Bab 12 Gagal pergi

by Edy official 14:05,Aug 01,2021
Sore hari Kimmy pulang tepat pukul setengah enam di mana matahari sudah mau tergelam. ia baru saja turun dari taksi dan langsung melangkah menuju pintu utama. terasa hari ini sangat melelahkan apalagi tadi berurusan dengan Cinta, mati-matian Cinta menawarkan diri untuk mengantarkan Kimmy dan mati-matian juga Kimmy menolak. berbagai alasan sudah Kimmy berikan tapi sahabatnya yang satu ini tidak mau mendengarkannya sama sekali. hehhh... benar-benar sangat susah di bujuk sudah seperti mencari jarum dalam jerami.
Setelah berbagai agenda yang terjadi akhirnya Cinta mau menuruti apa yang di katakan Kimmy, wanita itu langsung pamit pergi meninggalkan Kimmy di tepi jalan. tak lama setelah Cinta pergi taksi online yang di pesan Kimmy melalui aplikasi pun datang.

Kimmy merebahkan tubuhnya di sofa ruangan tamu mencoba meluruskan semua urat syarafnya yang seakan kaku.

Krukkk... terdengar suara bunyi perut Kimmy. wanita itu langsung tertawa kecil teryata ia baru menyadari kalau ia belum sarapan siang dari tadi. padahal tadi Kimmy pergi ke cafe bertemu dengan Cinta sekalian makan pikirnya. tapi semua itu seakan menghilang di pikiran Kimmy tak kala Cinta menunjukan tiket konser BTS.

"He... lapar nya, makan apa ya. balik lagi ke cafe tidak mungkin, cafe kan sangat jauh." dengan langkah gontai Kimmy berjalan ke arah dapur sesaat setelah ia menaruhkan tas queltek bag di atas meja ruang tamu. wanita itu melirik ke setiap sudut dapur nampak sangat rapi dan bersih seperti belum di gunakan sama sekali. hehehehe padahal ini kan memang rumah baru di beli. Kimmy memukul kecil kepalanya kenapa sampai ia berpikir sebodoh itu.

"Kenapa tidak ada satupun makanan di sini." gerutu Kimmy ketika ia membukakan kulkas yang isinya kosong tidak ada satupun makanan di sana jangankan makanan sayuran saja tidak ada. "Ini rumah manusia apa rumah hantu sih kenapa sampai tidak ada satupun makanan di sini." Kimmy mulai kesal, perutnya juga sudah mulai sakit menahan lapar. setelah kewalahan mencari makanan namun tidak menemukan juga Kimmy kembali ke ruangan tamu mengambil tasnya kembali dan hendak pergi ke kamar. tapi belum sempat Kimmy melayangkan kakinya Kimmy sudah di kejutkan dengan suara seseorang di belakang.

"Ini makanan untukmu." ucap Varrel tiba-tiba seraya menaruh bungkusan yang isinya ayam geprek di atas meja. Varrel membelinya tadi sebelum ia sampai di rumah, Varrel berpikir pasti Kimmy belum makan sejak tadi siang karena memang ia belum belanja bulanan di rumah barunya.

Kimmy mengerutkan dahinya. bagaimana dia bisa tau aku belum makan. krukkk.... ahhh.... aku sangat lapar lagi. "B-Bagaimana kamu tau kalau aku belum makan...??"

"Tidak usah banyak tanya makan saja." sahut Varrel cepat lalu langsung pergi meninggalkan Kimmy yang masih mematung di tempat. pria itu kini sedang melangkah menaiki anak tangga. Kimmy menatap sekilas punggung Varrel lalu pandangan beralih ke arah bungkusan yang di taruh oleh Varrel di atas meja.

"Ayam geprek." guma Kimmy di ikuti senyuman tipis, dengan lahap Kimmy memakan makanan itu terasa sangat enak sekali di lidahnya. setelah usai makan Kimmy langsung pergi ke arah kamar dia sudah sangat gerah ingin mandi. mandi air panas kayek nya enak ni. weekkk... badanku bau sekali. Kimmy mengibar-ngibas angin di hidungnya.

******

Setelah menghabiskan waktu dua puluh menit dalam ritual mandi, Kimmy kini menatap dirinya dari pantulan cermin sebelum sesaat ia akan memakaikan baju. Kimmy masih memakaikan handuk putih yang sudah di lilitkan di tubuhnya itu. "Hem teryata aku sangat cantik, seharusnya aku dari dulu jadi model saja tidak usah masuk dunia bisnis." guma Kimmy seraya memutarkan badannya. "Aku yakin Oppa pasti akan terpesona saat melihatku aaaa...." Kimmy memutarkan badannya mengelilingi sofa. halusnya lancar ya Bun wkwkwkw.

"Sadar Kimmy, sadar. kamu itu sudah punya suami masih saja mengharapkan Oppa. dia kenal kamu aja kagak malah asik-asiknya kamu ngehaluin dia buat apa cobak. yang ada kamu malah di tertawa sama orang-orang." Kimmy memayunkan bibirnya, nasib-nasib.

Tring.... suara bunyi ponsel Kimmy pertanda ada panggilan masuk.

Kimmy langsung terperanjat melihat ke arah ponsel yang diletakkannya di atas nakas. "Cinta." guma Kimmy melihat nama sahabatnya tertera di layar ponsel.

"Iya halo..." ucap Cinta setelah sesaat ia menurunkan tombol hijau kebawah pertanda ia menjawab panggilan itu.

"Kimmy kek mana udah siap apa belum?? kalau udah yok kita berangkat nanti keburu pesawatnya teke off." ucap Cinta sebrang sana.

"Ya ampun aku lupa Cin. ya ya ini aku udah mau siap-siap kok kamu tunggu aku aja ya di tempat yang sudah kita rencanakan, aku akan segera menyusul." jawab Kimmy cepat langsung mematikan sambungan telepon. Kimmy langsung bergegas memakaikan baju, wanita itu tergesa-gesa menghias dirinya.

Setelah menghabiskan waktu dua puluh menit dalam dandanan kilat, Kimmy pelan-pelan melangkah keluar dari kamar seraya tangannya menenteng koper mini kecil, yang memang sudah tersedia di samping pojok lemari. Kimmy terheran sendiri kenapa bisa ada koper di sana namun ia tidak mau memikirkannya labih baik ia bersiap-siap.

"Kasi tau enggak ya, kasi tau, enggak. kasi tau, enggak. duh kenapa jadi pusing begini sih. kalau enggak kasi tau nanti dia nyariin aku lagi, terus kalau aku kasi tau dia pasti enggak izinkan aku pergi aaggrrr.... bodoh amat ah mending aku pergi aja enggak usah kabarin lagian aku pergi cuma sehari bukan setahun." Kimmy endap endap turun dari anak tangga. "Huffff... aman" Kimmy menggosokkan dadanya pelan tak kala ia sudah turun dari anak tangga yang terakhir. Kimmy kembali hendak melanjutkan langkahnya.

"Mau ke mana kamu...??" tanya Varrel dari arah samping Kimmy, pria itu baru saja habis dari dapur.

Krikrik... krikrik.... suaranya jangkrik πŸ˜‘.

"Alamak...." Kimmy memejamkan singkat matanya sebelum sesaat ia akan membalikkan badannya.

"Mau kemana...??" tanya Varrel lagi seraya memerhatikan penampilan Kimmy dari ujung kepala sampai kaki lalu matanya langsung tertuju pada koper yang di pegang Kimmy.

"I-itu, a-anu, apa namanya." Kimmy mengarukkan kepalanya tak gatal.

"Aku tanya kamu mau kemana....??" kali ini suara Varrel sedikit lebih keras.

"Aku mau ke Malaysia." jawab Kimmy cepat. "Ada sesuatu yang harus aku hadiri di sana." Kimmy menatap sekilas wajah Varrel lalu pandangan menunduk ke bawah. "Cuma sehari kok enggak lama habis itu aku balik lagi." sambung Kimmy lagi. mudah-mudah dia tidak mau bertanya aku mau kemana.

"Satu hari." Varrel mangut mangut. "Sampai harus bawa koper segalak." sorot mata Varrel langsung berubah menajam.

"I-itu karena aku kan seorang wani--" belum sempat Kimmy menyahut Varrel sudah lebih dulu merampas koper Kimmy. Varrel langsung membukakan koper Kimmy, ia ingin melihat sendiri apa yang di bawa istrinya ini.

"Apa ini...??" tanya Varrel mengerutkan keningnya dalam, ia benar benar tidak tau apa yang ia pegang sekarang.

Mata Kimmy langsung membulat sempurna ia begitu sangat malu. Kimmy dengan cepat langsung merampas apa yang di pegang Varrel. "Dasar tidak tau malu ini itu punya perempuan." ketus Kimmy setelah sesaat merampas pembalut dari tangan Varrel.

"Katakan apa itu...??" Varrel menatap tajam. ia masih sangat penasaran apalagi tadi Kimmy merampasnya sangat cepat hal itu membuat Varrel bertanya tanya.

"Sudah aku bilang kan kalau ini punya perempuan." ketus Kimmy.

"Iya aku tahu tapi untuk apa itu, apa kegunaannya. karena dari kecil sampai sekarang aku belum mengunakan apa yang kamu pengang itu. bahkan aku belum pernah melihat." ucap Varrel polos.

"hahhhh.... aggrrrr.... dia bodoh atau apa sih, kan aku udah bilang ini punya perempuan. mana mungkin aku mengatakan kalau ini untuk...." Kimmy geram sendiri.

"Pokoknya ini punya perempuan." sewot Kimmy tak kala dengan Varrel.

"Heh... kamu tidak boleh pergi tetap di sini." Varrel mengalah lalu ia menutup kembali koper Kimmy.

"What.... tidak bisa aku harus menghadiri acara itu. acara itu sangat penting bagiku."

"Aku bilang tidak boleh pergi maka tetap tidak boleh pergi." ucap Varrel lalu pria itu hendak pergi namun tangannya sudah lebih dulu di tarik oleh Kimmy.

"Berikan koperku, ku mohon. acara itu sangat penting bagiku." Kimmy berusaha meluluhkan Varrel.

"Tidak." sahut Varrel cepat. "Kalau sampai terjadi sesuatu padamu di sana siapa yang repot?? aku juga. jadi kamu tidak boleh pergi mengerti." tegas Varrel lalu langsung pergi seraya menenteng koper Kimmy tadi.

"Aaaggrrr.... menyebalkan...."

Bersambung......

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

102