Bab 6 Pernikahan Impian Kimberlie
by Lizbeth Lee
13:06,Jul 28,2023
Dua minggu sudah Kimberlie tinggal di Mansion besar milik keluarga Cale dan selama itu belum satu kalipun Kim bertemu atau bertegur sapa bersama Nicholas. Berbagai alasan selalu saja menjadi penghalang keduanya untuk bertemu. Mulai dari padatnya meeting, ada survei lapangan hingga kondisi tubuh kurang fit dan takut menularkan penyakit kepada Kim. Semua percaya saja terutama Kim, gadis yang begitu polos tak pernah pacaran sekalipun dan menjujung tinggi arti kejujuran.
Kimberlie menganggap bahwa semua yang di katakan oleh Nicholas adalah hal yang benar. Ia bahkan tidak memiliki prasangka buruk apapun, dengan tulus berjanji akan selalu mendukung dan menjadi penolong bagi Nicholas jika keduanya sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Bayangan manisnya romansa rumah tangga sudah ada dipikiran Kimberlie yang tiada henti membayangkan setiap malam sebelum tidur.
“Yah Tuhan... bagaimana jika nanti harus tidur satu ranjang dengannya. Ah! Aku akan sangat malu, membayangkannya saja aku tidak sanggup.” Gumam Kimberlie sambil menutup wajahnya dengan bantal karena malu kepada dirinya sendiri.
Apalagi selama beberapa hari ini Nyonya Iva selalu mengajak Kimberlie untuk membeli pakaian-pakaian tidur super seksi. “Kim ini kamu pakai kalau pas malam pertama nanti, jangan malu-malu. Mama pengen cepat punya cucu.” Ucap Iva kepada Kimberlie saat berbelanja kemarin.
“I...iyah ma...” jawab Kimberlie dengan terbata-bata sangking gugupnya, wajahnya juga sudah berubah warna seperti udang rebus dengan keringat dingin mendengar kata malam pertama dari mertuanya.
Walaupun Kimberlie gadis yang polos tapi Kim adalah wanita dewasa yang paham apa yaang akan terjadi saat malam pertama. Seketika itu wajahnya memanas dan rasanya Ia ingin berlari dan bersembunyi saja.
“Kenapa kamu kok mukanya berubah warna kayak gitu? Hahaha! Calon menantuku ini. Ayo, sekarang kita cari body lotion yang wangi rose yah... kamu tidak perlu pakai parfurm Kim, cukup ini saja. Body lotion ini tahan satu kali dua puluh empat jam. Bahkan setelah mandi saja terkadang wanginya masih menempel. Sini mama belikan satu set wangi rose, itu wangi kesukaan Nicho. Dia pasti lengket terus sama kamu kalau kamu pakai ini Kim.” Ucap Iva ceplas ceplos tanpa maksud untuk membuat gugup Kim tapi dia hanya terlalu senang membayangkan anak dan menantunya hidup rukun lahir batin.
“Ba...baik ma, nanti Kim pakai semua yang mama beli yah.” Jawab Kim lagi-lagi masih menahan rasa gugup.
“Bagus, nah sekarang ayo sini kita cari baju pengantin yah. Mama sudah hubungi butik langganan mama. Yuk sayang!” ajak Iva langsung menggandeng calon anak menantunya dengan semangat empat lima.
Sampailah mereka di The Holy Vow Butiqe. Butik khusus untuk pakai pesta dan pakaian pengantin. Pemilik butik yang bernama Nyonya Anderson bahkan sudah menunggu kedatangan Iva secara khusus.
“Halo Chloe! Kenalkan ini Kimberlie Frey calon menantuku. Sini Kim, kenalkan ini Chloe Anderson sahabat mama dia akan merubah kamu jadi wanita yang super duper cantik!” ucap Iva dengan semangat.
“Halo aunty.” Sapa Kim dengan hormat.
“Halo sayang, kalau ini aku tidak perlu menyulap apa-apa Iva. Calon anak menantumu sudah sangat cantik, tanpa perlu make up tebal dia cukup pakai make up minimal sudah jelita. Ini yang namanya cantik dari lahir. Nicholas benar-benar menikahi seorang bidadari pahatan Tuhan.” Ucap Chloe dengan sungguh-sungguh.
Mendengar pujian Chloe dan ekspresi jujur sang sahabat, Iva merasa begitu bangga. Ia lantas mengabil katalog dan menunjukkan pilihan gaun pengantin kepada Kimberlie. Melihat deretan gambar Kimberlie menahan kebahagian yang begitu membuncah di dadanya. Ia melihat sebuah gaun pengantin yang begitu indah, leher berbentuk turtle neck, berlengan panjang, dengan kain membentuk tubuh dan slayer di samping pinggang tidah begitu besar hanya sebagai pemanis dengan bahan full borklat dan payet manit kecil-kecil di setiap kelopak mawarnya.
Membuat gaun tersebut sangat elegan. “Aunty... apakah aku boleh memilih gaun ini saja?” tanya Kimberlie dengan sopan.
Iva lantas melihat dan memperhatikan gambar tersebut dengan detail, dalam hatinya begitu trenyuh “Kau memiliki selera yang sama dengan Lyra mamamu nak.” Ucap Iva dalam hatinya.
“Tentu saja kau boleh memilih gaun ini, Chloe anak menantuku ingin kau membuatkan gaun ini untuknya, apakah gaunnya sekarang ready?” tanya Iva berharap agar gaun tersebut sudah ada, agar tidak menunggu terlalu lama lagi membuat acara pernikahan anaknya.
“Tunggu aku lihat hubungi bagian produksi dulu.” Jawab Chloe lalu menelpon kepala produksi butiknya dan wajahnya berubah begitu sumringah.
“Iva! Gaunnya sudah siap dan tinggal fitting saja. Ayo Kimberlie kita ke kamar pas, tadi aku sudah menghubungi kepala produksi untuk membawanya turun ke lantai satu.” Ucap Chloe penuh kegirangan sambil bertepuk tangan bahagia.
“Kita sangat beruntung sayang.” Sahut Iva sambil memeluk Kimberlie sesaat.
Beberapa menit kemudian datanglah gaun yang telah di tunggu-tunggu. Ketika di buka dari bungkusan gantungan pakaian, gaun tersebut terlihat begitu elegan walau sepintas memiliki model yang sederhana di bandingkan gaun-gaun pengantin lainnya. Mata Kimberlie memancarkan kebahagiaan tak terhingga saat melihat broklat mawar dengan full payet berwarna silver, gaun itu juga tidak putih sekali melainkan putih gading.
“Aku sangat menyukainya Aunti Iva, gaun ini entahlah... melihatnya saja membuatku ingin menangis.” Ucap Kimberlie dengan mata berkaca-kaca.
“Ayo sini kamu pakai, biar Aunty lihat bagian mana yang harus di permak yah.” Ucap Chloe yang langsung memakaikaan sendiri gaun tersebut untuk calon menantu sahabat terkayanya.
“Yah Tuhan, kamu cantik sekali Kimberlie. Nicho pasti akan langsung jatuh cinta denganmu.” Goda Iva membuat Kim tersenyum malu-malu. Lantas Iva mengingat sesuatu yang sangat penting.
“Eh Kim, habis ini kita hubungi Event Organizer dan memilih gedung untuk acara resepsi yah.” Ajak Iva.
Kimberlie langsung mencegah Iva “Aunty, bukankah Nicho mengatakan akan menuruti semua keinginanku? Apakah aunty juga sama?” tanya Kimberlie sebelum mengutarakan maksud hatinya.
“Tentu saja sayang, katakan apa yang kau inginkan? Berapa ribu orang yang ingin kau undang sayang? Aunty akan pastikan semua keinginanmu terwujud.” Ucap sambil memegang kedua jemari lentik calon menantunya.
“Aunty, pernikahan impianku sejak kecil adalah menikah di taman bunga krisan dengan gaun pengantin yang seperti ini, lalu aku ingin pernikahan tersebut berjalan begitu khidmat dan sakral. Oleh karena itu bisakah tamu kita hanya keluarga saja, para suster gereja, dan aunty Chloe?” Pinta Kimberlie dengan ragu-ragu.
Baik Iva maupun Chloe saling bertukar pandangan, mereka tidak menyangka jaman seperti sekerang ini masih ada seorang gadis muda yang tidak menyukai sebuah kemewahan berlebih. Iva merasa bangga dengan pilihannya dan berterima kasih dalam hatinya kepada almarhum kedua orang tua Kimberlie.
“Sure Baby ... sure, semua keinginanmu pernikahan impianmu itu akan terwujud.” Ucap Iva sambil mengelus lembut rambut Kim.
Kimberlie menganggap bahwa semua yang di katakan oleh Nicholas adalah hal yang benar. Ia bahkan tidak memiliki prasangka buruk apapun, dengan tulus berjanji akan selalu mendukung dan menjadi penolong bagi Nicholas jika keduanya sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Bayangan manisnya romansa rumah tangga sudah ada dipikiran Kimberlie yang tiada henti membayangkan setiap malam sebelum tidur.
“Yah Tuhan... bagaimana jika nanti harus tidur satu ranjang dengannya. Ah! Aku akan sangat malu, membayangkannya saja aku tidak sanggup.” Gumam Kimberlie sambil menutup wajahnya dengan bantal karena malu kepada dirinya sendiri.
Apalagi selama beberapa hari ini Nyonya Iva selalu mengajak Kimberlie untuk membeli pakaian-pakaian tidur super seksi. “Kim ini kamu pakai kalau pas malam pertama nanti, jangan malu-malu. Mama pengen cepat punya cucu.” Ucap Iva kepada Kimberlie saat berbelanja kemarin.
“I...iyah ma...” jawab Kimberlie dengan terbata-bata sangking gugupnya, wajahnya juga sudah berubah warna seperti udang rebus dengan keringat dingin mendengar kata malam pertama dari mertuanya.
Walaupun Kimberlie gadis yang polos tapi Kim adalah wanita dewasa yang paham apa yaang akan terjadi saat malam pertama. Seketika itu wajahnya memanas dan rasanya Ia ingin berlari dan bersembunyi saja.
“Kenapa kamu kok mukanya berubah warna kayak gitu? Hahaha! Calon menantuku ini. Ayo, sekarang kita cari body lotion yang wangi rose yah... kamu tidak perlu pakai parfurm Kim, cukup ini saja. Body lotion ini tahan satu kali dua puluh empat jam. Bahkan setelah mandi saja terkadang wanginya masih menempel. Sini mama belikan satu set wangi rose, itu wangi kesukaan Nicho. Dia pasti lengket terus sama kamu kalau kamu pakai ini Kim.” Ucap Iva ceplas ceplos tanpa maksud untuk membuat gugup Kim tapi dia hanya terlalu senang membayangkan anak dan menantunya hidup rukun lahir batin.
“Ba...baik ma, nanti Kim pakai semua yang mama beli yah.” Jawab Kim lagi-lagi masih menahan rasa gugup.
“Bagus, nah sekarang ayo sini kita cari baju pengantin yah. Mama sudah hubungi butik langganan mama. Yuk sayang!” ajak Iva langsung menggandeng calon anak menantunya dengan semangat empat lima.
Sampailah mereka di The Holy Vow Butiqe. Butik khusus untuk pakai pesta dan pakaian pengantin. Pemilik butik yang bernama Nyonya Anderson bahkan sudah menunggu kedatangan Iva secara khusus.
“Halo Chloe! Kenalkan ini Kimberlie Frey calon menantuku. Sini Kim, kenalkan ini Chloe Anderson sahabat mama dia akan merubah kamu jadi wanita yang super duper cantik!” ucap Iva dengan semangat.
“Halo aunty.” Sapa Kim dengan hormat.
“Halo sayang, kalau ini aku tidak perlu menyulap apa-apa Iva. Calon anak menantumu sudah sangat cantik, tanpa perlu make up tebal dia cukup pakai make up minimal sudah jelita. Ini yang namanya cantik dari lahir. Nicholas benar-benar menikahi seorang bidadari pahatan Tuhan.” Ucap Chloe dengan sungguh-sungguh.
Mendengar pujian Chloe dan ekspresi jujur sang sahabat, Iva merasa begitu bangga. Ia lantas mengabil katalog dan menunjukkan pilihan gaun pengantin kepada Kimberlie. Melihat deretan gambar Kimberlie menahan kebahagian yang begitu membuncah di dadanya. Ia melihat sebuah gaun pengantin yang begitu indah, leher berbentuk turtle neck, berlengan panjang, dengan kain membentuk tubuh dan slayer di samping pinggang tidah begitu besar hanya sebagai pemanis dengan bahan full borklat dan payet manit kecil-kecil di setiap kelopak mawarnya.
Membuat gaun tersebut sangat elegan. “Aunty... apakah aku boleh memilih gaun ini saja?” tanya Kimberlie dengan sopan.
Iva lantas melihat dan memperhatikan gambar tersebut dengan detail, dalam hatinya begitu trenyuh “Kau memiliki selera yang sama dengan Lyra mamamu nak.” Ucap Iva dalam hatinya.
“Tentu saja kau boleh memilih gaun ini, Chloe anak menantuku ingin kau membuatkan gaun ini untuknya, apakah gaunnya sekarang ready?” tanya Iva berharap agar gaun tersebut sudah ada, agar tidak menunggu terlalu lama lagi membuat acara pernikahan anaknya.
“Tunggu aku lihat hubungi bagian produksi dulu.” Jawab Chloe lalu menelpon kepala produksi butiknya dan wajahnya berubah begitu sumringah.
“Iva! Gaunnya sudah siap dan tinggal fitting saja. Ayo Kimberlie kita ke kamar pas, tadi aku sudah menghubungi kepala produksi untuk membawanya turun ke lantai satu.” Ucap Chloe penuh kegirangan sambil bertepuk tangan bahagia.
“Kita sangat beruntung sayang.” Sahut Iva sambil memeluk Kimberlie sesaat.
Beberapa menit kemudian datanglah gaun yang telah di tunggu-tunggu. Ketika di buka dari bungkusan gantungan pakaian, gaun tersebut terlihat begitu elegan walau sepintas memiliki model yang sederhana di bandingkan gaun-gaun pengantin lainnya. Mata Kimberlie memancarkan kebahagiaan tak terhingga saat melihat broklat mawar dengan full payet berwarna silver, gaun itu juga tidak putih sekali melainkan putih gading.
“Aku sangat menyukainya Aunti Iva, gaun ini entahlah... melihatnya saja membuatku ingin menangis.” Ucap Kimberlie dengan mata berkaca-kaca.
“Ayo sini kamu pakai, biar Aunty lihat bagian mana yang harus di permak yah.” Ucap Chloe yang langsung memakaikaan sendiri gaun tersebut untuk calon menantu sahabat terkayanya.
“Yah Tuhan, kamu cantik sekali Kimberlie. Nicho pasti akan langsung jatuh cinta denganmu.” Goda Iva membuat Kim tersenyum malu-malu. Lantas Iva mengingat sesuatu yang sangat penting.
“Eh Kim, habis ini kita hubungi Event Organizer dan memilih gedung untuk acara resepsi yah.” Ajak Iva.
Kimberlie langsung mencegah Iva “Aunty, bukankah Nicho mengatakan akan menuruti semua keinginanku? Apakah aunty juga sama?” tanya Kimberlie sebelum mengutarakan maksud hatinya.
“Tentu saja sayang, katakan apa yang kau inginkan? Berapa ribu orang yang ingin kau undang sayang? Aunty akan pastikan semua keinginanmu terwujud.” Ucap sambil memegang kedua jemari lentik calon menantunya.
“Aunty, pernikahan impianku sejak kecil adalah menikah di taman bunga krisan dengan gaun pengantin yang seperti ini, lalu aku ingin pernikahan tersebut berjalan begitu khidmat dan sakral. Oleh karena itu bisakah tamu kita hanya keluarga saja, para suster gereja, dan aunty Chloe?” Pinta Kimberlie dengan ragu-ragu.
Baik Iva maupun Chloe saling bertukar pandangan, mereka tidak menyangka jaman seperti sekerang ini masih ada seorang gadis muda yang tidak menyukai sebuah kemewahan berlebih. Iva merasa bangga dengan pilihannya dan berterima kasih dalam hatinya kepada almarhum kedua orang tua Kimberlie.
“Sure Baby ... sure, semua keinginanmu pernikahan impianmu itu akan terwujud.” Ucap Iva sambil mengelus lembut rambut Kim.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved