-
-
-
-
Chapter 157
Novita.Ramadhani
11:00,Jan 22,2024
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat.
Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari.
Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
-
Chapter 186
Dinda Tirani
11:00,Jan 18,2024
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan.
“Sayaaang, aku keluar laghiiii…”
Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu.
“Lanjut yank?”
-
Chapter 328
Novita.Ramadhani
10:00,Oct 16,2024
Wajah kami berdua sudah sange berat. Kami kemudian berciuman lagi. Anik mulai melepas ikat pinggangku membuka celanaku dan meloloskannya. Aku bantu dia, hingga kemudian batangku yang perkasa keluar dari balik celana dalamku. Ia langsung meremas batangku.
“Niik…enak banget,” kataku.
“Nggak usah pemanasan yah, langsung. Aku kepengen ngerasain,” katanya.
Tiba-tiba Anik menurunkan roknya, kemudian celana dalamnya yang berwarna putih pun diturunkan, Ia tinggal memakai kerudungnya aja. Dia duduk di atas meja kelas. Kakinya dilebarkan menantang juniorku untuk masuk ke sarangnya.
“Nik, nggak apa-apa? Kamu masih perawan kan?”
“Ini semua untukmu sayangku, masuklah! Jadilah yang pertama!”
-
-
-
Chapter 136
Neng Gemoy
11:00,Apr 14,2024
Mendapat lampu hijau gw pun masukkan tangan pelan2 k balik bajunya, kulit mulusnya gw rasakan, lalu gw mulai garuk perlahan, “Yg ini?” Tanyaku. “Bukan k atas lg” Bgt terus, setiap garukan gw ngena titil gatelnya, dia pun sdkit mendesah, “Ahh iya disitu”
Sampai akhirnya tanganku di pingganggny, al beranikan diri untuk bergrilia ke depan sampai memeluk perutnya, “Uhhh di…” ayu pun menjatuhkan bdan nya, dan beraandar di dada gw, seolah2 memberikan bagian depan tubuhny untuk ku jamah. Perlahan naik turun , kedua telapak tangan gw alhirnya berhenti di dadanya, masih terbungkus BH, pelan2 gw remas, “gila empuknya”,
“Ahhhhh.. ehhhh” desahan kecil keluar dari mulutnya,
Dan gw pun mengangkat...
-
-
-
-
-
-
-
-
Chapter 189
Neng Gemoy
10:00,Jun 06,2024
Ini kisah Kino tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik.
Mba Rien tampak memejamkan mata erat-erat ketika Kino mengurut-urut tonjolan itu seperti yang diminta Mba Rien.
“Terus, Kino… teruskan, ohhhhhh..,” Mba Rien seperti merengek-rengek dengan wajah yang semakin memerah dan mulut membuka menghembuskan nafas memburu. Kino memenuhi permintaannya, menggosok dan mengurut dengan jari tengahnya lebih cepat lagi.
Mudah sekali jari tangannya melesak ke liang kenyal kecil di bawah sana, karena liang itu seperti membuka dengan sendirinya, dan seperti hendak menyedot masuk jarinya.
Gerakan-gerakan tangan Kino semakin teratur; naik…, turun…. berputar,… naik … turun…. melesak sedikit. Demikan seterusnya, sementara Mba Rien kini menggelinjang, mengerang-erang seperti ada kenikmatan memenuhi relung jiwanya.
“Oooooh, Kino… lebih cepat lagi ….
-
-
Chapter 273
Neng Gemoy
10:00,Sep 04,2024
“Mamie adalah awal dari segalanya. Mamie yang sedang duduk di atas kedua pahaku, lalu menciumi pipiku berulang – ulang. Lalu berkata perlahan, “Mamie juga bahagia, karena kamu selalu mengerti apa yang mamie inginkan, Sayang. “
Seperti biasa, kalau Mamie sudah duduk di pangkuanku, pasti tanganku merayap ke balik gaunnya. Kali ini pun begitu. Tanganku menyelundup ke balik gaun sutra orangenya, lalu menyelinap ke balik celana dalamnya.
Pada saat yang sama, Mamie mencium bibirku, lalu melumatnya dengan lahap dan romantisnya.
Semua ini membuat nafsuku mulai bergejolak dan tidak terkendalikan lagi. Maka dengan hati – hati kuangkat...
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-