Bab 19 Mengenal Kerjaan

by Masterpiece 08:01,Dec 06,2023
"Carolina, kamu salah paham, aku kesini bukan untuk pinjam uang.”

Tavis senyum canggung, kemudian menunjukkan Justin yang berada di belakang ia dan berujar, "Justin baru aja pulang hari ini, aku bawa ia kemari mengunjungi kalian."

"Yo, ternyata benaran Justin. Bukannya ia dijatuhkan hukuman 5 tahun? Kalau dihitung - hitung, baru 3 tahun, kenapa ia udah keluar?"

Carolina lirik ke arah Justin dan berujar dengan nada tidak baik. Dulu ia sebenarnya sedikit cemburu karena Justin punya prestasi akademik yang sangat baik dan selalu jadi juara pertama dalam ujian, apalagi saat ia dengar Justin dekat dengan Keluarga Fang, ia merasa semakin sedih. Sebab dulu kehidupan keluarga Justin jauh kalah dengan mereka, begitu Justin menikah dengan keluarga Fang pasti bakal melampaui keluarga mereka. “Carolina, siapa yang datang?”

Pada saat ini, suara pria paruh baya datang dari dalam rumah. "Kakak yang datang dan juga Justin."

Carolina menggeserkan badannya dengan sedikit enggan dan berujar, "Masuk kedalam rumahlah!"

"Justin? Ternyata benar - benar adalah kamu, kamu baru keluar dari penjara?"

Begitu masuk rumah, bayangan seseorang jalan kemari, orang yang baru aja bicara adalah paman kedua Justin, Dixon Qin. Tubuh Dixon sangat kurus, pakai kacamata berbingkai emas, memberi kesan yang lembut dan elegan. “Paman, bibi, terima kasih udah jaga keluargaku selama 3 tahun ini.”

Justin berujar sembari senyum. Meski bibi kedua sedikit kejam, tapi sifat ia tidak begitu jahat, dan Justin juga tidak bakal marah dengan ia. "Semuanya adalah keluarga, untuk apa membahas ini? Cepat ke ruang tamu dan duduklah. Kebetulan ada tamu di rumah, aku barusan menyeduh teh, kalian juga minumlah.”

Dixon menerima tas dari tangan Justin, lalu narik Justin ke ruang tamu. Rumah Dixon punya luas 150 meter persegi, dekorasinya mungkin terlihat sederhana, tapi bahan dan perabotan justru sangat teliti, memberi kesan sederhana namun mahal. Justin sebenarnya juga tidak tau banyak tentang keadaan keluarga paman keduanya, ia cuman tau sepertinya paman keduanya kerja di sebuah instansi pemerintah tertentu dan bibi keduanya juga kerja di bank. Singkat cerita, kondisi keluarga mereka lebih baik dibandingkan mereka. Mau bagaimanapun, ayahnya Tavis tidak kuliah di universitas bagus seperti Dixon. Ketika masih sangat muda, Tavis pergi ke ibu kota provinsi kota jinling, jadi pembantu di keluarga kaya raya. Hingga Justin duduk di bangku sekolah menengah, ia baru pulang ke kampung halamannya di kota jianghai karena masalah pendaftaran rumah tangga. Saat ini, masih terdiri 2 orang yang duduk di sofa ruang tamu, salah satunya adalah putri Dixon, Mina Qin. Mina memakai t-shirt beruang berbulu merah muda di bagian atas tubuh dan celana jeans biru di bagian bawah tubuh, buat kakinya yang panjang dan ramping terlihat lebih indah dan seksi. Dan wajahnya bahkan lebih indah, menunjukkan sedikit aura anak tetangga yang manis. Satunya lagi adalah seorang pemuda, memakai kemeja kerah biru bagus dan jam tangan mewah, tampan dan terlihat seperti anggota elit sosial. "Mina, paman dan sepupumu datang, cepat tuangkan teh untuk mereka."

Dixon berujar. "Salam, Paman!"

Mina berdiri dan melirik ke arah Justin lagi, tatapan mata ia sedikit rumit dan nada bicaranya juga terdengar dingin, "Kenapa kamu keluar begitu cepat? Bukankah kamu harus tunggu 2 tahun baru boleh keluar?”

Sebab nilai Justin yang sangat hebat, Mina anggap Justin sebagai idolanya sejak masih kecil. Namun pada akhir Justin justru menikah ke Keluarga Fang bahkan masuk penjara. Sejak saat itu, kesan baik Justin di hatinya benar - benar hancur. Oleh karena itu ia masih sedikit benci Justin sekarang. Dengar pertanyaan Mina, Dixon yang lain juga menoleh penasaran ke arahnya. Saat Justin hendak jawab, Tavis yang berada di sebelah pun berujar, "Mina, begini, sebenarnya Justin tidak dipenjara selama 3 tahun ini, melainkan pergi ke departemen perang menjadi tentara."

"Tentara?"

Semua orang mematung sejenak. “Kak, apakah kamu sedang bercanda?”

Carolina adalah orang pertama yang mengungkapkan ketidakpercayaannya, "3 tahun lalu, ia menabrak orang mati. Gimana mungkin ia tidak dipenjara dan menjadi tentara?"

Tavis menjelaskan, "Karena Justin disukai oleh seorang pemimpin departemen perang dan merasa ia memiliki potensi untuk jadi seorang tentara, oleh karena itu baru dibawa ke departemen perang utara. Carolina, aku sedang tidak bercanda denganmu. Kalau kamu tidak percaya, lain kali saat aku datang ke sini, aku bakal tunjukkan semua medali yang Justin dapatkan di militer kepadamu.”

"Sudah, lain kali juga tidak perlu bawa datang. Aku percaya padamu, oke?"

Carolina senyum tipis dan berujar, "Mau bagaimanapun, aku tidak tau apakah medali itu asli atau palsu."

"Kamu……"

“Ehem, Kak, kamu jangan marah, Carolina memang seperti ini.”

Tavis batuk ringan, takut mereka akan berantem lagi, buru-buru ganti topik pembicaraan dan berujar, "Kak, Justin, izinkanku memperkenalkan kepada kalian."

Usai ia berujar, ia tunjuk ke pemuda yang berdiri di sebelah Mina, "Ini adalah kekasih Mina, namanya Mason Zhang. Ia kerja di perusahaan yang sama dengan Mina dan sekarang udah jadi pemimpin tingkat tengah di perusahaan itu."

“Tidak, tidak, jabatanku cuman dinaikkan 2 kali.”

Mason pura-pura rendah hati dan berujar. "Jabatan dinaikkan 2 kali? Hebat sekali, benar - benar anak muda yang luar biasa."

Tavis berdecak kagum, Mina yang berada di sebelahnya, tatapan bangga sedikit mengembang di wajahnya. "Sobat Justin, tidak tau kamu kerja di mana sekarang? Dulu aku sering dengar Mina membahasmu, bilang kamu adalah murid yang sangat luar biasa. Meski kamu pernah di…. ekhem, meski kamu jadi tentara selama 3 tahun dan tidak berhubungan dengan dunia sosial selama 3 tahun. Tapi dengan kemampuanmu, pasti bisa dapat kerjaan yang sangat baik, ‘kan?"

Mason tanya sambil senyum, sepertinya peduli pada Justin, tapi matanya penuh dengan ejekan. Ia pernah dengar Mina membahas Justin sebelumnya, meski Mina bilang dirinya sedikit muak dengan Justin sekarang, tapi dulu Mina menganggap Justin sebagai idola. Oleh karena itu, Mason sangat tidak senang dengan Justin. Gimana seorang narapidana punya hak menjadi idola kekasihnya? Justin senyum tipis dan berujar, "Aku baru aja kembali ke kota Jianghai kemarin, dan untuk sementara ini masih belum menemukan kerjaan yang aku sukai."

"Tidak seharusnya seperti itu? Kamu dulunya adalah siswa berprestasi dan menduduki peringkat pertama di setiap ujian. Seharusnya tidak sulit dapat kerjaan yang memuaskan, ‘kan?"

Mason pura-pura kaget. "Mason, kamu juga udah bilang. Meski ia adalah siswa berprestasi, tapi itu adalah dulu. Sekarang 3 tahun telah berlalu dan ia belum punya pengalaman kerja apapun dalam 3 tahun ini, gimana ia bisa dapat pekerjaan yang bagus? Bisa cari pekerjaan satpam udah termasuk baik.”

Carolina berujar dengan nada tidak baik. "Ekhem, setidaknya Justin adalah siswa berprestasi juga sebelumnya, bahkan adalah lulusan dari Universitas Jianghai, tidak sampai harus menjadi satpam.”

Dixon terbatuk ringan, tiba- tiba lihat ke arah Mina dan berujar, "Mina, aku ingat hari ini kamu bahkan beri tau kepadaku perusahaan kalian sedang memperluas rekrutmen dan perlu segera merekrut orang. Gimana mengenalkan Justin kerja di sana?”

"Ini jelas tidak bisa. Perusahaan kita adalah perusahaan besar, orang biasa tidak dapat masuk ke perusahaan kita untuk bekerja."

Mina berujar dengan enggan. "Aku tau kalian adalah perusahaan besar, tapi bukannya Justin juga merupakan lulusan universitas bergengsi? Mungkin aja kemampuan ia diakui?”

Usai Dixon berujar, ia memandang ke arah Mason lagi dan berujar, “Lagipula, bukannya Mason adalah pemimpin tingkat tengah di perusahaanmu? Kalau ia dapat bantu bicarakan masalah ini, Justin diterima tidak akan jadi masalah besar, kan?”

"Kamu masih ingin Mason bantu bicarakan masalah ini? Ini…..”

“Tidak masalah, ini adalah masalah kecil!”

Mason berujar dengan murah hati, "Karena Kak Justin adalah sepupu Mina, maka ia adalah sepupuku juga. Aku pasti bakal bantu bicarakan masalah ini dengan departemen personalia."

“Hahaha, kalau begitu baik. Emang Mason doang yang baik.”

Dixon berujar dengan riang. “Dixon, calon menantumu ini cukup hebat juga.”

Tavis juga terlihat senang dan berujar kepada Justin, "Justin, cepat terima kasih kepada kekasih Mina?"

Justin tersenyum pahit, "Ayah, sebenarnya aku bisa pelan-pelan cari kerjaan..."

Tavis melotot ke arahnya, "Apa-apaan pelan-pelan cari? Apakah kamu tidak tau hal paling mendesak ibu kamu sekarang adalah ingin kamu segera cari kerjaan?"

Justin langsung merasa tidak berdaya, sekarang ingin ia segera cari kerjaan, kemudian setelah ia dapat kerjaan, sepertinya akan mendesak ia cari kekasih kemudian menikah dan punya anak, ‘kan? Tapi ia dapat melihat Mason tidak benar - benar mau membantunya, perusahaan yang ditempatkan sepupunya yang lain, mungkin saja dirinya tidak dapat masuk. "Baik, kalau begitu terima kasih banyak!"

Justin Qin terima kasih kepada Mason. "Sama-sama!"

Mason berujar. "Hahaha, kalau begitu cepat selesaikan masalah ini. Justin, siap CV-mu besok dan minta Mina mengantarmu ke perusahaan untuk wawancara. Usaha cepat kerja dan menstabilkan dirimu."

Dixon tertawa. "Baik!"

Justin tersenyum dan berujar. Di sebelah, Mina tidak berujar apa - apa lagi, tapi tatapan dingin justru muncul di wajah cantiknya. Beberapa orang minum teh sambil mengobrol. Hampir 1 jam kemudian, Tavis baru bawa Justin pulang, dan Dixon secara pribadi yang mengantar mereka keluar dari komplek. Di sisi lain, Mina juga meninggalkan tempat setelah mengantar Mason. "Mason, jangan-jangan kamu benar - benar ingin bantu Justin? Kamu ini tidak tau aku sangat benci ia sekarang. Dulu, ia bersedia menikah ke Keluarga Fang, termasuk masalah ia dipenjara, aku bahkan malas membicarakannya lagi. Tidak nyangka kali ini ia kembali, ternyata masih bohong bilang ia jadi tentara. Orang seperti ini benar - benar membuatku muak."

Mina Qin mendengus pelan dan berujar, "Mau bagaimanapun aku tidak peduli, kamu tidak boleh membiarkannya masuk ke perusahaan kita. Jikalau tidak, aku tidak akan melepaskanmu.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200