Bab 4 Hancur

by Starry Nights 13:21,Jan 19,2024
Di dalam rumah.

Melihat ranjang tanpa selimut, hidung Cynthia terasa pedih, hampir saja dia meneteskan air mata.

Tinggal di vila?

Inikah yang disebutnya sebagai vila?

"Kak, kursi roda ini..." Ia memperhatikan kursi roda di sebelahnya.

Gilbert tersenyum kecut, "Beberapa waktu lalu, kakiku ada sedikit masalah, jadi aku menggunakan kursi roda. Tetapi sekarang sudah sembuh, aku tak akan pernah membutuhkannya lagi!"

Dalam kepalanya, terlintas adegan dimana Cynthia mendorong kursi rodanya, membawanya, menikah dengan orang itu.

"Kak, kata Kakak Ipar..."

"Cynthia, Alice bukanlah kakak iparmu!" Gilbert tahu apa yang akan diucapkan oleh Cynthia, ia buru-buru memotongnya, "Tidak dulu, tidak sekarang, dan tidak akan terjadi di masa depan!"

"Oh, aku mengerti, kakimu..."

"Cerita ini akan kuceritakan secara perlahan-lahan, sekarang, apa yang membuatmu mencariku?" Gilbert tanya dengan heran.

Cynthia menceritakan maksudnya, "Kakek sakit parah, aku datang untuk tanya, apa kita harus pulang selama periode waktu liburan ini. Selain itu, Papa Mama berkata... Mereka ingin kau membawa menantumu Kakak Ipar kita!"

Dalam benak Gilbert muncullah wajah kakeknya yang tua dan pucat, ia menutup matanya dengan kesakitan.

Kakek, maaf.

Kalaupun aku kembali sekarang, aku juga tidak akan bisa bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya.

Sesuai dengan ingatannya di kehidupan sebelumnya.

Saat ini, Kakek sudah meninggal.

Ternyata benar, begitu berpikir tentang hal itu, handphone Cynthia pun berdering, ia segera mengeluarkan handphone-nya dan menerima telepon tersebut.

Beberapa saat kemudian, setelah telepon itu ditutup.

Ia pun menangis.

"Kak, Kakek, sudah tiada..."

"Hm!" Gilbert maju ke depan, lalu mendekap Cynthia dengan lembut lagi, "Sudah, jangan menangis, besok kita kembali bersama untuk mengantarkan Kakek untuk yang terakhir kalinya!"

Saat ini dirinya sungguh sangat ingin kembali ke kampung halamannya.

Tetapi sekarang sudah tidak ada tiket kereta lagi.

Kampung halamannya adalah sebuah kabupaten kecil, kalau naik bus, perlu lima sampai enam jam, sedangkan kereta, hanya memerlukan tiga sampai empat jam, tapi kereta itu hanya ada dua dalam satu hari, dan keduanya di pagi hari. Oleh karena itu dalam waktu sekarang ini, sama sekali tidak akan bisa mendapatkan tiket kereta.

"Baik!" Cynthia menganggukkan kepalanya setuju.

Waktu berlalu ke esokan harinya.

Di rumah Keluarga Goro, diselimuti dengan kegembiraan.

Karena hari ini adalah hari ulang tahun Nyonya Besar Goro.

Kelurga Goro di Kota Wulan, bisa disebut merupakan keluarga kelas dua, hanya satu langkah lebih rendah dari keluarga kelas satu.

Di depan pintu vila, penuh dengan berbagai mobil mewah.

Bentley, Maserati, Mercedes Benz, Hummer, dan sebagainya.

Semua orang berkilau dan menghadiri pesta di vila.

Seisi vila penuh dengan tawa dan cerita, Nyonya Besar Goro, Alice, dan yang lainnya tampak sangat bahagia.

Alice bahkan berdiri di depan pintu vila untuk menyambut para tamu yang berdatangan.

"Tuan Muda Ling, kau datang, kau tampak sangat tampan, sungguh iri dengan istrimu..."

"Paman Liu, Anda makin berwibawa!"

"Terima kasih sudah hadir..."

Kemudian, seorang nenek yang membantu Gilbert mendorong kursi rodanya pun mendekat.

Melihat Gilbert, ekspresi Alice seketika menjadi dingin, tak ada keraguan di matanya.

Tiga tahun penuh!

Ia telah menjalani penderitaan bersama dengan orang cacat ini selama tiga tahun.

Dan bahkan menikah dengannya.

Kalau bukan untuk mendapatkan resep rahasia Keluarga Jiangga, ia tak perlu pura-pura dirayu, lalu menyuruh orang mematahkan kaki Gilbert, dan membantu Cynthia untuk memenangkan hati Gilbert, bahkan sesekali berpura-pura peduli pada Gilbert.

Bagaimana ia merasa geli saat mengingat itu.

"Dasar kau cacat, kenapa tidak tinggal di rumah bututmu itu, untuk apa kau keluar, untuk membuat orang lain malu?" Dirinya telah mendapatkan resep rahasia itu sekarang, mana mungkin ia peduli terhadap perasaan Gilbert.

Setelah mendengar kata-kata Alice, wajah Nenek Bisu yang membantu Gilbert mendorong kursi rodanya langsung membeku.

Walaupun dia tidak bisa berbicara, itu tidak berarti dirinya tak bisa mendengar.

Ia tak pernah menduga bahwa Alice, yang selalu tampak lembut, akan mengucapkan kata-kata seperti itu?

Gilbert juga pura-pura kaget, "Alice, apa yang kau katakan! Kau..."

"Tutup mulutmu!" Alice berkata dengan marah, "Gilbert, kalau aku jadi kau, sekarang aku akan menuruti perkataanku dan kembali ke rumah kecilmu itu, jangan membuat malu di tempat ini. Selain itu, Alice bukan nama yang bisa kau panggil. Tahukah kau, bagiku, kau adalah setumpuk sampah, sekumpulan kotoran anjing, tidak mempunyai fungsi selain menjijikkan orang!"

"Alice, bukankah kau berkata bahwa kau mencintaiku? Sekarang apa maksud perkataanmu itu, satu lagi, apa kau lupa, kemarin malam kita masih baru saja tidur bersama, kau, kau juga berkata bahwa kau akan memberikanku seorang anak laki-laki yang gemuk. Bahkan hari ini, kau akan meminta Nyonya Besar untuk menerimaku di hadapan para tamu di sini, mengundangku untuk tinggal di vila..."

Perkataan Gilbert membuat kepala Alice hampir pecah.

Walaupun tidak melihat ke arah sekitarnya, punggungnya pun merasa dingin.

"Apa yang kau bicarajab! Aku tak pernah tidur denganmu, Gilbert! Dengan baik hati aku memberimu tempat tinggal di rumahku, bahkan memberimu gelar suami. Tapi malah kau membalas dengan tuduhan palsu terhadapku! Apa kau masih punya hati nurani?" teriak Alice dengan keras, tampaknya sangat marah.

Dan, kenyataannya memang begitu.

Karena orang yang disukainya, Steven, berada di sini!

Kalau sampai ada yang mengetahui bahwa dirinya tidur dengan seseorang yang cacat.

Bagaimana orang lain akan memandangnya?

Bagaimana Steven akan memandangnya?

Dan bagaimana Ziro akan memandangnya?

"Alice, apa yang kau katakan! Aku tak menuduhmu. Aku tahu, selama ini kau menderita banyak ketidakadilan. Tapi, aku juga memberikanmu kompensasinya di tempat tidur!" Mendengar Gilbert mengatakan bahwa dia memberikan kompensasi di tempat tidur untuk Alice, mata Ziro seakan-akan menyemburkan api.

Dan lebih banyak orang yang terlihat sedikit bersemangat.

Ini adalah gosip besar!

Gosip besar sekali.

"Anjing brengsek!" Alice hampir gila.

Ia tak pernah menduga bahwa Gilbert akan begitu tak berperasaan.

Melihat ekspresi seriusnya, orang yang tak tahu apa-apa mungkin berpikir bahwa ia telah memiliki hubungan yang tak terhitung jumlahnya dengan Alice.

Dan yang lebih penting lagi.

Dirinya masih merupakan suami resmi Alice!

Walaupun hanya sedikit orang yang tahu tentang skandal ini.

Tapi, setelah kata-kata Gilbert diungkapkan.

Ia benar-benar tidak bisa membela diri.

Di antara suami dan istri, memiliki hubungan intim tidaklah aneh, bukan?

Melihat ekspresi wanita yang tampak pucat dan kesal itu.

Gilbert pun tersenyum.

Ia ingin membuat wanita ini hancur.

"Omong kosong, Alice kami hanya mengasihanimu saja, oleh karena itu ia mengorbankan dirinya, setiap hari ia ada di vilanya sendiri, kapan dia tidur denganmu? Gilbert Jiangga, jadi orang, harus memiliki hati nurani. Pikirkan baik-baik, kalau bukan karena Alice, apa kau masih bisa duduk di sini dan berbicara seperti itu?" Seorang wanita berwajah dingin berjalan melewati kerumunan, melihat Gilbert dari atas ke bawah.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200