Chapter 4: Harimau Pura-pura Tidur, Semua Orang Terkejut

by 大脑斧 13:10,Dec 29,2023
Dua petugas medis dari kebun binatang datang dan terkejut saat melihat harimau besar tersebut.

"Jangan khawatir, kami sudah memberikan suntikan bius pada harimau besar ini, jadi dia tidak akan bergerak." Kepala keamanan Mark Liu berujar dengan yakin.

“Baiklah, aku akan segera mengobati lukanya.”

Dua dokter dengan tegang mendekati harimau tersebut, kaki mereka gemetar. Harimau ini terlalu besar, panjangnya mungkin mencapai tiga atau empat meter. Meskipun sedang tertidur, tetapi hewan ini masih membuat semua orang takut.

"Pengunjung, tolong segera tinggalkan tempat ini," teriak kepala keamanan Mark Liu kepada orang-orang di sekitar yang sedang menonton.

“Kami ingin memastikan bahwa harimau besar itu baik-baik saja.”

"Jangan khawatir, dia baik-baik saja," teriak Mark Liu lagi.

“Baiklah, kami hanya ingin melihatnya sebentar lalu pergi.”

Kapten keamanan Mark Liu sedang menghadapi masalah yang rumit. Seekor singa bernama Karla berhasil melarikan diri dan belum berhasil ditangkap. Mereka juga khawatir Karla akan melukai orang lain.

Kejadian ini telah menyebabkan korban, dan pihak pengelola kebun binatang telah melaporkannya ke polisi. Saat ini, mereka sedang berunding dengan keluarga korban. Tugas mereka sebagai petugas keamanan adalah untuk memastikan keamanan semua pengunjung dan segera menemukan Karla.

Setelah menemukan Karla, mereka segera membiusnya karena mereka hanya punya senapan obat bius. Saat mereka baru saja berhasil membius Karla, singa itu malah tidak merasakan efek bius tersebut. Lalu, tiba-tiba mereka teringat satu pertanyaan penting, apakah harimau ini juga kebal terhadap suntikan bius.

Saat menyadari hal ini, kepala tim keamanan Mark Liu pun panik seketika, kakinya langsung gemetar. Kalau sampai harimau ini juga melukai orang, maka dialah yang pantas disalahkan.

Dengan susah payah, Mark Liu berbalik dan melihat dua petugas medis sibuk menghentikan pendarahan dan menjahit luka harimau itu. Dia merasa lega karena biusnya masih berfungsi. Namun tiba-tiba, dia melihat kelopak mata harimau itu berkedut, seolah merasakan rasa sakit yang tak tertahankan.

"Tidak mungkin, harimau itu masih terjaga, mungkin dia pura-pura pingsan.” Kapten Mark berujar ketakutan, napasnya sampai tercekat.

"Ada apa, Kapten?" tanya seorang petugas keamanan muda yang lebih muda. Dia berdiri di sebelah Mark Liu dan melihat tubuh sang kapten gemetar. Mark Liu berusaha mengeluarkan sebatang rokok dari dompetnya. Dia ingin menyalakan rokok tapi tak bisa, sebab tangannya gemetar hebat.

Petugas keamanan yang lebih muda itu bergegas membantu sang kapten untuk menyalakan rokok. Dia menduga, kaptennya ini khawatir karena seseorang baru saja terbunuh. Dia sendiri belum pernah melihat singa seliar itu sebelumnya. Singa itu sampai menjungkirbalikkan sebuah mobil dan mengeluarkan pengemudinya dari dalam mobil, kemudian memakannya sampai orang itu mati.

Beruntung, petugas keamanan segera bertindak dan berhasil menyelamatkan orang lain yang ada di dalam mobil tersebut. Kalau tidak, mereka semua bisa ikut mati dimakan singa. Semua mobil tamasya yang ada di area ini rusak, pintunya bahkan sudah terlepas. Benar-benar menakutkan! Namun, harimau besar ini berhasil mengalahkan singa tersebut, bahkan sampai membuat salah satu matanya buta. Ini membuktikan kalau harimau ini juga sangat kuat.

“Harimau itu tersadar, Hans.” Mark Liu berujar lembut diiringi kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya. Sementara Hans langsung menjatuhkan korek api di tangannya usai mendengar ucapan barusan.

Apa maksud ucapan kaptennya ini? Bukankah dia tahu betul apa yang akan terjadi kalau sampai harimau ini juga tersadar dan mengamuk. Dua orang petugas medis itu bisa mati!

“Bagaimana kau bisa tahu kalau harimau itu sudah sadar, Kapten?” Hans bertanya dengan suara gemetar.

“Kelopak mata harimau itu bergerak-gerak,” jawab Mark Liu. Dia hanya bisa berharap agar harimau itu tidak melakukan gerakan lebih dari sekedar menggerakkan kelopak matanya sekarang.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Kapten? Apa kita harus memberi tahu dua petugas medis itu?”

“Jangan. Harimau besar itu sangat pintar. Dia sama sekali tidak bergerak saat mereka sedang menjahit lukanya.” Mark Liu mencoba menenangkan.

“Harimau, harimau.”

Saat Mark Liu menunggu dengan cemas, seorang gadis terlihat keluar dari dalam mobil dan langsung berjalan menuju ke samping harimau tersebut. Dia yang melihat hal itu pun langsung dibuat terkejut. Dia ingin meneriaki gadis itu agar menjauh, tapi dia tak berani. Kakinya masih gemetaran.

Orang-orang juga dibuat terkejut. Tapi mereka sedikit tenang saat melihat ada dua petugas keamanan di dekat dua petugas medis yang ada di sana.

Cathy Zhou yang berdiri di belakang harimau itu tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menyentuh ekor sang harimau, membuat hewan itu nyaris melompat karena terkejut. Sentuhan itu membuatnya geli. Petugas medis yang ada di sana terlihat tersenyum pada Cathy, “Nak, pergilah ke sana, di sini sangat berbahaya.”

Cathy Zhou balas tersenyum, “Tidak kok, Paman. Harimau ini melindungiku.”

Dia lalu menarik ekor harimau itu dengan sedikit keras, dan membuat si harimau terkejut. Lagi pula, kenapa anak ini tiba-tiba menarik keras ekornya? Dia benar-benar dibuat geli dan sangat ingin menggerakkan badan.

“Tit … tit .. tit …” Kapten Mark Liu langsung menghela napas lega begitu melihat sebuah mobil hitam terlihat memasuki Taman Harimau. Mobil itu berhenti di dekat mobil patroli, dan seorang wanita terlihat turun dari mobil.

Wanita itu terlihat seperti berusia antara dua puluh atau tiga puluh tahun, dengan bentuk wajah oval, alis cantik, dan kulit putih bersih. Dia terlihat luar biasa cantik meskipun tak mengenakan pakaian yang heboh di tubuh proporsionalnya itu.

“Anne, akhirnya kau datang juga.” Mark Liu terkejut melihat kedatangan Anne Luo. Wanita itu menatap harimau besar yang sedang mendapat perawatan tersebut dengan tatapan mengernyit.

“Aku dengar, Karla si singa menerobos masuk ke Taman Harimau. Tapi kenapa harimau besar ini bisa sampai terluka, Kapten?” tanya Anne.

Hari ini dia mendapat telepon dari supervisornya saat sedang asik liburan dan berkumpul bersama teman-teman sekelasnya. Dia diberi tahu kalau ada harimau yang melahirkan. Tapi kenapa tiba-tiba harimau besar ini bisa terluka begini. Dia sudah merawat harimau besar ini sejak kecil selama dua tahun lamanya. Karena itulah dia bergegas datang kemari saat mendengar kalau harimau besar ini terluka.

Kapten Mark segera memberitahukan apa yang sudah terjadi pada Anne, “Harimau besar ini sudah tidak apa-apa sekarang. Dia sepertinya sedang pura-pura tidur.”

“Pura-pura tidur?” Anne Luo berjalan ke arah harimau besar itu, dan langsung sadar kalau hewan itu memang sedang pura-pura tidur.

Dia melihat dua orang petugas medis yang sedang mengobati luka harimau besar itu, juga seorang gadis kecil yang terlihat asik memainkan ekor sang harimau. Anne Luo sangat menghawatirkan keselamatan tiga orang itu, tapi nyatanya tak terjadi apa-apa saat dia berjalan mendekati mereka.

Dia sudah merawat harimau besar itu sejak kecil, memberinya makan, dan bermain dengannya. Sebagai seorang pemimpin Taman Harimau di Kebun Binatang Qingshan, meskipun dia berjalan sendirian di Taman Harimau, harimau tak akan menyakitinya.

Anne Luo berjalan mendekati harimau besar itu, lalu menepuk gadis kecil yang ada di sampingnya, “Adik kecil, jangan menarik ekornya terlalu keras, berbahaya.”

Cathy Zhou akhirnya melepaskan ekor harimau itu, “Kak, dia tidak berbahaya sama sekali. Dia sangat suka bermain denganku.”

Anne Luo dibuat tak bisa berkata-kata mendengarnya. Anak zaman sekarang memang pemberani.

“Namamu Cathy, kan? Asal kau tahu ya, tindakanmu saat ini sangatlah berbahaya.” Anne segera memeluk Cathy Zhou dan membawanya ke depan harimau itu, “Hei, bangun, aku tahu kau hanya pura-pura tidur.”

Melihat Anne datang, harimau itu pun membuka matanya dan langsung menggosok-gosokkan kepalanya ke Anne. Tindakan ini tentu saja membuat dua petugas medis yang sedang mengobati luka harimau itu langsung ketakutan.

“Bukankah dia sudah dibius?” Dua petugas medis tersebut terkejut.

“Aku akan mengurusnya, lagi pula kenapa dia bisa tiba-tiba bangun?”

“Aku saja. Apa biusnya sudah hilang, ya?”

“Bukankah harimau juga makan orang?” Para pengunjung yang menyaksikan hal tersebut dibuat kebingungan, karena harimau itu bisa tersadar hanya dalam waktu beberapa menit setelah dibius.

“Apa harimau itu pura-pura tidur karena mau mencari mangsa?” Lily, seorang gadis kecil dengan tahi lalat di sudut matanya, tiba-tiba berteriak. Tindakan itu membuat pemuda yang ada di samping gadis itu ingin memukulnya saja. Apa gadis di sampingnya ini tidak bisa melihat bagaimana harimau itu menggosokkan kepalanya kepada wanita cantik yang merupakan penjaganya itu? Penjaga harimau itu benar-benar cantik dan pemberani.

Anne Luo mengelus kepala harimau itu, merasakan betapa lembut bulu-bulunya. Baru beberapa hari tidak mengelus harimau besar ini sudah membuatnya rindu saja.

“Kak, aku juga mau mengelusnya.” Cathy Zhou yang masih berusia lima tahun itu pun juga mau mengelus si harimau.

Harimau itu tak menolak, karena gadis kecil inilah yang sudah mengaktifkan sistemnya. Dia lalu menjilat wajah Cathy sampai membuat gadis itu tertawa. Namun orang lain yang melihat tawa itu malah dibuat khawatir, apalagi kedua orang tuanya.

“Cathy, ayo sini cepat.” Ayah gadis kecil itu sangat khawatir anaknya akan dimakan harimau. Awalnya, dia sedang sibuk membereskan barang-barang untuk pindah ke mobil penyelamat. Namun karena tidak hati-hati, anaknya malah kabur dan menyentuh ekor si harimau. Anaknya ini benar-benar pemberani.

Anne Luo mengembalikan Cathy Zhou ke ayahnya, lalu tersenyum, “Jangan khawatir, Tuan. Harimau besar itu sangat pintar dan tidak pernah menggigit orang.”

Kevin Zhou mengangguk, “Baik, harimau itu memang pintar. Kalau tidak, mungkin kami sekeluarga sudah dimakan singa.”

Meskipun dia merasa berterima kasih pada harimau itu, tapi dia tetap saja takut. Sebab harimau sebesar itu bisa melahap anaknya dengan mudah.

“Yah, aku mau main dengan harimau besar itu.” Cathy Zhou meronta ingin turun.

“Yah, aku juga mau.” Clevin Zhou, adik Cathy Zhou yang masih berusia tiga tahun ikut berteriak.

Kevin Zhou dibuat pusing dengan tingkah dua anaknya. Dia lalu menggendong kedua anaknya, satu di lengan kiri dan satu di lengan kanan. Mereka kemudian berjalan menuju ke arah mobil penyelamat. Sementara Anne Luo kembali mendekati si harimau besar, lalu meremas gemas leher harimau itu.

“Apa kau tidak apa?” Anne mengecek kondisi harimau besar itu yang terlihat tidak apa, tapi ternyata lukanya benar-benar tampak mengerikan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

25