Bab 9 Menunjukkan Kehebatan
by Summer
10:38,Aug 08,2022
"Bintang kemarin malam, angin kemarin malam, angin musim gugur bertiup kembali kemarin malam."
Wilbert berdiri di depan pintu rumah kediaman Keluarga Ye, menatap ke arah pria berjubah putih yang menghadang di hadapannya itu dengan tatapan wajah yang muram, ia menebas-nebaskan kipasnya, sangat elegan dan santai.
"Apa yang sedang kau gumamkan? Kenapa kau menghadang jalanku?" Wilbert bangun pagi-pagi, hendak pergi ke pasar untuk membeli beberapa bahan obat-obatan untuk membuat pil obat.
"Maaf Tuan Muda Kelima, itu tadi adalah perkenalan diri saya." Sikap pria berjubah putih itu cukup sopan, "Jillian Zhuo adalah kakak saya, nama saya adalah Yandi Zhuo, biasa dikenal dengan sebutan Jenius Kecil Kota Tianyun."
"Tidak pernah mendengarnya, apa kakakmu yang mengirimmu untuk mencariku?"
"Tidak, tidak, tidak, saya yang ingin mencari Tuan Muda Kelima." Yandi mengeluarkan sebuah senyuman misterius, "Aku telah mendengar perkataan Tuan Muda Kelima beberapa hari yang lalu, katanya Tuan Muda akan menjadi juara pertama di upacara berburu nanti?"
Upacara berburu adalah sebuah acara yang sangat besar di Kota Tianyun, dan perkataannya kemarin pun tersebar luas di mana-mana, pasti ada orang yang sengaja menyebarkannya di belakang, siapa yang melakukannya, tidak perlu ditebak lagi.
"Kalau begitu apa tujuanmu mencariku?" Wilbert tidak mengerti, upacara berburu yang diadakan keluarga seperti ini, bagi Paviliun Harta Berharga, selain untuk tontonan belaka, tidak ada keuntungan lainnya.
"Jujur saja, saya ingin membantu Tuan Muda Kelima. Aku dapat menyediakan berbagai sumber daya seperti bahan obat-obatan, peralatan, dan yang lainnya untuk Tuan Muda Kelima, kalau Tuan Muda Kelima benar-benar dapat menjadi juara pertama di upacara berburu, aku hanya menginginkan Busur Dewa Berburu itu!"
Busur Dewa Berburu adalah hadiah yang diberikan Raymond kepada juara pertama di upacara berburu, meskipun busur dewa itu cukup bagus, namun Wilbert sama sekali tidak tertarik, dia hanya ingin membuktikan dirinya sendiri di upacara berburu saja.
"Apa kau sepercaya itu padaku?" tanya Wilbert tiba-tiba.
Mendengar perkataan itu, Yandi tersenyum tipis, "Saya sudah datang mencari Tuan Muda Kelima, itu artinya aku cukup percaya padamu."
"Huh, kau juga cukup menarik juga."
Melihat Yandi yang datang sendiri padanya, dan kedatangannya juga dapat sangat membantu Wilbert, oleh karena itu Wilbert pun mengangguk dan mengiyakannya.
Melihat Wilbert menyetujuinya, Yandi pun senang bukan kepalang, dan berkata, "Seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh Tuan Muda Kelima, langsung beritahukan pada Paviliun Harta Berharga saja, aku akan menyuruh orang untuk mengantarkannya ke kediamanmu!"
"Baik kalau begitu." Wilbert merasa sangat beruntung, dengan adanya bantuan dari Paviliun Harta Berharga, dirinya dapat menghemat cukup banyak uang.
"Sore ini aku akan menemput Tuan Muda Kelima, kita pergi berburu di hutan kabut di pinggiran selatan kota, untuk berlatih, bagaimana?" tanya Yandi dengan sangat serius.
Saat ini Wilbert baru saja mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Pertama, dia juga ingin mencoba kemampuannya sendiri, oleh karena itu ia mengiyakannya, kemampuan binatang gaib di hutan kabut tidaklah tinggi, bagi tingkatan Wilbert saat ini, sudah cukup untuk menghadapinya.
Sore harinya, saat hari hampir gelap, Yandi pun datang, ia juga membawa dua orang tuan muda yang berpakaian mwah, mereka berdua tampak sedikit meremehkan Wilbert, ada seorang wanita juga, dia adalah Kakak Yandi, Jilllian Zhuo, dia menganggukkan kepalanya pada Wilbert, untuk menyapanya.
Sebutan Wilbert sebagai sampah di Kota Tianyun sudah sangat terkenal, banyak sekali tuan muda dari para keluarga besar di sana yang sangat meremehkan Wilbert, mereka benar-benar tidak mengerti mengapa Yandi ingin mendekati sampah ini?
Begitu melihat Jillian menyapa Wilbert, hati mereka pun semakin tidak senang.
Salah seorang dari mereka pun berkata, "Yandi, kau tidak memberitahu kami bahwa Tuan Muda Kelima juga akan pergi bersama dengan kita!"
"Benar, bagaimana dengan Kak Franco? Kalau mengajak dia masih lumayan, tubuh Tuan Muda Kelima sangat rewel dan lemah, nanti kalau dia terluka, dia pasti akan menyalahkan kita tidak melindunginya dengan baik."
Orang-orang itu mengejek Wilbert, mereka tidak tahu bahwa Franco sudah dipukuli oleh Wilbert sampai tidak bisa bangkit dari ranjangnya.
Yandi tersenyum, lalu berkata sambil menghangatkan suasana, "Kedua orang ini adalah sahabatku, Tuan Muda Kelima sekarang juga sudah mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Pertama, menghadapi binatang gaib di hutan kabut tentu saja tidak masalah, ayo kita berangkat!"
"Apa?"
Sammo Lin dan Sam Xu pun tercengang, mereka memandangi Wilbert dari atas ke bawah, namun tak lama kemudian tatapan mata mereka kembali penuh dengan ejekan lagi.
"Memangnya kenapa kalau sudah mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Pertama? Sebagian besarnya pasti ia capai dengan menggunakan bantuan dari pil obat, bukankah sama saja dengan sampah."
"Diam, kalau kalian masih ingin ikut pergi, ikut saja dengan diam, kalau tidak ingin masuk, kalian boleh pergi sekarang." Jillian benar-benar sangat kesal terhadap Sammo dan Sam ini.
Melihat kemarahan Jillian, kedua orang itu pun mengangguk dengan sedikit ketakutan, mereka tidak berani untuk membuat masalah dengan sang pemilik Paviliun Harta Berharga ini.
Kalau tidak, akibatnya nanti, tidak perlu dipikirkan saja sudah sangat jelas sekali.
Namun, mereka memang tidak berani melawan Jillian, tapi bagi Wilbert, mereka sama sekali tidak takut, mereka memandangi Wilbert dengan sangat kesal, jelas sekali mereka sangat marah padanya.
Wilbert malas untuk menghiraukan mereka, ia mengangkat pundaknya, memasang wajah yang tidak peduli.
Saat matahari terbenam, mereka pun tiba di hutan kabut, cahaya matahari yagn kemerahan itu membuat hutan tersebut tampak kuning keemasan.
Mereka memasuki hutan itu, tiba-tiba, seekor macan tutul berwarna ungu melompat keluar dari semak-semak, macan tutul itu mengaum keras, menggemparkan para burung yang sedang terbang, memiliki aura kuat yang sangat menyeramkan.
"Huh, penghalang sial, berani-beraninya kau berlagak hebat di hadapanku! Lihat bagaimana kau menaklukkanmu!" Sammo membawaa Pedang bercahaya dingin di tangannya, wajahnya penuh dengan percaya diri, nama pedangnya itu adalah Pedang Cahaya Yuexuan, merupakan senjata spiritual kelas dua, dia membelinya dengan harga yang sangat tinggi, hari ini ia datang berburu untuk memamerkan kehebatan pedangnya tersebut.
"Aum!"
Macan tutul bermata ungu itu membuka mulutnya yang besar dan penuh dengan darah itu, gigi taringya tampak sangat dingin, aroma amis dari mulutnya itu membuat orang ingin muntah.
Brak!
Sammo mengibaskan pedangnya, tak disangka pedang itu langsung digigit smapai patah oleh macan tutul bermata ungu itu, Sammo terlalu memandang tinggi kekuatan pedangnya itu, tak disangka ternyata binatang gaib buas ini sudah mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Kedua!
"Bukankah katanya binatang gaib di hutan kabut semuanya berada di Tingkat Pembekuan Darah ke bawah? Kenapa tiba-tiba muncul yang seganas ini!"
Sammo sangat terkejut, seketika kedua kakinya pun terasa lemas, dan ia langsung terjatuh ke atas tanah, kepalanya sampai hampir dilahap oleh macan itu.
"Kak Lin! Cepat kembali!" teriak Yandi keras.
Tapi mana mungkin dia masih memiliki kesempatan untuk bergerak sekarang?
"Shoot shoot!"
Jillian segera mengambil busur panahnya, dan memanah tepat ke arah kepala macan tutul itu, dan langsung membuatnya terdiam seketika.
Wilbert mengambil kesempatan itu, gerakannya secepat kilat, dalam sekejap mata ia langsung sampai ke hadapan macaan itu, dan langsung memukulnya.
Tubuh macan tutul bermata ungu yang sangat besar itu, dipukul sampai terpental jauh oleh Wilbert, dan menabrak dua pohon secara beruntun, baru setelah itu terjatuh ke tanah.
Sam segera membopong tubuh Sammo.
Namun macan tutul bermata ungu itu tidak mungkin bisa dikalahkan semudah itu, kekuatan pertahanannya juga sangat kuat, dia benar-benar sudah dibuat sangat marah oleh Wilbert, ia mengaum keras, kedua matanya bak lonceng tembaga, penuh dengan warna darah, ia pun segera berlari ke arah Wilbert.
Wilbert tersenyum dingin, ia tidak menghindar ataupun bersembunyi, ia mengayunkan kepalan tangannya, dan ia arahkan ke perut macan tutul bermata ungu itu.
"Brak!"
Macan itu terkena pukulan Wilbert, tubuhnya yang besar itu terjatuh di tanah dengan sangat keras, seketika tanah itu pun langsung memunculkan retakan yang tipis.
Wilbert tidak memberinya kesempatan untuk membalas sedikit pun, ia membalikkan tubuhnya dengan lincah, lalu menunggangi leher macan itu, tangan kanannya ia kepalkan dan meninju tubuh sang macan, membuat gigi taring macan itu patah dana terjatuh, daging dan darahnya bertebaran ke mana-mana.
Akhirnya, macan itu pun mengaum kesakitan, dan terkapar di atas tanah, ia sudah kehilangan nafasnya.
Nafas Wilbert terpenggal-penggal, sekujur tubuhnya penuh dengan keringat, kedua kepalan tangannya, penuh dengan darah sang macan tutul.
"Tuan Muda Kelima, hebat. Kau berhasil membunuh seekor binatang gaib Tingkat Pembekuan Darah Level Dua dengan tinjuanmu!" Yandi benar-benar tidak percaya pada apa yang dilihatnya.
Sam dan Sammo juga sangat terkejut sampai tidak bisa bicara, apakah dia masih adalah sampah yang mereka ejek tadi? Kenapa sekarang dia bisa sehebat ini?
Jillian berjalan kemari, lalu berkata dengan kagum, "Tuan Muda Kelima memang sangat hebat, saya benar-benar kagum."
Wilbert berdiri di depan pintu rumah kediaman Keluarga Ye, menatap ke arah pria berjubah putih yang menghadang di hadapannya itu dengan tatapan wajah yang muram, ia menebas-nebaskan kipasnya, sangat elegan dan santai.
"Apa yang sedang kau gumamkan? Kenapa kau menghadang jalanku?" Wilbert bangun pagi-pagi, hendak pergi ke pasar untuk membeli beberapa bahan obat-obatan untuk membuat pil obat.
"Maaf Tuan Muda Kelima, itu tadi adalah perkenalan diri saya." Sikap pria berjubah putih itu cukup sopan, "Jillian Zhuo adalah kakak saya, nama saya adalah Yandi Zhuo, biasa dikenal dengan sebutan Jenius Kecil Kota Tianyun."
"Tidak pernah mendengarnya, apa kakakmu yang mengirimmu untuk mencariku?"
"Tidak, tidak, tidak, saya yang ingin mencari Tuan Muda Kelima." Yandi mengeluarkan sebuah senyuman misterius, "Aku telah mendengar perkataan Tuan Muda Kelima beberapa hari yang lalu, katanya Tuan Muda akan menjadi juara pertama di upacara berburu nanti?"
Upacara berburu adalah sebuah acara yang sangat besar di Kota Tianyun, dan perkataannya kemarin pun tersebar luas di mana-mana, pasti ada orang yang sengaja menyebarkannya di belakang, siapa yang melakukannya, tidak perlu ditebak lagi.
"Kalau begitu apa tujuanmu mencariku?" Wilbert tidak mengerti, upacara berburu yang diadakan keluarga seperti ini, bagi Paviliun Harta Berharga, selain untuk tontonan belaka, tidak ada keuntungan lainnya.
"Jujur saja, saya ingin membantu Tuan Muda Kelima. Aku dapat menyediakan berbagai sumber daya seperti bahan obat-obatan, peralatan, dan yang lainnya untuk Tuan Muda Kelima, kalau Tuan Muda Kelima benar-benar dapat menjadi juara pertama di upacara berburu, aku hanya menginginkan Busur Dewa Berburu itu!"
Busur Dewa Berburu adalah hadiah yang diberikan Raymond kepada juara pertama di upacara berburu, meskipun busur dewa itu cukup bagus, namun Wilbert sama sekali tidak tertarik, dia hanya ingin membuktikan dirinya sendiri di upacara berburu saja.
"Apa kau sepercaya itu padaku?" tanya Wilbert tiba-tiba.
Mendengar perkataan itu, Yandi tersenyum tipis, "Saya sudah datang mencari Tuan Muda Kelima, itu artinya aku cukup percaya padamu."
"Huh, kau juga cukup menarik juga."
Melihat Yandi yang datang sendiri padanya, dan kedatangannya juga dapat sangat membantu Wilbert, oleh karena itu Wilbert pun mengangguk dan mengiyakannya.
Melihat Wilbert menyetujuinya, Yandi pun senang bukan kepalang, dan berkata, "Seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh Tuan Muda Kelima, langsung beritahukan pada Paviliun Harta Berharga saja, aku akan menyuruh orang untuk mengantarkannya ke kediamanmu!"
"Baik kalau begitu." Wilbert merasa sangat beruntung, dengan adanya bantuan dari Paviliun Harta Berharga, dirinya dapat menghemat cukup banyak uang.
"Sore ini aku akan menemput Tuan Muda Kelima, kita pergi berburu di hutan kabut di pinggiran selatan kota, untuk berlatih, bagaimana?" tanya Yandi dengan sangat serius.
Saat ini Wilbert baru saja mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Pertama, dia juga ingin mencoba kemampuannya sendiri, oleh karena itu ia mengiyakannya, kemampuan binatang gaib di hutan kabut tidaklah tinggi, bagi tingkatan Wilbert saat ini, sudah cukup untuk menghadapinya.
Sore harinya, saat hari hampir gelap, Yandi pun datang, ia juga membawa dua orang tuan muda yang berpakaian mwah, mereka berdua tampak sedikit meremehkan Wilbert, ada seorang wanita juga, dia adalah Kakak Yandi, Jilllian Zhuo, dia menganggukkan kepalanya pada Wilbert, untuk menyapanya.
Sebutan Wilbert sebagai sampah di Kota Tianyun sudah sangat terkenal, banyak sekali tuan muda dari para keluarga besar di sana yang sangat meremehkan Wilbert, mereka benar-benar tidak mengerti mengapa Yandi ingin mendekati sampah ini?
Begitu melihat Jillian menyapa Wilbert, hati mereka pun semakin tidak senang.
Salah seorang dari mereka pun berkata, "Yandi, kau tidak memberitahu kami bahwa Tuan Muda Kelima juga akan pergi bersama dengan kita!"
"Benar, bagaimana dengan Kak Franco? Kalau mengajak dia masih lumayan, tubuh Tuan Muda Kelima sangat rewel dan lemah, nanti kalau dia terluka, dia pasti akan menyalahkan kita tidak melindunginya dengan baik."
Orang-orang itu mengejek Wilbert, mereka tidak tahu bahwa Franco sudah dipukuli oleh Wilbert sampai tidak bisa bangkit dari ranjangnya.
Yandi tersenyum, lalu berkata sambil menghangatkan suasana, "Kedua orang ini adalah sahabatku, Tuan Muda Kelima sekarang juga sudah mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Pertama, menghadapi binatang gaib di hutan kabut tentu saja tidak masalah, ayo kita berangkat!"
"Apa?"
Sammo Lin dan Sam Xu pun tercengang, mereka memandangi Wilbert dari atas ke bawah, namun tak lama kemudian tatapan mata mereka kembali penuh dengan ejekan lagi.
"Memangnya kenapa kalau sudah mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Pertama? Sebagian besarnya pasti ia capai dengan menggunakan bantuan dari pil obat, bukankah sama saja dengan sampah."
"Diam, kalau kalian masih ingin ikut pergi, ikut saja dengan diam, kalau tidak ingin masuk, kalian boleh pergi sekarang." Jillian benar-benar sangat kesal terhadap Sammo dan Sam ini.
Melihat kemarahan Jillian, kedua orang itu pun mengangguk dengan sedikit ketakutan, mereka tidak berani untuk membuat masalah dengan sang pemilik Paviliun Harta Berharga ini.
Kalau tidak, akibatnya nanti, tidak perlu dipikirkan saja sudah sangat jelas sekali.
Namun, mereka memang tidak berani melawan Jillian, tapi bagi Wilbert, mereka sama sekali tidak takut, mereka memandangi Wilbert dengan sangat kesal, jelas sekali mereka sangat marah padanya.
Wilbert malas untuk menghiraukan mereka, ia mengangkat pundaknya, memasang wajah yang tidak peduli.
Saat matahari terbenam, mereka pun tiba di hutan kabut, cahaya matahari yagn kemerahan itu membuat hutan tersebut tampak kuning keemasan.
Mereka memasuki hutan itu, tiba-tiba, seekor macan tutul berwarna ungu melompat keluar dari semak-semak, macan tutul itu mengaum keras, menggemparkan para burung yang sedang terbang, memiliki aura kuat yang sangat menyeramkan.
"Huh, penghalang sial, berani-beraninya kau berlagak hebat di hadapanku! Lihat bagaimana kau menaklukkanmu!" Sammo membawaa Pedang bercahaya dingin di tangannya, wajahnya penuh dengan percaya diri, nama pedangnya itu adalah Pedang Cahaya Yuexuan, merupakan senjata spiritual kelas dua, dia membelinya dengan harga yang sangat tinggi, hari ini ia datang berburu untuk memamerkan kehebatan pedangnya tersebut.
"Aum!"
Macan tutul bermata ungu itu membuka mulutnya yang besar dan penuh dengan darah itu, gigi taringya tampak sangat dingin, aroma amis dari mulutnya itu membuat orang ingin muntah.
Brak!
Sammo mengibaskan pedangnya, tak disangka pedang itu langsung digigit smapai patah oleh macan tutul bermata ungu itu, Sammo terlalu memandang tinggi kekuatan pedangnya itu, tak disangka ternyata binatang gaib buas ini sudah mencapai Tingkat Pembekuan Darah Level Kedua!
"Bukankah katanya binatang gaib di hutan kabut semuanya berada di Tingkat Pembekuan Darah ke bawah? Kenapa tiba-tiba muncul yang seganas ini!"
Sammo sangat terkejut, seketika kedua kakinya pun terasa lemas, dan ia langsung terjatuh ke atas tanah, kepalanya sampai hampir dilahap oleh macan itu.
"Kak Lin! Cepat kembali!" teriak Yandi keras.
Tapi mana mungkin dia masih memiliki kesempatan untuk bergerak sekarang?
"Shoot shoot!"
Jillian segera mengambil busur panahnya, dan memanah tepat ke arah kepala macan tutul itu, dan langsung membuatnya terdiam seketika.
Wilbert mengambil kesempatan itu, gerakannya secepat kilat, dalam sekejap mata ia langsung sampai ke hadapan macaan itu, dan langsung memukulnya.
Tubuh macan tutul bermata ungu yang sangat besar itu, dipukul sampai terpental jauh oleh Wilbert, dan menabrak dua pohon secara beruntun, baru setelah itu terjatuh ke tanah.
Sam segera membopong tubuh Sammo.
Namun macan tutul bermata ungu itu tidak mungkin bisa dikalahkan semudah itu, kekuatan pertahanannya juga sangat kuat, dia benar-benar sudah dibuat sangat marah oleh Wilbert, ia mengaum keras, kedua matanya bak lonceng tembaga, penuh dengan warna darah, ia pun segera berlari ke arah Wilbert.
Wilbert tersenyum dingin, ia tidak menghindar ataupun bersembunyi, ia mengayunkan kepalan tangannya, dan ia arahkan ke perut macan tutul bermata ungu itu.
"Brak!"
Macan itu terkena pukulan Wilbert, tubuhnya yang besar itu terjatuh di tanah dengan sangat keras, seketika tanah itu pun langsung memunculkan retakan yang tipis.
Wilbert tidak memberinya kesempatan untuk membalas sedikit pun, ia membalikkan tubuhnya dengan lincah, lalu menunggangi leher macan itu, tangan kanannya ia kepalkan dan meninju tubuh sang macan, membuat gigi taring macan itu patah dana terjatuh, daging dan darahnya bertebaran ke mana-mana.
Akhirnya, macan itu pun mengaum kesakitan, dan terkapar di atas tanah, ia sudah kehilangan nafasnya.
Nafas Wilbert terpenggal-penggal, sekujur tubuhnya penuh dengan keringat, kedua kepalan tangannya, penuh dengan darah sang macan tutul.
"Tuan Muda Kelima, hebat. Kau berhasil membunuh seekor binatang gaib Tingkat Pembekuan Darah Level Dua dengan tinjuanmu!" Yandi benar-benar tidak percaya pada apa yang dilihatnya.
Sam dan Sammo juga sangat terkejut sampai tidak bisa bicara, apakah dia masih adalah sampah yang mereka ejek tadi? Kenapa sekarang dia bisa sehebat ini?
Jillian berjalan kemari, lalu berkata dengan kagum, "Tuan Muda Kelima memang sangat hebat, saya benar-benar kagum."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved