chapter 5 Tidak Bercanda
by Howie
22:09,Dec 07,2023
Jika dia belum pernah bertemu Sonia, Willian mungkin akan langsung mempercayai perkataan Sutarjo.
"Aku tidak tertarik dengan cucumu."
Sutarjo bingung, dia tidak tahu kenapa Willian mengatakan hal itu.
Peredam suara di ruangan itu berfungsi dengan baik, Sutarjo tidak tahu kalau cucunya itu baru saja membentak Willian.
Jika hal itu diketahui oleh Sutarjo, pasti dia akan mematahkan kaki Sonia.
Willian masih memikirkan Sandra yang ternyata tidak melakukan aborsi. Sonia adalah sahabat Sandra, mungkin Sutarjo tahu tentang Sandra.
"Apa Tuan mengenal Sandra Su?"
"Iya, saya mengenalnya. Dia adalah anak yang hebat, tapi Keluarga Su meremehkan anak perempuan dan bahkan berencana untuk menikahkan Sandra dengan putra dari Keluarga Qin jika mereka berhasil memenangkan proyek. Tapi sekarang Anda sudah memenangkan proyek itu, mungkin pernikahan mereka akan diundur atau mungkin dibatalkan."
"Bagaimana gaya hidup Sandra?"
Sutarjo terdiam, dia tidak tahu kenapa Willian menanyakan hal itu. "Keluarga Su sangat ketat terhadap anak perempuan. Sandra sangat keras kepala, dia tidak pernah bermasalah dalam pergaulannya. Setahu saya dia belum punya pacar."
Willian mengetuk kepalanya, dia ingat bahwa setelah kejadian malam itu, dia melihat bercak darah di kasurnya.
Jangan-jangan bayi itu memang bayinya?
Jika dilihat dari bukti dan perkataan Sutarjo, sepertinya bayi itu memang miliknya.
Willian yang masih merasa bingung itu pun menyalakan rokoknya.
"Cucu saya semuran dengan Anda. Dia lulusan akademi bergengsi di London, dia juga pernah ..."
Willian segera memutus perkataan Sutarjo.
"Sudahlah, cucumu tidak seperti lulusan sekolah bergengsi. Aku pergi dulu."
Setelah berbicara, Willian keluar dari ruangan dan hendak kembali ke kantornya.
Sutarjo menjadi bingung.
Setelah sampai di kantor, Willian mendorong sepeda listriknya dan bersiap untuk bekerja kembali.
Singkat cerita, pada pukul 10 malam, ponsel Willian tiba-tiba berdering.
Willian melihat ponselnya.
Sandra menelepon dan mengirim SMS padanya.
Dia bisa melihat keresahan dan ketidakberdayaan Sandra lewat SMS yang dia kirim.
Willian tidak tahu apa dia harus membalas pesan Sandra.
Tidak lama kemudian, ponsel Willian bergetar.
"Apa kamu punya waktu?"
Sandra mengirimkan SMS.
"Iya." Willian membalasnya dengan cepat.
"Temani aku." Sandra lantas mengirimkan lokasi.
Dragon Bay terletak di tepi danau yang terletak di hutan sekitar perkotaan.
Keluarga Qin gagal memenangkan proyek, dengan begitu mereka kehilangan kesempatan untuk bekerja sama dengan Keluarga Su.
Sandra menoleh saat mendengar suara klakson sepeda listrik.
Dia melihat Willian berjalan ke arahnya.
Sambil berjalan, Willian mematikan rokoknya dan berkumur dengan air mineral yang dipegangnya.
Sandra menatap Willian, entah kenapa dia merasa kalau Willian berbeda dengan kurir lainnya.
Sandra duduk di tengah bangku panjang.
Willian sengaja duduk berdampingan dengan Sandra, bahkan sangat dekat.
Sandra menggeser posisi duduknya.
Keduanya terdiam dalam waktu yang cukup lama.
Willian menyandarkan punggungnya di bangku dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan bertanggungjawab atas bayi itu. Aku juga siap jika kamu memintaku untuk menikahimu."
Sandra menopang dagunya dan tertawa terbahak-bahak sambil melihat ke arah danau.
Kurir itu cukup percaya diri juga.
"Apa kamu bisa menafkahiku dan juga bayi ini?"
"Tentu saja!"
Sandra mengangkat pergelangan tangan dan menggoyangkan arlojinya, kemudian bertanya, "Apa kamu tahu arloji ini?"
Willian memegang pergelangan tangan Sandra dan berkata, "Cartier Blue Ballon, ukurannya 42 mm, dilengkapi dengan rose gold 18 karat dan bisa melilit pergelangan tangan secara otomatis."
Sandra terkejut.
Waktu itu Willian bisa mengendarai mobil mewahnya, sekarang dia mengetahui tentang detail arlojinya.
"Apa kamu tahu berapa harganya?"
"Sepertinya 704 juta."
"Berapa banyak waktu yang kamu perlukan untuk mendapatkan uang sebanyak itu?"
"Ternyata kamu mengkhawatirkan masalah ekonomi. Tenang saja, selama kamu berani melahirkan bayiku, aku jamin kalian tidak akan kekurangan uang. Bahkan kalau kamu ingin melahirkan tiga anak, aku siap menanggungnya!"
Sandra menghela napas dan menatap Willian dengan bingung.
"Apa kamu memang suka membual?"
"Ya sudah kalau kamu tidak percaya."
Sandra menganggap Willian hanya rakyat jelata yang pandai membual.
Ponsel milik Sandra terus bergetar, Hanna meleponnya.
"Di mana kamu? Cepat kembali! Habert menunggumu di rumah untuk membicarakan pernikahan!"
Habert Qin adalah putra dari Lucky Qin, dia adalah calon suami Sandra.
Sandra menjawab dengan cuek dan menutup teleponnya.
Sepertinya Sandra sudah mengambil keputusan.
"Apa kamu bisa mengantarku pulang?"
"Boleh!"
Willian menyeka jok belakang sepeda listriknya dan berkata, "Silakan duduk, Tuan Putri!"
Sandra tertawa sambil menahan tangisnya.
Sandra yang duduk di belakang Willian samar-samar mencium bau tembakau, entah kenapa aroma itu bisa membuatnya tenang.
Setelah sampai di depan kediaman Sandra, Willian ingin langsung pulang.
Tapi Sandra menarik tangannya dan berkata, "Ayo masuk dulu."
Willian melihat Sandra yang sepertinya merasa sedikit panik, kemudian berkata, "Baiklah."
Saat mereka memasuki pintu, Hanna sedang duduk di ruang tamu bersama seorang laki-laki gendut yang terlihat menyedihkan.
Dia melihat Sandra dengan tatapan mesum, bahkan menjilati bibirnya dan menelan ludah.
Sandra melihat Habert dengan jijik.
"Sandra, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak menjawab telepon? Habert sudah lama menunggumu!"
Hanna terkejut saat melihat Willian di belakang Sandra.
Dia tertegun sejenak, dia ingat bahwa kurir itu masuk ke kamar Sandra tadi sore. Ekspresi ibu Sandra itu terlihat cemberut.
"Aku hanya pergi jalan-jalan sebentar," jawab Sandra.
"Sandra, kamu dan Habert akan segera menikah. Dia datang kemari untuk membicarakan tentang pernikahan."
Habert menggosok tangannya dan berkata, "Sandra, aku sudah mendiskusikan masalah ini dengan ayahku. Akhir pekan ini adalah hari yang cocok untuk menikah. Aku juga sudah menghubungi Biro Urusan Sipil, kita bisa menikah secara resmi besok, bagaimana menurutmu?"
Sandra berkata, "Bagaimana kalau ditunda dulu saja. Keluarga Qin tidak memenangkan proyek, bagaimana mungkin keluargamu bisa bekerja sama dengan keluargaku?"
Habert melihat ke arah Hanna, ibu Sandra itu kemudian tersenyum dan berkata, "Sandra, jika kamu menikah dengannya, dia akan memberikan dua triliun untuk membantu keluarga kita."
Habert menjilat bibirnya sambil memikirkan rencana busuk. Dia ingin meniduri Sandra agar wanita cantik itu mau menikah dengannya, baru setelah itu dirinya akan memberikan uang itu kepada Keluarga Su.
"Aku tidak mau menikah dengannya!" kata Sandra dengan tegas.
Habert tidak bisa menahan amarahnya.
"Apa yang kamu katakan?!" Hanna memarahi Sandra.
Sandra memegang tangan Willian dan berkata, "Ibu, aku mengandung bayinya."
Hanna mematung, kemudian tersenyum dan berkata, "Ah, kamu ini memang pandai berakting!"
"Ibu, aku tidak sedang berakting, aku serius!"
"Aku tidak tertarik dengan cucumu."
Sutarjo bingung, dia tidak tahu kenapa Willian mengatakan hal itu.
Peredam suara di ruangan itu berfungsi dengan baik, Sutarjo tidak tahu kalau cucunya itu baru saja membentak Willian.
Jika hal itu diketahui oleh Sutarjo, pasti dia akan mematahkan kaki Sonia.
Willian masih memikirkan Sandra yang ternyata tidak melakukan aborsi. Sonia adalah sahabat Sandra, mungkin Sutarjo tahu tentang Sandra.
"Apa Tuan mengenal Sandra Su?"
"Iya, saya mengenalnya. Dia adalah anak yang hebat, tapi Keluarga Su meremehkan anak perempuan dan bahkan berencana untuk menikahkan Sandra dengan putra dari Keluarga Qin jika mereka berhasil memenangkan proyek. Tapi sekarang Anda sudah memenangkan proyek itu, mungkin pernikahan mereka akan diundur atau mungkin dibatalkan."
"Bagaimana gaya hidup Sandra?"
Sutarjo terdiam, dia tidak tahu kenapa Willian menanyakan hal itu. "Keluarga Su sangat ketat terhadap anak perempuan. Sandra sangat keras kepala, dia tidak pernah bermasalah dalam pergaulannya. Setahu saya dia belum punya pacar."
Willian mengetuk kepalanya, dia ingat bahwa setelah kejadian malam itu, dia melihat bercak darah di kasurnya.
Jangan-jangan bayi itu memang bayinya?
Jika dilihat dari bukti dan perkataan Sutarjo, sepertinya bayi itu memang miliknya.
Willian yang masih merasa bingung itu pun menyalakan rokoknya.
"Cucu saya semuran dengan Anda. Dia lulusan akademi bergengsi di London, dia juga pernah ..."
Willian segera memutus perkataan Sutarjo.
"Sudahlah, cucumu tidak seperti lulusan sekolah bergengsi. Aku pergi dulu."
Setelah berbicara, Willian keluar dari ruangan dan hendak kembali ke kantornya.
Sutarjo menjadi bingung.
Setelah sampai di kantor, Willian mendorong sepeda listriknya dan bersiap untuk bekerja kembali.
Singkat cerita, pada pukul 10 malam, ponsel Willian tiba-tiba berdering.
Willian melihat ponselnya.
Sandra menelepon dan mengirim SMS padanya.
Dia bisa melihat keresahan dan ketidakberdayaan Sandra lewat SMS yang dia kirim.
Willian tidak tahu apa dia harus membalas pesan Sandra.
Tidak lama kemudian, ponsel Willian bergetar.
"Apa kamu punya waktu?"
Sandra mengirimkan SMS.
"Iya." Willian membalasnya dengan cepat.
"Temani aku." Sandra lantas mengirimkan lokasi.
Dragon Bay terletak di tepi danau yang terletak di hutan sekitar perkotaan.
Keluarga Qin gagal memenangkan proyek, dengan begitu mereka kehilangan kesempatan untuk bekerja sama dengan Keluarga Su.
Sandra menoleh saat mendengar suara klakson sepeda listrik.
Dia melihat Willian berjalan ke arahnya.
Sambil berjalan, Willian mematikan rokoknya dan berkumur dengan air mineral yang dipegangnya.
Sandra menatap Willian, entah kenapa dia merasa kalau Willian berbeda dengan kurir lainnya.
Sandra duduk di tengah bangku panjang.
Willian sengaja duduk berdampingan dengan Sandra, bahkan sangat dekat.
Sandra menggeser posisi duduknya.
Keduanya terdiam dalam waktu yang cukup lama.
Willian menyandarkan punggungnya di bangku dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan bertanggungjawab atas bayi itu. Aku juga siap jika kamu memintaku untuk menikahimu."
Sandra menopang dagunya dan tertawa terbahak-bahak sambil melihat ke arah danau.
Kurir itu cukup percaya diri juga.
"Apa kamu bisa menafkahiku dan juga bayi ini?"
"Tentu saja!"
Sandra mengangkat pergelangan tangan dan menggoyangkan arlojinya, kemudian bertanya, "Apa kamu tahu arloji ini?"
Willian memegang pergelangan tangan Sandra dan berkata, "Cartier Blue Ballon, ukurannya 42 mm, dilengkapi dengan rose gold 18 karat dan bisa melilit pergelangan tangan secara otomatis."
Sandra terkejut.
Waktu itu Willian bisa mengendarai mobil mewahnya, sekarang dia mengetahui tentang detail arlojinya.
"Apa kamu tahu berapa harganya?"
"Sepertinya 704 juta."
"Berapa banyak waktu yang kamu perlukan untuk mendapatkan uang sebanyak itu?"
"Ternyata kamu mengkhawatirkan masalah ekonomi. Tenang saja, selama kamu berani melahirkan bayiku, aku jamin kalian tidak akan kekurangan uang. Bahkan kalau kamu ingin melahirkan tiga anak, aku siap menanggungnya!"
Sandra menghela napas dan menatap Willian dengan bingung.
"Apa kamu memang suka membual?"
"Ya sudah kalau kamu tidak percaya."
Sandra menganggap Willian hanya rakyat jelata yang pandai membual.
Ponsel milik Sandra terus bergetar, Hanna meleponnya.
"Di mana kamu? Cepat kembali! Habert menunggumu di rumah untuk membicarakan pernikahan!"
Habert Qin adalah putra dari Lucky Qin, dia adalah calon suami Sandra.
Sandra menjawab dengan cuek dan menutup teleponnya.
Sepertinya Sandra sudah mengambil keputusan.
"Apa kamu bisa mengantarku pulang?"
"Boleh!"
Willian menyeka jok belakang sepeda listriknya dan berkata, "Silakan duduk, Tuan Putri!"
Sandra tertawa sambil menahan tangisnya.
Sandra yang duduk di belakang Willian samar-samar mencium bau tembakau, entah kenapa aroma itu bisa membuatnya tenang.
Setelah sampai di depan kediaman Sandra, Willian ingin langsung pulang.
Tapi Sandra menarik tangannya dan berkata, "Ayo masuk dulu."
Willian melihat Sandra yang sepertinya merasa sedikit panik, kemudian berkata, "Baiklah."
Saat mereka memasuki pintu, Hanna sedang duduk di ruang tamu bersama seorang laki-laki gendut yang terlihat menyedihkan.
Dia melihat Sandra dengan tatapan mesum, bahkan menjilati bibirnya dan menelan ludah.
Sandra melihat Habert dengan jijik.
"Sandra, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak menjawab telepon? Habert sudah lama menunggumu!"
Hanna terkejut saat melihat Willian di belakang Sandra.
Dia tertegun sejenak, dia ingat bahwa kurir itu masuk ke kamar Sandra tadi sore. Ekspresi ibu Sandra itu terlihat cemberut.
"Aku hanya pergi jalan-jalan sebentar," jawab Sandra.
"Sandra, kamu dan Habert akan segera menikah. Dia datang kemari untuk membicarakan tentang pernikahan."
Habert menggosok tangannya dan berkata, "Sandra, aku sudah mendiskusikan masalah ini dengan ayahku. Akhir pekan ini adalah hari yang cocok untuk menikah. Aku juga sudah menghubungi Biro Urusan Sipil, kita bisa menikah secara resmi besok, bagaimana menurutmu?"
Sandra berkata, "Bagaimana kalau ditunda dulu saja. Keluarga Qin tidak memenangkan proyek, bagaimana mungkin keluargamu bisa bekerja sama dengan keluargaku?"
Habert melihat ke arah Hanna, ibu Sandra itu kemudian tersenyum dan berkata, "Sandra, jika kamu menikah dengannya, dia akan memberikan dua triliun untuk membantu keluarga kita."
Habert menjilat bibirnya sambil memikirkan rencana busuk. Dia ingin meniduri Sandra agar wanita cantik itu mau menikah dengannya, baru setelah itu dirinya akan memberikan uang itu kepada Keluarga Su.
"Aku tidak mau menikah dengannya!" kata Sandra dengan tegas.
Habert tidak bisa menahan amarahnya.
"Apa yang kamu katakan?!" Hanna memarahi Sandra.
Sandra memegang tangan Willian dan berkata, "Ibu, aku mengandung bayinya."
Hanna mematung, kemudian tersenyum dan berkata, "Ah, kamu ini memang pandai berakting!"
"Ibu, aku tidak sedang berakting, aku serius!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved