Bab 13 Kartu kredit

by Edy official 14:06,Aug 01,2021
Aaagggrrr.... dia itu benar-benar, baru satu hari menikah tapi dia sudah mengatur hidupku. lagi pula apapun yang terjadi padaku di sana nanti aku pasti tidak akan membuatnya terlibat. hehhh..." Kimmy mendengus kesal. pupus sudah harapannya selama ini menghadirkan konser BTC. padahal ini adalah kesempatan besar baginya untuk bisa bertemu langsung dengan Oppa, pria yang di juluki sebagai pria tertampan di tahun ini. aaagggrrr... kalau bukan karena dia suamiku aku pasti sudah berkelahi dengannya. pernikahan ini benar-benar membuat aku geram. padahal dia sudah tau kalau aku tidak mencintainya dan dia juga tidak mencintaiku tapi dia sok-soan menjagaku. Kimmy kini berjalan kembali ke arah kamar.

Kimmy menjatuhkan tubuhnya di atas kasur matanya masih saja terbuka menatap ke arah langit-langit dinding. "Agrrr..." Kimmy berguling bolak-balikkan di atas kasur perasaannya tak karuan masih saja kesal pada Varrel.

Tring... Tring...

Dengan perasaan malas Kimmy mengambil ponselnya dari dalam tas jinjit yang ia letakkan di atas nakas sebelum sesaat tadi ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. wanita itu semakin kesal saat melihat panggilan masuk tapi tidak tertera nama di sana hanya nomor ponsel saja. Kimmy sebenarnya malas mengangkatnya apalagi panggilan masuk tidak di kenal tapi apa boleh buat ponselnya itu masih saja berdering dari tadi. "Ini siapa sih malam-malam nelpon gak tau apa orang lagi kesal." gerutu Kimmy lalu wanita itu mengangkat panggilan dari pada tidak bisa tidur karena ponsel terus berdering lebih baik angkat saja agar cepat diam.

"Halo siapa kamu?? ada urusan apa menelpon ku malam-malam?? kalau salah sambung matikan saja aku tidak punya banyak waktu." oceh Kimmy dengan suara keras setelah sesaat ia mengangkat panggilan.

"Hey bicaralah aku tanya siapa kamu kalau kamu tidak bicara ya sudah aku matikan saja." Kimmy semakin kesal karena dari tadi tidak ada sahutan entah siapa yang nelpon gak tau apa kalau suasana hati sedang kacau sekarang.

"Ambil kopermu di kamarku ----." Tet.. Tet.. panggilan langsung terputus, orang itu memutuskan cepat panggilannya.

"Halo, halo siapa ini." Kimmy masih menaruh ponsel di telinganya. "Siapa sih, ambil koper. koper siapa yang harus aku ambil." Kimmy mencoba mengingat-ingat. "Hahhh... dia a-apa itu dia." Kimmy baru teringat kalau kopernya tadi di ambil oleh Varrel. "T-Tapih bagaimana dia bisa mendapatkan nomorku. Papa aaaa... ini pasti Papa yang memberikannya." Kimmy kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Ting... bunyi pesan masuk Kimmy, wanita itu segera membukanya.

"Cepat ambil kopermu di kamarku kalau tidak maka kamu tidak akan mendapatkan bajumu lagi."

"Agrrr.... iya iya aku akan mengambilnya tidak usah memberitahuku sebanyak itu juga. tadi sudah menelpon sekarang malah mengirim pesan." gerutu Kimmy kini beranjak ke arah kamar Varrel.

Tok... tok... tok...

"Masuk..." terdengar suara sahutan dari dalam barulah Kimmy berani membuka pintu kamar Varrel. pelan-pelan ia masuk kedalam sorotan matanya mencari sosok pria yang membuat ia kesal sadari tadi siapa lagi kalau bukan Varrel sang suami.

"Rupanya dia di situ." Kimmy mendapatkan Varrel sedang duduk di sofa dengan laptop di depannya dan juga beberapa berkas tersusun rapi di samping laptop. "Sepertinya dia sedang sibuk." Kimmy masih melirik ke arah Varrel.

"Jangan terus-terusan menatapku nanti kamu bisa tergila-gila pada ku cepat ambilkan kopermu dan pergi dari sini." ucap Varrel tanpa menoleh sama sekali tangannya masih saja mengetik di laptop.

"Aahhh..." Kimmy terperanjat. "Dia itu manusia apa bukan sih kenapa selalu tebakannya benar pertama dia membelikan ku makanan saat aku lapar dan sekarang dia tau aku memperhatikannya padahal dia tidak melirik ke arahku sama sekali." Kimmy berjalan ke arah koper tak jauh dari sofa yang di duduki oleh Varrel. tanpa melirik lagi Kimmy bergegas ingin keluar.

"Tunggu..." kata Varrel juga masih tidak melirik.

Kimmy sontak menghentikan langkahnya. "Ada apa?? apa lagi sekarang?? bukankah tadi kamu bilang aku cuma di suruh ambil koper." Kimmy kembali melirik ke arah Varrel yang masih saja fokos pada laptop.

"Kau meninggalkan sesuatu, ambil itu dan gunakanlah untuk berbelanja bulanan." tunjuk Varrel ke arah nakas.

Kimmy mengerutkan keningnya. "Apa sih..." Kimmy ikut melirik ke arah nakas dan di lihatnya kartu kredit di sana. Kimmy semakin mengerutkan keningnya. "Di pikir aku ini tidak punya uang apa."

"Ambil saja tidak usah memikirkannya." ucap Varrel lagi.

"Tapi aku punya kartu kreditku sendiri tidak perlu memberikannya lagi." sahut Kimmy cepat.

"Kartumu itu tidak ada gunanya lagi ambil saja tidak usah banyak bicara." tegas Varrel membuat Kimmy tersentak.

"Iya iya..." Kimmy dengan cepat mengambil kartu kredit itu lalu wanita itu dengan cepat pergi. "Heh... dia sangat menakutkan."

*****

Pagi harinya Kimmy menggeliat di atas kasur suara bunyinya ponsel membuat wanita itu bolak balik di atas kasur. "Siapa lagi sih pagi-pagi buta telpon." Kimmy mengaruk kepalanya nampak gatal berasa malas bangun sepagi ini apa lagi tidak ada pekerjaan apapun yang harus ia lakukan.

Kimmy mengucek-ngucek mata mencoba melihat dengan jelas siapa yang menelponnya sepagi ini. matanya langsung melotot seakana ingin keluar. "Astaga Cinta..." Kimmy dengan gerak cepat mengangkat panggilan Cinta.

"**Halo Cin."

"Halo-halo sekarang baru angkat panggil aku." terdengar suara Cinta nampak sangat marah*.

"Hehehe maaf Cin semalam aku benar-benar lupa hp aku lowbatt, maaf ya aku benar-benar lupa." sahut Kimmy dengan penuh mohon.

"*Kamu tau enggak gara-gara kamu enggak datang aku sampai ketiduran di sini nungging kamu. Seharusnya kamu bilang dong kalau enggak jadi datang jadi aku enggak capek-capek nungging kamu sampai pagi begini"

"Iya-iya aku tau aku yang salah maka dari itu aku minta maaf, aku benar-benar lupa ngabarin kamu kalau aku enggak bisa datang."

"Emang kamu kenapa sih enggak bisa datang padahal kemarin gak sabar pengen pergi."

"Anu Cin..."

"Anu-anu. anu apa sih ?? kasih tau itu yang jelas kenapa kamu enggak jadi datang."

"Aku demam Cin tiba-tiba badan aku lemes banget ini aja aku rada-rada pusing*." jelas Kimmy. "*Terpaksa deh aku bohong."

"Kimmy beneran kamu sakit*...??" suara Cinta nampak khawatir.

"*Tadinya sekarang udah agak mendingan."

"Kamu kasi tau sekarang alamat rumah kamu aku akan segera membawakan obat."

"Tidak perlu tidak perlu, aku udah mendingan kok beneran. udah sehat walafiat."

"Cin udah dulu ya nanti aku telpon lagi soalnya aku mau makan dulu kata dokter aku harus makan cepat*." sambung Kimmy lagi.

"Ya udah deh makan yang banyak itu biar sehat jangan capek-capek nanti kamu sakit lagi. jangan nonton Drakor dulu lagi sakit enggak baik buat kesehatan mata."

"*Iya-iya udah kayek dokter aja kamu."

"Udah by*."

"By*."

**Bersambung......

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

102