kini yang tersisa hanyalah kebencian yang semakin dalam terhadap Sayar Lio.
Jika tebakannya benar, saat ini mobil itu seharusnya telah menjadi milik Sayar Lio. Maka dari itu, Cyno Han yang merupakan pengawal pribadinya pasti juga ada di dalam sana.
Setelah sekitar setengah jam, mobil Mercedes-Benz itu memasuki sebuah hotel mewah dan megah. Sopir taksi menjelaskan dengan canggung, "Tuan, itu adalah Hotel Caesar Crown, taksi tidak diizinkan masuk ke sana.”
Berni Wu telah menjadi tentara selama beberapa tahun. Selama itu pula, terjadi berbagai perubahan di Kota Chong.
Hotel yang bernama "Caesar Crown" ini adalah salah satu yang terbaik dari perubahan-perubahan yang terjadi. Katanya, hotel ini menyediakan berbagai kebutuhan seperti makan, minum, dan tidur dengan kualitas tertinggi. Jika ingin menginap di sana, setidaknya seseorang harus mengeluarkan uang sebanyak 10ribu Yuan!
“Ciiit!!”
“Brak!”
Tak lama kemudian, suara decitan rem yang nyaring diikuti oleh suara tabrakan terdengar. Berni Wu melihat sebuah mobil sport berwarna biru tanpa logo menabrak Mercedes-Benz milik Sayar Lio.
Mobil sport itu cukup rendah sehingga bagian depannya hampir menancap di bawah bumper depan Mercedes-Benz. Insiden itu membuat pecahan plastik dan kaca berserakan di sekitarnya.
Tiba-tiba, pemandangan yang menarik tersaji di hadapan Berni Wu. Dia mengeluarkan sebuah kunci, menempatkannya di antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu berjalan dengan tenang.
“Sialan! Bagaimana caramu mengemudi?!”
“Cepat turun dari mobil!”
Sejumlah pria berotot yang tampak kuat keluar dengan wajah penuh kemarahan dari mobil Mercedes-Benz. Mereka dipimpin oleh Cyno Han.
Dia memukul bagian depan mobil sport biru itu beberapa kali dengan emosi membara, seolah siap menggigit orang di dalamnya.
“Tuan Han, tenangkan dirimu!”
Mendengar ada keributan, beberapa petugas keamanan hotel segera keluar untuk melerai pertengkaran.
“Kalau tidak ingin kehilangan pekerjaan, pergi dari sini!”
Cyno Han mendorong seorang petugas keamanan dengan satu lengan, lalu dengan berani menunjuk sopir di dalam mobil sport biru sambil mengumpat dengan kasar, "Di Kota Chong ini, belum pernah ada orang yang berani menabrak mobilku. Cepat keluar!"
Melihat adegan ini, Berni Wu langsung tertawa di dalam hati.
Ketika masih kecil, dia sering pergi ke pasar anjing bersama sang ayah. Pada saat itu, ada satu kalimat yang sering diucapkan oleh ayahnya, "Jangan mencoba menghentikan anjing yang menggigit. Semakin coba dihentikan, maka dia akan semakin menunjukkan kekuatannya!"
Saat ini, Cyno Han seperti seekor anjing menggemaskan yang terkurung dalam kandang. Di dalam sana, dia tak terkalahkan. Namun jika sudah berada di luar, dia lemah tak berdaya.
Bertolak belakang dengan Cyno Han yang menggebu-gebu, sosok di dalam mobil sport biru itu tetap tenang.
Jika tidak melihat siluet sopir yang samar melalui jendela mobil, Berni Wu pasti curiga orang itu mengalami syok dan pingsan karena kecelakaan yang baru saja terjadi.
“Sialan, aku memintamu turun! Apa kamu tidak mendengarnya?!”
Pemimpinnya angkuh dan keras kepala, pengikutnya pun sangat sombong. Melihat pihak lawan tak bereaksi, kemarahan anak buah Cyno Han pecah dan mereka mulai ikut berteriak. Tidak butuh waktu lama, area di sekitar lokasi tabrakan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat keributan.
Akhir-akhir ini, kabar tentang serangan anjing kepada manusia tidak lagi menarik. Melihat keributan antar manusia lebih menyenangkan.
“Tangani urusan di sini. Aku sudah susah payah mendapatkan kesempatan untuk makan malam dengan Nona Nyrol Xia, jadi aku akan masuk duluan!”
Meskipun sudah diteriaki selama sekitar enam atau tujuh menit, sopir mobil sport biru itu tetap diam, masih belum menunjukkan tanda-tanda turun.
Sayar Lio keluar dari mobilnya, mengucapkan beberapa kata dengan santai, lalu buru-buru masuk ke dalam hotel.
“Hah, jangan bermain-main denganku! Hati-hati, nanti malam aku tidak akan memperlakukanmu dengan murah hati!”
Melirik Sayar Lio yang menjauh, Cyno Han meludah dengan penuh semangat.
Dia mengumpat, kemudian dengan angkuh menendang ban depan mobil sport biru itu lagi. “Sialan, dasar pecundang! Apa kau takut aku akan membunuhmu? Keluar!”
“Wus!”
“Aku akan kembali setelah bermain beberapa hari lagi, oke? Bisakah kamu berhenti mengomel? Jika tidak, aku akan mati saat ini juga dan meninggalkanmu tanpa ahli waris!”
Tanpa diduga, pintu mobil sport biru itu terbuka. Seorang pemuda dengan rambut yang sedikit berantakan dan berpakaian ala hip-hop berjalan menuju Cyno Han sambil bermain ponsel. Dia sedang sibuk berbicara dengan seseorang melalui telepon.
Melihat pemilik mobil yang kurus, wajah Cyno Han langsung terlihat senang. Dia menunjuk ke arah pemuda itu dengan marah sambil berteriak, "Hei, kau! Kau merusak mobilku, bagaimana ini?"
“Ssst!”
Pemuda itu memberi isyarat agar orang-orang di sekitarnya diam. Seolah tidak peduli dengan kemarahan Cyno Han, dia melanjutkan obrolannya di telepon, "Mainkan lagi selama tiga bulan, aku akan segera kembali ke ibu kota…"
“Sialan!”
Merasa diabaikan, urat biru tiba-tiba muncul di dahi Cyno Han. Dia meraih kerah pemuda itu dengan satu tangan.
“Kau siapa sih?!Nenekmu sedang menelepon,sial!”
Pria itu tiba-tiba melebarkan matanya. Detik selanjutnya, dia mengangkat lengan dan langsung menampar wajah Cyno Han.
Tamparan itu begitu keras. Bukan hanya Cyno Han dan para pengikutnya saja yang terkejut, bahkan Berni Wu yang bersembunyi di kerumunan pun tercengang.
Bukan karena gerakan tangan yang begitu menawan, Berni Wu takjub karena dia tidak mengira pemuda itu punya nyali untuk menyerang lawan yang beberapa kali lipat lebih besar darinya.
“Untuk apa berteriak? Itu hanya mobil Sprinter tua! Aku akan menggantinya dengan yang baru, sial!”
Setelah memukul Cyno Han, pemuda itu melanjutkan obrolannya di telepon, "Aku tidak bisa berbicara denganmu sekarang, Pak Tua. Setelah menyelesaikan urusan dengan beberapa orang miskin ini, aku akan meneleponmu lagi…"
Mobil itu dulunya adalah kendaraan favorit Simhao Wu karena plat nomornya adalah tanggal ulang tahun Berni Wu.
Saat Berni Wu bergabung dengan tentara, Simhao Wu juga mengantarnya ke stasiun dengan mobil itu. Karena itu, dia dipanggil dengan sebutan “Pangeran Wu” selama lebih dari satu tahun oleh teman-teman sejawatnya.
Namun, semua itu masa lalu. Kini yang tersisa hanyalah kebencian yang semakin dalam terhadap Sayar Lio.
Jika tebakannya benar, saat ini mobil itu seharusnya telah menjadi milik Sayar Lio. Maka dari itu, Cyno Han yang merupakan pengawal pribadinya pasti juga ada di dalam sana.
Setelah sekitar setengah jam, mobil Mercedes-Benz itu memasuki sebuah hotel mewah dan megah. Sopir taksi menjelaskan dengan canggung, "Tuan, itu adalah Hotel Caesar Crown, taksi tidak diizinkan masuk ke sana.”
Berni Wu telah menjadi tentara selama beberapa tahun. Selama itu pula, terjadi berbagai perubahan di Kota Chong.
Hotel yang bernama "Caesar Crown" ini adalah salah satu yang terbaik dari perubahan-perubahan yang terjadi. Katanya, hotel ini menyediakan berbagai kebutuhan seperti makan, minum, dan tidur dengan kualitas tertinggi. Jika ingin menginap di sana, setidaknya seseorang harus mengeluarkan uang sebanyak 10ribu Yuan!
“Ciiit!!”
“Brak!”
Tak lama kemudian, suara decitan rem yang nyaring diikuti oleh suara tabrakan terdengar. Berni Wu melihat sebuah mobil sport berwarna biru tanpa logo menabrak Mercedes-Benz milik Sayar Lio.
Mobil sport itu cukup rendah sehingga bagian depannya hampir menancap di bawah bumper depan Mercedes-Benz. Insiden itu membuat pecahan plastik dan kaca berserakan di sekitarnya.
Tiba-tiba, pemandangan yang menarik tersaji di hadapan Berni Wu. Dia mengeluarkan sebuah kunci, menempatkannya di antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu berjalan dengan tenang.
“Sialan! Bagaimana caramu mengemudi?!”
“Cepat turun dari mobil!”
Sejumlah pria berotot yang tampak kuat keluar dengan wajah penuh kemarahan dari mobil Mercedes-Benz. Mereka dipimpin oleh Cyno Han.
Dia memukul bagian depan mobil sport biru itu beberapa kali dengan emosi membara, seolah siap menggigit orang di dalamnya.
“Tuan Han, tenangkan dirimu!”
Mendengar ada keributan, beberapa petugas keamanan hotel segera keluar untuk melerai pertengkaran.
“Kalau tidak ingin kehilangan pekerjaan, pergi dari sini!”
Cyno Han mendorong seorang petugas keamanan dengan satu lengan, lalu dengan berani menunjuk sopir di dalam mobil sport biru sambil mengumpat dengan kasar, "Di Kota Chong ini, belum pernah ada orang yang berani menabrak mobilku. Cepat keluar!"
Melihat adegan ini, Berni Wu langsung tertawa di dalam hati.
Ketika masih kecil, dia sering pergi ke pasar anjing bersama sang ayah. Pada saat itu, ada satu kalimat yang sering diucapkan oleh ayahnya, "Jangan mencoba menghentikan anjing yang menggigit. Semakin coba dihentikan, maka dia akan semakin menunjukkan kekuatannya!"
Saat ini, Cyno Han seperti seekor anjing menggemaskan yang terkurung dalam kandang. Di dalam sana, dia tak terkalahkan. Namun jika sudah berada di luar, dia lemah tak berdaya.
Bertolak belakang dengan Cyno Han yang menggebu-gebu, sosok di dalam mobil sport biru itu tetap tenang.
Jika tidak melihat siluet sopir yang samar melalui jendela mobil, Berni Wu pasti curiga orang itu mengalami syok dan pingsan karena kecelakaan yang baru saja terjadi.
“Sialan, aku memintamu turun! Apa kamu tidak mendengarnya?!”
Pemimpinnya angkuh dan keras kepala, pengikutnya pun sangat sombong. Melihat pihak lawan tak bereaksi, kemarahan anak buah Cyno Han pecah dan mereka mulai ikut berteriak. Tidak butuh waktu lama, area di sekitar lokasi tabrakan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat keributan.
Akhir-akhir ini, kabar tentang serangan anjing kepada manusia tidak lagi menarik. Melihat keributan antar manusia lebih menyenangkan.
“Tangani urusan di sini. Aku sudah susah payah mendapatkan kesempatan untuk makan malam dengan Nona Nyrol Xia, jadi aku akan masuk duluan!”
Meskipun sudah diteriaki selama sekitar enam atau tujuh menit, sopir mobil sport biru itu tetap diam, masih belum menunjukkan tanda-tanda turun.
Sayar Lio keluar dari mobilnya, mengucapkan beberapa kata dengan santai, lalu buru-buru masuk ke dalam hotel.
“Hah, jangan bermain-main denganku! Hati-hati, nanti malam aku tidak akan memperlakukanmu dengan murah hati!”
Melirik Sayar Lio yang menjauh, Cyno Han meludah dengan penuh semangat.
Dia mengumpat, kemudian dengan angkuh menendang ban depan mobil sport biru itu lagi. “Sialan, dasar pecundang! Apa kau takut aku akan membunuhmu? Keluar!”
“Wus!”
“Aku akan kembali setelah bermain beberapa hari lagi, oke? Bisakah kamu berhenti mengomel? Jika tidak, aku akan mati saat ini juga dan meninggalkanmu tanpa ahli waris!”
Tanpa diduga, pintu mobil sport biru itu terbuka. Seorang pemuda dengan rambut yang sedikit berantakan dan berpakaian ala hip-hop berjalan menuju Cyno Han sambil bermain ponsel. Dia sedang sibuk berbicara dengan seseorang melalui telepon.
Melihat pemilik mobil yang kurus, wajah Cyno Han langsung terlihat senang. Dia menunjuk ke arah pemuda itu dengan marah sambil berteriak, "Hei, kau! Kau merusak mobilku, bagaimana ini?"
“Ssst!”
Pemuda itu memberi isyarat agar orang-orang di sekitarnya diam. Seolah tidak peduli dengan kemarahan Cyno Han, dia melanjutkan obrolannya di telepon, "Mainkan lagi selama tiga bulan, aku akan segera kembali ke ibu kota…"
“Sialan!”
Merasa diabaikan, urat biru tiba-tiba muncul di dahi Cyno Han. Dia meraih kerah pemuda itu dengan satu tangan.
“Kau siapa sih?!Nenekmu sedang menelepon,sial!”
Pria itu tiba-tiba melebarkan matanya. Detik selanjutnya, dia mengangkat lengan dan langsung menampar wajah Cyno Han.
Tamparan itu begitu keras. Bukan hanya Cyno Han dan para pengikutnya saja yang terkejut, bahkan Berni Wu yang bersembunyi di kerumunan pun tercengang.
Bukan karena gerakan tangan yang begitu menawan, Berni Wu takjub karena dia tidak mengira pemuda itu punya nyali untuk menyerang lawan yang beberapa kali lipat lebih besar darinya.
“Untuk apa berteriak? Itu hanya mobil Sprinter tua! Aku akan menggantinya dengan yang baru, sial!”
Setelah memukul Cyno Han, pemuda itu melanjutkan obrolannya di telepon, "Aku tidak bisa berbicara denganmu sekarang, Pak Tua. Setelah menyelesaikan urusan dengan beberapa orang miskin ini, aku akan meneleponmu lagi…"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved