Hanya dengan satu transaksi, ia akhirnya telah hamil anak orang yang tidak ia kenali, dalam keadaan hamil, ia menikahi seorang lelaki yang sudah ditetapkan untuk menjadi pasangannya saat ia masih kecil. Perjanjian yang terjadi penuh pertimbangan ini sebaliknya melibatkan perasaan mendalam yang tidak seharusnya muncul dalam hubungan pernikahan ini. Pada bulan kesepuluh dalam masa kehamilannya dan tepat sebelum proses persalinan tiba, ia menyerahkan selembar surat perjanjian perceraian, yang akhirnya menyadarkan dirinya. Ia kemudian berkata, kembalilah istriku, orang yang kucintai selalu adalah dirimu.