Bab 8 Menghadiri Perayaan Tersebut
by Masterpiece
11:06,Jan 24,2024
Victor merasakan sesuatu.
Tiba-tiba membuka mata dan turun dari tempat tidur.
Kemudian keluar melalui jendela kamar.
Saat kedua orang itu melihat Victor, mereka langsung mengatupkan tangan dan berlutut dengan satu kaki.
"Junior, Feren Hartono!"
"Junior, Wenny Cendana!"
"Yang terhormat, Master Paviliun."
Victor menatap keduanya, "Kalian dari Paviliun Kchine? Lumayan cepat untuk datang kesini."
Ekspresi Feren dan Wenny sedikit berubah.
"Master Paviliun, mohon maaf, kami terlambat, mohon Master Paviliun menghukum kami."
"Berdiri!"
Victor berkata, "Cepat periksa."
"Aku ingin tahu siapa orang yang menyerang Keluarga Lind sepuluh tahun lalu?"
"Juga, cari cara untuk menemukan adikku, Lesica."
"Junior menerima perintah!"
Victor langsung mengusir mereka berdua dan dengan cepat kembali ke rumah.
Victor tidak bisa membiarkan Vicky tahu tentang balas dendam untuk keluarga Lind.
Agar ibu baptisnya tidak khawatir padanya.
Besoknya, saat Victor bangun, dia menemukan kalau rumahnya kosong.
Dia langsung menelepon Vicky.
Setelah bertanya, ternyata mereka bertiga sudah pergi ke Hotel Kota Makassar.
"Ibu baptis, tunggu aku, aku akan segera datang."
Victor langsung menutup teleponnya.
"Bu, ada apa?"
Jeannie seperti mendengar suara Victor, tapi tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Victor.
Vicky juga tidak menyembunyikannya, dia berkata jujur, "Victor bilang dia akan datang."
Vicky cukup senang dalam hati.
Dia berpikir yang dia katakan pada Victor tadi malam berhasil.
Victor ingin datang ke perayaan tersebut dan berkenalan dengan masyarakat kelas atas. Setidaknya dia tahu kalau Victor ingin membuat kemajuan.
Walaupun tidak bisa masuk.
Setidaknya Victor memiliki sikap ini.
"Bu, kamu tidak melarangnya datang?"
Jeannie terlihat tidak senang.
"Bagus juga kalau dia datang!"
Steven juga berbicara, "Datang biar dia sadar akan kenyataannya. Dia tidak ada di level yang sama dengan kita."
"Benar juga!"
Jeannie merasa pemikiran ayahnya benar.
Dalam perjalanan, Vicky bilang kalau dia sudah memberi tahu Victor tentang kontrak pernikahan tersebut.
Sekarang Jeannie semakin membenci Victor Lin!
Jika bisa mengambil kesempatan untuk membuat Victor sadar ada kesenjangan di antara mereka, mungkin Victor tahu apa yang harus dilakukan.
"Perayaan akan segera dimulai!"
"Jeannie, cepat telepon Tuan Muda Liardi, tanyakan situasinya."
"Ayah, barusan aku mengirim pesan ke Tuan Muda Liardi, tapi dia belum membalas, mungkin sedang sibuk!"
Jeannie menjadi ragu, apakah harus menelepon Tuan Muda Liardi atau tidak.
Saat ini, ada sebuah mobil mewah yang datang dan berhenti tepat di samping Jeannie dan yang lainnya.
Pintu mobil terbuka.
Jordan Liardi turun dari mobil.
"Tuan Muda Liardi, Tuan Muda Liardi!"
Jeannie buru-buru maju, "Tuan Muda Liardi, maaf, ini orang tuaku."
Jordan menyapanya, lalu menarik Jeannie ke samping.
Dia berkata dengan canggung, "Jeannie, bukannya aku sudah kasih tahu, kalau hanya bisa satu undangan saja?"
"Tuan Muda Liardi, aku tahu."
"Aku meminta ayahku ikut bersamaku."
"Perusahaan ayahku kesulitan akhir-akhir ini, dan membutuhkan investasi."
"Jadi, aku ingin ayahku ikut perayaan ini."
"Apa, perusahaan Paman Steven sedang dalam masalah?"
Jordan bertanya, "Jeannie, kenapa kamu tidak memberitahuku dari awal?"
"Kalau saja kamu memberitahuku, mengingat statusku di Serikat Dagang Nasional."
"Aku bisa meminta Serikat Dagang Nasional untuk menginvestasikan beberapa juta di perusahaan Paman Steven, dan tidak akan ada masalah."
"Ah, Tuan Muda Liardi, benarkah?"
Jeannie benar-benar terkejut, di waktu ini, Jordan yang bertubuh tinggi, kaya dan tampan ada di depan matanya.
"Tentu saja, tapi tidak bisa sekarang!"
Jordan merendahkan suaranya, "Aku dengar kalau komisaris khusus Serikat Dagang Nasional sebentar lagi mendarat di Kota Makassar."
"Nanti, kita harus berperilaku baik, jangan melakukan kesalahan apa pun."
Apa ada yang aku lewatkan?
Jeannie benar-benar menyesalinya!
Kalau saja dia tahu, pasti sudah menghubungi Tuan Muda Liardi dari awal!
"Ngomong-ngomong, aku masih ada urusan."
"Aku hanya punya satu undangan, kamu atur aja siapa yang masuk ke perayaan ini, aku pergi dulu, ya."
"Terima kasih, Tuan Muda Liardi, nanti aku mentraktir Tuan Muda Liardi makan malam!"
Jeannie melihat Jordan pergi jauh, kemudian langsung memberikan undangan ke Steven.
"Ayah, cepat masuk!"
Saat itu yang Victor naik taksi juga sampai.
"Ayah baptis, ibu baptis, Jeannie, selamat pagi!"
Begitu Victor selesai menyapa, Jeannie langsung marah, "Victor, kemarin kamu bilang kalau kamu bisa membawa kami masuk, 'kan?"
"Iya, ayah baptis, ibu baptis, ikuti aku, aku bawa kalian masuk ke dalam."
Victor pun ingin berjalan masuk ke dalam.
Vicky buru-buru menghentikan Victor, "Victor, jangan membuat masalah! Kamu bisa hancur kalau membuat masalah di sini!"
Tiba-tiba membuka mata dan turun dari tempat tidur.
Kemudian keluar melalui jendela kamar.
Saat kedua orang itu melihat Victor, mereka langsung mengatupkan tangan dan berlutut dengan satu kaki.
"Junior, Feren Hartono!"
"Junior, Wenny Cendana!"
"Yang terhormat, Master Paviliun."
Victor menatap keduanya, "Kalian dari Paviliun Kchine? Lumayan cepat untuk datang kesini."
Ekspresi Feren dan Wenny sedikit berubah.
"Master Paviliun, mohon maaf, kami terlambat, mohon Master Paviliun menghukum kami."
"Berdiri!"
Victor berkata, "Cepat periksa."
"Aku ingin tahu siapa orang yang menyerang Keluarga Lind sepuluh tahun lalu?"
"Juga, cari cara untuk menemukan adikku, Lesica."
"Junior menerima perintah!"
Victor langsung mengusir mereka berdua dan dengan cepat kembali ke rumah.
Victor tidak bisa membiarkan Vicky tahu tentang balas dendam untuk keluarga Lind.
Agar ibu baptisnya tidak khawatir padanya.
Besoknya, saat Victor bangun, dia menemukan kalau rumahnya kosong.
Dia langsung menelepon Vicky.
Setelah bertanya, ternyata mereka bertiga sudah pergi ke Hotel Kota Makassar.
"Ibu baptis, tunggu aku, aku akan segera datang."
Victor langsung menutup teleponnya.
"Bu, ada apa?"
Jeannie seperti mendengar suara Victor, tapi tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Victor.
Vicky juga tidak menyembunyikannya, dia berkata jujur, "Victor bilang dia akan datang."
Vicky cukup senang dalam hati.
Dia berpikir yang dia katakan pada Victor tadi malam berhasil.
Victor ingin datang ke perayaan tersebut dan berkenalan dengan masyarakat kelas atas. Setidaknya dia tahu kalau Victor ingin membuat kemajuan.
Walaupun tidak bisa masuk.
Setidaknya Victor memiliki sikap ini.
"Bu, kamu tidak melarangnya datang?"
Jeannie terlihat tidak senang.
"Bagus juga kalau dia datang!"
Steven juga berbicara, "Datang biar dia sadar akan kenyataannya. Dia tidak ada di level yang sama dengan kita."
"Benar juga!"
Jeannie merasa pemikiran ayahnya benar.
Dalam perjalanan, Vicky bilang kalau dia sudah memberi tahu Victor tentang kontrak pernikahan tersebut.
Sekarang Jeannie semakin membenci Victor Lin!
Jika bisa mengambil kesempatan untuk membuat Victor sadar ada kesenjangan di antara mereka, mungkin Victor tahu apa yang harus dilakukan.
"Perayaan akan segera dimulai!"
"Jeannie, cepat telepon Tuan Muda Liardi, tanyakan situasinya."
"Ayah, barusan aku mengirim pesan ke Tuan Muda Liardi, tapi dia belum membalas, mungkin sedang sibuk!"
Jeannie menjadi ragu, apakah harus menelepon Tuan Muda Liardi atau tidak.
Saat ini, ada sebuah mobil mewah yang datang dan berhenti tepat di samping Jeannie dan yang lainnya.
Pintu mobil terbuka.
Jordan Liardi turun dari mobil.
"Tuan Muda Liardi, Tuan Muda Liardi!"
Jeannie buru-buru maju, "Tuan Muda Liardi, maaf, ini orang tuaku."
Jordan menyapanya, lalu menarik Jeannie ke samping.
Dia berkata dengan canggung, "Jeannie, bukannya aku sudah kasih tahu, kalau hanya bisa satu undangan saja?"
"Tuan Muda Liardi, aku tahu."
"Aku meminta ayahku ikut bersamaku."
"Perusahaan ayahku kesulitan akhir-akhir ini, dan membutuhkan investasi."
"Jadi, aku ingin ayahku ikut perayaan ini."
"Apa, perusahaan Paman Steven sedang dalam masalah?"
Jordan bertanya, "Jeannie, kenapa kamu tidak memberitahuku dari awal?"
"Kalau saja kamu memberitahuku, mengingat statusku di Serikat Dagang Nasional."
"Aku bisa meminta Serikat Dagang Nasional untuk menginvestasikan beberapa juta di perusahaan Paman Steven, dan tidak akan ada masalah."
"Ah, Tuan Muda Liardi, benarkah?"
Jeannie benar-benar terkejut, di waktu ini, Jordan yang bertubuh tinggi, kaya dan tampan ada di depan matanya.
"Tentu saja, tapi tidak bisa sekarang!"
Jordan merendahkan suaranya, "Aku dengar kalau komisaris khusus Serikat Dagang Nasional sebentar lagi mendarat di Kota Makassar."
"Nanti, kita harus berperilaku baik, jangan melakukan kesalahan apa pun."
Apa ada yang aku lewatkan?
Jeannie benar-benar menyesalinya!
Kalau saja dia tahu, pasti sudah menghubungi Tuan Muda Liardi dari awal!
"Ngomong-ngomong, aku masih ada urusan."
"Aku hanya punya satu undangan, kamu atur aja siapa yang masuk ke perayaan ini, aku pergi dulu, ya."
"Terima kasih, Tuan Muda Liardi, nanti aku mentraktir Tuan Muda Liardi makan malam!"
Jeannie melihat Jordan pergi jauh, kemudian langsung memberikan undangan ke Steven.
"Ayah, cepat masuk!"
Saat itu yang Victor naik taksi juga sampai.
"Ayah baptis, ibu baptis, Jeannie, selamat pagi!"
Begitu Victor selesai menyapa, Jeannie langsung marah, "Victor, kemarin kamu bilang kalau kamu bisa membawa kami masuk, 'kan?"
"Iya, ayah baptis, ibu baptis, ikuti aku, aku bawa kalian masuk ke dalam."
Victor pun ingin berjalan masuk ke dalam.
Vicky buru-buru menghentikan Victor, "Victor, jangan membuat masalah! Kamu bisa hancur kalau membuat masalah di sini!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved