Bab 7 Pindah rumah satu
by Edy official
14:01,Aug 01,2021
Seusai melakukan adu mulut yang cukup lumayan panjang Varrel bergegas ke kamar mandi, ia harus segera bersiap-siap bertemu dengan teman yang menghubunginya tadi. sedangkan Kimmy, wanita itu masih mematung di sana. terlihat dari raut wajah yang di tunjukkan Kimmy, wanita itu sepertinya masih sangat shock dengan kebenaran kalau dirinya kini benar-benar sudah berstatus sebagai seorang istri.
Dengan langkah gontai Kimmy melangkah mendekati lemari bergegas mengambil baju yang ingin ia pakai. tak berlangsung lama sesudah Kimmy memakaikan baju di tubuhnya itu ia langsung turun kelantai bawah tanpa melakukan apapun lagi bahkan Kimmy pun tidak merias dirinya sendiri. kenyataan pahit itu membuat mood Kimmy langsung turun anjlok.
"Sayang kamu sudah bangun." guma ibu Susi senyum-senyum sendiri melihat putrinya itu baru saja menginjak kakinya di anak tangga terakhir.
"Biasa pengantin baru suka lupa bangun pagi." ucap pak Revan tiba-tiba dengan nada sindiran.
Sementara Kimmy tidak menyahut sama sekali perkataan Ibu Susi dan pak Revan, moodnya masih sangat buruk sekarang. Kimmy berjalan mendekati arah meja setelah sampai di sana ia langsung mengambilkan gelas yang sudah tersusun rapi di sana dan menuangkan air putih ke dalam gelas itu. terasa kerongkongannya sangat butuh aliran air entah kenapa dirinya sangat haus, Kimmy sudah menghabiskan dua gelas penuh air putih.
"Kimmy ..." guma ibu Susi dengan suara lembut menghampiri Kimmy kala hendak ingin pergi.
"Iya." suara Kimmy datar hanya memalingkan kepalanya.
"Jangan seperti itu, ibu tau kamu menikah sama orang yang tidak kamu kenal. tapi kamu tidak boleh berwajah masam seperti itu nanti kecantikan kamu hilang Lo." goda Ibu Susi. "Asal kamu tau sayang, Papa dan Mama dulu kami juga tidak saling mengenal waktu menikah. kami di jodohkan oleh kedua orang kami dan asal kamu tau lagi sayang." ibu Susi melirik ke kanan dan kiri sebelum sesaat ia akan mengantar apa yang ada di pikirannya. "Papa kamu dulu sangat jelek dia juga sangat berkumis sayang. eeeettt... Mama dulu sampai mengutuk diri Mama sendiri kenapa bisa Mama menikah sama Papa kamu sangat jelek." sambung Ibu Susi berbisik di telinga Kimmy.
sementara Kimmy membulatkan matanya penuh dengan bola mata menatap ke arah Ibu Susi ia seakan tidak percaya apa yang di katakan Ibu Susi. "B-Berati Papa dulu bukan cogan...??" tanya Kimmy begitu penasaran.
"Cogan?? hahahaha... boro-boro cogan muka Papa kamu aja pasaran." jawab Ibu Susi seraya di iringi tawa kecil.
"Tapi kamu lihat sendiri kan sayang Mama dan Papa masih bertahan sampai sekarang bahkan kami punya anak secantik kamu dan kak Yuna. kamu tau karena apa...??" kini pertanyaan dilontarkan oleh Ibu Susi, wanita tua itu terlihat sangat semangat menceritakan masa lalunya. Kimmy menggelengkan kepalanya cepat serasa ia sudah tidak sabar menunggu kelanjutannya.
"Itu karena kami saling menerima kekurangan masing-masing dan juga kami saling melengkapi." Ibu Susi tersenyum bangga. "Tapi Mama iri sama kamu sayang." guma Ibu Susi memayunkan bibirnya.
"Iri...??" Kimmy menaikan kedua alisnya.
"Iya sayang Mama sangat iri padamu. kamu bisa menikah sama cogan walaupun kamu tidak mengenalnya, tapi kan Varrel itu sangat ganteng, tinggi, berotot, keren lagi pokoknya idaman para wanita deh. Mama yakin nanti kamu pasti akan kelepek-kelepek terkena pesona Varrel." ucap Ibu Susi dengan nada menyakitkan.
"Ganteng sih tapi...."---
"Ehemmm...." tiba-tiba terdengar suara dehema pak Revan dari arah belakang Ibu Susi, membuat kedua wanita itu sontak terkejut dia buatnya.
"Eeeehhhh.... Papa, ada di sini toh. Papa udah makan belum, kalau belum yok Mama temenin." ajak Ibu Susi cengar-cengir sendiri.
"Tidak usah Papa dah kenyang." sahut pak Revan cepat. "Kimmy... ini koper suamimu tadi malam pak Edy yang menitipkannya pada Papa dia menyuruh Papa memberikan koper ini pada Varrel." ucap Pak Revan seraya menjulurkan koper yang ada di sampingnya ke hadapan Kimmy.
"Hah... pantas saja semalam dia mengunakan baju tidurku rupa dia tidak membawa pakaian ck." ~
"Kimmy, sudah cepat sana antar kan koper ini pada suamimu nanti keburu dia jadi orang hutan lagi enggak pakek baju." tutur pak Revan.
"Iya Pah." jawab Kimmy singkat setelah itu mengambil koper itu lalu melangkah menaiki anak tangga.
"Pah..." panggil Ibu Susi dengan manja.
"Hem..."
"Maafin Mama."
"Kenapa, jangan bilang kalau Mama menceritakan yang jelek-jelek tentang Papa." terka pak Revan
"Hehehehe... Mama terpaksa Pah, Mama cuma mau balikin moodnya Kimmy aja kok agar dia tidak patah semangat karena menikah sama orang yang tidak ia kenal. lagian tadi Mama cuma cerita dikit aja kok tentang Papa enggak lebih beneran deh."
"Memangnya apa yang Mama ceritakan ??"
"Eeemmm... itu... eeemmm Mama tadi bilang kalau Papa itu sangat jelek dan juga sangat kumisan tapi dalam lubuk hati Mama paling dalam Papa itu sangat ganteng lo beneran."
"Basi..." guma pak Revan singkat seraya melangkah pergi.
"Papa... jangan marah dong tadi kan Mama niatnya cuma menyemangati Kimmy." rengek Ibu Susi mengikuti kemana pak Revan melangkah.
******
Setelah selesai melakukan ritual mandi dan melilitkan handuk putih di tubuh kekarnya. Varrel bergegas keluar, ia mondar-mandir mengelilingi ranjang mencoba mencari sesuatu yang sangat ia butuh sekarang. namun, sudah dari tadi berkeliling pria itu masih saja belum menemukan apa yang ia cari hingga membuat ia geram dengan sendirinya.
"Aaagggrrr..." Varrel menjambak rambutnya kasar. "Di mana lagi perasa aku sudah menurunkannya dari mobil." gerutu Varrel sangat kesal. di saat bersamaan pintu kamar pun terbuka Kimmy yang melihat ke adaan Varrel yang begitu kesal pun mengehentikan langkahnya.
"Hah... sekesal itu kah dia?? baru tidak menemukan apa yang di cari sudah semarah itu apalagi kehilangan, pakek nendang sofa kesayangan ku segala lagi. duh kasian kamu sofa harus menerima amukan dari orang tidak waras." batin Kimmy juga sangat kesal.
"Nih kopermu. tidak usah pakek nendang sofa segalak kasian kan dia enggak bersalah." tutur Kimmy.
Varrel yang mendengar suara Kimmy pun segera membalikkan badannya menghadap ke arah pintu dan benar saja Kimmy sudah berdiri di sana dengan sebuah koper yang sangat ia kenal berada di samping Kimmy. tanpa pikir panjang Varrel langsung menjulurkan kakinya melangkah mendekati Kimmy.
Kimmy sontak tak berkedip sama sekali ketika melihat pemandangan yang sangat luar biasa bagaimana tidak otot-otot sixpack Varrel terlihat sangat jelas di mata Kimmy bahkan roti sobek Varrel pun membuat Kimmy tidak bisa bergerak sama sekali, sorot matanya masih menatap tubuh Varrel yang sangat seksi sekarang. sebagai wanita normal tentu saja Kimmy tidak bisa melihat yang beginian wkwkwkwk... apalagi tubuh Varrel masih basah 🤭
Bersambung ..
Dengan langkah gontai Kimmy melangkah mendekati lemari bergegas mengambil baju yang ingin ia pakai. tak berlangsung lama sesudah Kimmy memakaikan baju di tubuhnya itu ia langsung turun kelantai bawah tanpa melakukan apapun lagi bahkan Kimmy pun tidak merias dirinya sendiri. kenyataan pahit itu membuat mood Kimmy langsung turun anjlok.
"Sayang kamu sudah bangun." guma ibu Susi senyum-senyum sendiri melihat putrinya itu baru saja menginjak kakinya di anak tangga terakhir.
"Biasa pengantin baru suka lupa bangun pagi." ucap pak Revan tiba-tiba dengan nada sindiran.
Sementara Kimmy tidak menyahut sama sekali perkataan Ibu Susi dan pak Revan, moodnya masih sangat buruk sekarang. Kimmy berjalan mendekati arah meja setelah sampai di sana ia langsung mengambilkan gelas yang sudah tersusun rapi di sana dan menuangkan air putih ke dalam gelas itu. terasa kerongkongannya sangat butuh aliran air entah kenapa dirinya sangat haus, Kimmy sudah menghabiskan dua gelas penuh air putih.
"Kimmy ..." guma ibu Susi dengan suara lembut menghampiri Kimmy kala hendak ingin pergi.
"Iya." suara Kimmy datar hanya memalingkan kepalanya.
"Jangan seperti itu, ibu tau kamu menikah sama orang yang tidak kamu kenal. tapi kamu tidak boleh berwajah masam seperti itu nanti kecantikan kamu hilang Lo." goda Ibu Susi. "Asal kamu tau sayang, Papa dan Mama dulu kami juga tidak saling mengenal waktu menikah. kami di jodohkan oleh kedua orang kami dan asal kamu tau lagi sayang." ibu Susi melirik ke kanan dan kiri sebelum sesaat ia akan mengantar apa yang ada di pikirannya. "Papa kamu dulu sangat jelek dia juga sangat berkumis sayang. eeeettt... Mama dulu sampai mengutuk diri Mama sendiri kenapa bisa Mama menikah sama Papa kamu sangat jelek." sambung Ibu Susi berbisik di telinga Kimmy.
sementara Kimmy membulatkan matanya penuh dengan bola mata menatap ke arah Ibu Susi ia seakan tidak percaya apa yang di katakan Ibu Susi. "B-Berati Papa dulu bukan cogan...??" tanya Kimmy begitu penasaran.
"Cogan?? hahahaha... boro-boro cogan muka Papa kamu aja pasaran." jawab Ibu Susi seraya di iringi tawa kecil.
"Tapi kamu lihat sendiri kan sayang Mama dan Papa masih bertahan sampai sekarang bahkan kami punya anak secantik kamu dan kak Yuna. kamu tau karena apa...??" kini pertanyaan dilontarkan oleh Ibu Susi, wanita tua itu terlihat sangat semangat menceritakan masa lalunya. Kimmy menggelengkan kepalanya cepat serasa ia sudah tidak sabar menunggu kelanjutannya.
"Itu karena kami saling menerima kekurangan masing-masing dan juga kami saling melengkapi." Ibu Susi tersenyum bangga. "Tapi Mama iri sama kamu sayang." guma Ibu Susi memayunkan bibirnya.
"Iri...??" Kimmy menaikan kedua alisnya.
"Iya sayang Mama sangat iri padamu. kamu bisa menikah sama cogan walaupun kamu tidak mengenalnya, tapi kan Varrel itu sangat ganteng, tinggi, berotot, keren lagi pokoknya idaman para wanita deh. Mama yakin nanti kamu pasti akan kelepek-kelepek terkena pesona Varrel." ucap Ibu Susi dengan nada menyakitkan.
"Ganteng sih tapi...."---
"Ehemmm...." tiba-tiba terdengar suara dehema pak Revan dari arah belakang Ibu Susi, membuat kedua wanita itu sontak terkejut dia buatnya.
"Eeeehhhh.... Papa, ada di sini toh. Papa udah makan belum, kalau belum yok Mama temenin." ajak Ibu Susi cengar-cengir sendiri.
"Tidak usah Papa dah kenyang." sahut pak Revan cepat. "Kimmy... ini koper suamimu tadi malam pak Edy yang menitipkannya pada Papa dia menyuruh Papa memberikan koper ini pada Varrel." ucap Pak Revan seraya menjulurkan koper yang ada di sampingnya ke hadapan Kimmy.
"Hah... pantas saja semalam dia mengunakan baju tidurku rupa dia tidak membawa pakaian ck." ~
"Kimmy, sudah cepat sana antar kan koper ini pada suamimu nanti keburu dia jadi orang hutan lagi enggak pakek baju." tutur pak Revan.
"Iya Pah." jawab Kimmy singkat setelah itu mengambil koper itu lalu melangkah menaiki anak tangga.
"Pah..." panggil Ibu Susi dengan manja.
"Hem..."
"Maafin Mama."
"Kenapa, jangan bilang kalau Mama menceritakan yang jelek-jelek tentang Papa." terka pak Revan
"Hehehehe... Mama terpaksa Pah, Mama cuma mau balikin moodnya Kimmy aja kok agar dia tidak patah semangat karena menikah sama orang yang tidak ia kenal. lagian tadi Mama cuma cerita dikit aja kok tentang Papa enggak lebih beneran deh."
"Memangnya apa yang Mama ceritakan ??"
"Eeemmm... itu... eeemmm Mama tadi bilang kalau Papa itu sangat jelek dan juga sangat kumisan tapi dalam lubuk hati Mama paling dalam Papa itu sangat ganteng lo beneran."
"Basi..." guma pak Revan singkat seraya melangkah pergi.
"Papa... jangan marah dong tadi kan Mama niatnya cuma menyemangati Kimmy." rengek Ibu Susi mengikuti kemana pak Revan melangkah.
******
Setelah selesai melakukan ritual mandi dan melilitkan handuk putih di tubuh kekarnya. Varrel bergegas keluar, ia mondar-mandir mengelilingi ranjang mencoba mencari sesuatu yang sangat ia butuh sekarang. namun, sudah dari tadi berkeliling pria itu masih saja belum menemukan apa yang ia cari hingga membuat ia geram dengan sendirinya.
"Aaagggrrr..." Varrel menjambak rambutnya kasar. "Di mana lagi perasa aku sudah menurunkannya dari mobil." gerutu Varrel sangat kesal. di saat bersamaan pintu kamar pun terbuka Kimmy yang melihat ke adaan Varrel yang begitu kesal pun mengehentikan langkahnya.
"Hah... sekesal itu kah dia?? baru tidak menemukan apa yang di cari sudah semarah itu apalagi kehilangan, pakek nendang sofa kesayangan ku segala lagi. duh kasian kamu sofa harus menerima amukan dari orang tidak waras." batin Kimmy juga sangat kesal.
"Nih kopermu. tidak usah pakek nendang sofa segalak kasian kan dia enggak bersalah." tutur Kimmy.
Varrel yang mendengar suara Kimmy pun segera membalikkan badannya menghadap ke arah pintu dan benar saja Kimmy sudah berdiri di sana dengan sebuah koper yang sangat ia kenal berada di samping Kimmy. tanpa pikir panjang Varrel langsung menjulurkan kakinya melangkah mendekati Kimmy.
Kimmy sontak tak berkedip sama sekali ketika melihat pemandangan yang sangat luar biasa bagaimana tidak otot-otot sixpack Varrel terlihat sangat jelas di mata Kimmy bahkan roti sobek Varrel pun membuat Kimmy tidak bisa bergerak sama sekali, sorot matanya masih menatap tubuh Varrel yang sangat seksi sekarang. sebagai wanita normal tentu saja Kimmy tidak bisa melihat yang beginian wkwkwkwk... apalagi tubuh Varrel masih basah 🤭
Bersambung ..
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved