Bab 14 Abang Sepupu
by Starry Nights
10:22,Jan 22,2024
Karena Gilbert tidak disukai oleh Jackson, ini menyebabkan Cynthia dan Mikael memiliki pendapat negatif terhadap Gilbert.
Sepanjang perjalanan, ketiganya bercakap-cakap dengan senang hati dan mengabaikan keberadaan Gilbert.
Gilbert pun tidak peduli.
Pada kehidupan sebelumnya, karena keluarga Jackson memiliki sedikit uang, Jackson sangat baik terhadap Cynthia, sehingga orang tua Cynthia setuju untuk menikahkannya dengan Jackson.
Tapi, mereka tidak sadar bahwa Jackson yang tampak jujur adalah setan yang menyamar.
Dua jam berlalu dengan cepat.
Mereka bersiap-siap untuk turun dari kereta.
Jackson sangat ramah, ingin membantu Cynthia membawa barang bawaannya, tapi sebelum dia menyentuh barang bawaan Cynthia, Gilbert lebih dulu mengambilnya, termasuk barang bawaan Mikael.
Ini membuat Jackson, yang bersiap-siap untuk mengambil barang bawaan merasa canggung, bahkan wajahnya sedikit memerah, tidak jelas apakah itu marah atau yang lain.
Keempat orang itu turun dari keret, dan semua orang secara alami mengencangkan pakaian mereka.
Topografi kota ini lebih tinggi daripada Kota Wu, sehingga lebih dingin dan angin lebih kencang.
Tentu saja, musim panas juga lebih panas.
Gilbert masih mengenakan pakaian yang sama karena tidak ada tempat berganti!
Jadi, begitu mereka turun dari, banyak tatapan aneh tertuju padanya.
Dia tidak peduli dan berjalan keluar dari stasiun kereta api.
Sebuah dunia yang luas diselimuti oleh salju, salju yang masih turun lebat menyelimuti seluruh dunia, angin dingin menusuk dan membuat kulit di wajah terasa sakit.
"Bagaimana kalau kita sewa taksi dari stasiun?" saran Mikael.
Cynthia dan Jackson melihat Gilbert dengan penuh pertimbangan.
Gilbert mengangguk sedikit, meski tidak ingin terlalu dekat dengan Jackson, saat ini dia tidak ingin membuat Cynthia dan lainnya merasa canggung.
Ada banyak barang koper, kebetulan bagasi di belakang muat untuk semuanya. Mereka naik taksi menuju stasiun mobil.
Rumah keluarga Gilbert berada di desa, sekitar satu jam perjalanan dari kota dan harus melewati jalan pegunungan.
Setelah tiba di stasiun, Gilbert terlebih dulu pergi ke bank di dekatnya.
Dia tahu orang tuanya tidak memiliki banyak tabungan untuk mendukung pendidikan mereka berdua, bahkan berutang pada beberapa kerabat.
Alasan dia meminjam 20 juta dari Peter semalam adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah yang akan timbul selama pemakaman kakeknya.
Setelah mengambil 400 ribu uang tunai, semua uang itu ditempatkan dalam satu ransel dan Gilbert kembali ke stasiun.
Karena ini adalah kota kelahiran Gilbert, dia mengenal banyak orang di sini. Begitu dia memasuki ruang tunggu stasiun, dia melihat banyak orang berkumpul di sekitar Cynthia, Jackson dan lainnya.
"Cynthia! Bagaimana kehidupan perguruan tinggi menyenangkan tidak?"
"Jackson, kudengar dari abangmu kau sudah menjadi bos di Kota Wu, menghasilkan puluhan juta setiap bulan. Tidak kusangka kau akan sukses seperti ini!"
"Mikael, kau dan Cynthia berada di universitas yang sama?"
Ada laki-laki dan perempuan di antara mereka, tapi sebagian besar seumuran dengan Gilbert dan lainnya, jadi bisa dianggap sesama generasi.
"Gilbert!" seru seseorang melihat Gilbert masuk, sekaligus menarik semua perhatian orang.
Salah satu pemuda tampak kaget ketika melihat Gilbert, ekspresinya berubah.
Dia adalah sepupu Gilbert, orang paling sukses dalam keluarga Gilbert. Namanya adalah Shano, putra dari paman pertama Gilbert. Dia bekerja sebagai PNS di kabupaten, dan hampir semua anak muda keluarga Jiangga menganggapnya sebagai idola.
Karena Gilbert tidak memiliki prestasi dan tidak maju, banyak anggota keluarga suka membandingkan Gilbert dengan Shano. Ini membuat Gilbert merasa tidak senang saat melihat Shano.
Bahkan suatu kali, ayam milik paman Gilbert hilang, tapi Shano menuduh ayah Gilbert yang mencurinya. Gilbert sangat marah, bahkan hampir terlibat dalam pertengkaran dengan keluarga Jiangga. Ini membuat Shano tidak memiliki rasa simpati sama sekali terhadap Gilbert. Setiap kali mereka bertemu, seperti bertemu musuh.
Shano selalu berpakaian rapi dengan setelan jas.
Dia mengenakan jam tangan di pergelangan tangannya, tingginya sekitar 1,8 meter, dan sepenuhnya terlihat seperti seorang elit.
Dia dan Gilbert adalah dua tipe ekstrem di desa.
Setelah lulus dari universitas, Shano bekerja di pemerintahan.
Di mata keluarganya, selama bekerja di pemerintahan, itu merupakan pekerjaan yang stabil dan menjadi impian bagi banyak orang.
"Gilbert, kau sungguh memalukan keluarga Jiangga!" Desah Shano merendahkan sepupunya ini.
Pakaian Gilbert yang lusuh membuatnya terlihat sangat miskin dan kurang beruntung.
Ini membuat Shano semakin merendahkan Gilbert.
Bukan hanya dia, orang-orang di sekitarnya juga merendahkan Gilbert.
Bagaimanapun, Gilbert sudah putus sekolah selama beberapa tahun, kalau dia bekerja di pabrik elektronik atau di konstruksi, dia tidak akan begitu putus asa.
Tapi melihat penampilannya yang tidak beraturan, dia terlihat tidak punya kerjaan. Mungkin jadi pengemis di kota.
"Cynthia, apa yang dilakukan abangmu di kota? Kenapa aku merasa pakaian yang dikenakan seperti diambil dari tumpukan sampah?" komentar seorang gadis dengan jijik.
"Cynthia, dia tidak bekerja sebagai buruh biasa, kan? Atau jangan-jangan malah jadi tukang minta-minta?" komentar lainnya.
Ekspresi Cynthia murung mendengar itu.
Tapi, Cynthia tidak dapat menjelaskan masalah keluarga Goro saat ini.
Saat itu, petugas stasiun memanggil mereka untuk naik mobil dan semua orang berhenti mengobrol, satu per satu menuju mobil.
Gilbert membawa ransel, memegang tiket Cynthia dan keluar dari ruang tunggu.
Setelah naik mobil, dia duduk bersama Cynthia.
Yang lain asyik mengobrol, hanya Gilbert seorang diri memandang keluar jendela seperti terpesona.
Salju turun lebat, ditambah kecepatan mobil tidak terlalu cepat membuat jendela berkabut dan ada banyak pepohonan besar tumbang di tepi jalan.
Sampai mereka turun, sudah pukul enam sore, langit sudah gelap.
Melihat jalan pegunungan yang akrab, tiba-tiba Gilbert menjadi gugup.
Ketika sampai depan desa, melihat rumah beratap genteng mereka, Gilbert tanpa sadar gemetar.
Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat.
"Gilbert, Cynthia, Shano, kalian datang!" sapa seorang wanita menyambut mereka.
Wanita itu memiliki beberapa helai rambut putih, dan wajahnya memiliki kerutan.
Dia berpakaian sangat sederhana dan terlihat sangat lelah. Saat ini, dia terus memandang Gilbert tanpa berkedip, "Tumbuh lebih tinggi lagi!" ujar dia.
Tidak ada teguran, tidak ada pertanyaan, hanya sedikit kekaguman yang tenang.
Di matanya, ada cahaya air mata yang berkilau.
Orang tua yang kasihan ini.
Mungkin, bagi orang tua, yang paling mereka pedulikan bukanlah seberapa sukses kamu, melainkan seberapa baik menjalani hidup.
"Ibu!" sapa Gilbert tersenyum lebar.
Tapi, Dewa Pedang Langit yang sudah lebih dari 8.000 tahun tidak pernah menangis ini, kini matanya dipenuhi linangan air mata yang tak ada habisnya.
Sepanjang perjalanan, ketiganya bercakap-cakap dengan senang hati dan mengabaikan keberadaan Gilbert.
Gilbert pun tidak peduli.
Pada kehidupan sebelumnya, karena keluarga Jackson memiliki sedikit uang, Jackson sangat baik terhadap Cynthia, sehingga orang tua Cynthia setuju untuk menikahkannya dengan Jackson.
Tapi, mereka tidak sadar bahwa Jackson yang tampak jujur adalah setan yang menyamar.
Dua jam berlalu dengan cepat.
Mereka bersiap-siap untuk turun dari kereta.
Jackson sangat ramah, ingin membantu Cynthia membawa barang bawaannya, tapi sebelum dia menyentuh barang bawaan Cynthia, Gilbert lebih dulu mengambilnya, termasuk barang bawaan Mikael.
Ini membuat Jackson, yang bersiap-siap untuk mengambil barang bawaan merasa canggung, bahkan wajahnya sedikit memerah, tidak jelas apakah itu marah atau yang lain.
Keempat orang itu turun dari keret, dan semua orang secara alami mengencangkan pakaian mereka.
Topografi kota ini lebih tinggi daripada Kota Wu, sehingga lebih dingin dan angin lebih kencang.
Tentu saja, musim panas juga lebih panas.
Gilbert masih mengenakan pakaian yang sama karena tidak ada tempat berganti!
Jadi, begitu mereka turun dari, banyak tatapan aneh tertuju padanya.
Dia tidak peduli dan berjalan keluar dari stasiun kereta api.
Sebuah dunia yang luas diselimuti oleh salju, salju yang masih turun lebat menyelimuti seluruh dunia, angin dingin menusuk dan membuat kulit di wajah terasa sakit.
"Bagaimana kalau kita sewa taksi dari stasiun?" saran Mikael.
Cynthia dan Jackson melihat Gilbert dengan penuh pertimbangan.
Gilbert mengangguk sedikit, meski tidak ingin terlalu dekat dengan Jackson, saat ini dia tidak ingin membuat Cynthia dan lainnya merasa canggung.
Ada banyak barang koper, kebetulan bagasi di belakang muat untuk semuanya. Mereka naik taksi menuju stasiun mobil.
Rumah keluarga Gilbert berada di desa, sekitar satu jam perjalanan dari kota dan harus melewati jalan pegunungan.
Setelah tiba di stasiun, Gilbert terlebih dulu pergi ke bank di dekatnya.
Dia tahu orang tuanya tidak memiliki banyak tabungan untuk mendukung pendidikan mereka berdua, bahkan berutang pada beberapa kerabat.
Alasan dia meminjam 20 juta dari Peter semalam adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah yang akan timbul selama pemakaman kakeknya.
Setelah mengambil 400 ribu uang tunai, semua uang itu ditempatkan dalam satu ransel dan Gilbert kembali ke stasiun.
Karena ini adalah kota kelahiran Gilbert, dia mengenal banyak orang di sini. Begitu dia memasuki ruang tunggu stasiun, dia melihat banyak orang berkumpul di sekitar Cynthia, Jackson dan lainnya.
"Cynthia! Bagaimana kehidupan perguruan tinggi menyenangkan tidak?"
"Jackson, kudengar dari abangmu kau sudah menjadi bos di Kota Wu, menghasilkan puluhan juta setiap bulan. Tidak kusangka kau akan sukses seperti ini!"
"Mikael, kau dan Cynthia berada di universitas yang sama?"
Ada laki-laki dan perempuan di antara mereka, tapi sebagian besar seumuran dengan Gilbert dan lainnya, jadi bisa dianggap sesama generasi.
"Gilbert!" seru seseorang melihat Gilbert masuk, sekaligus menarik semua perhatian orang.
Salah satu pemuda tampak kaget ketika melihat Gilbert, ekspresinya berubah.
Dia adalah sepupu Gilbert, orang paling sukses dalam keluarga Gilbert. Namanya adalah Shano, putra dari paman pertama Gilbert. Dia bekerja sebagai PNS di kabupaten, dan hampir semua anak muda keluarga Jiangga menganggapnya sebagai idola.
Karena Gilbert tidak memiliki prestasi dan tidak maju, banyak anggota keluarga suka membandingkan Gilbert dengan Shano. Ini membuat Gilbert merasa tidak senang saat melihat Shano.
Bahkan suatu kali, ayam milik paman Gilbert hilang, tapi Shano menuduh ayah Gilbert yang mencurinya. Gilbert sangat marah, bahkan hampir terlibat dalam pertengkaran dengan keluarga Jiangga. Ini membuat Shano tidak memiliki rasa simpati sama sekali terhadap Gilbert. Setiap kali mereka bertemu, seperti bertemu musuh.
Shano selalu berpakaian rapi dengan setelan jas.
Dia mengenakan jam tangan di pergelangan tangannya, tingginya sekitar 1,8 meter, dan sepenuhnya terlihat seperti seorang elit.
Dia dan Gilbert adalah dua tipe ekstrem di desa.
Setelah lulus dari universitas, Shano bekerja di pemerintahan.
Di mata keluarganya, selama bekerja di pemerintahan, itu merupakan pekerjaan yang stabil dan menjadi impian bagi banyak orang.
"Gilbert, kau sungguh memalukan keluarga Jiangga!" Desah Shano merendahkan sepupunya ini.
Pakaian Gilbert yang lusuh membuatnya terlihat sangat miskin dan kurang beruntung.
Ini membuat Shano semakin merendahkan Gilbert.
Bukan hanya dia, orang-orang di sekitarnya juga merendahkan Gilbert.
Bagaimanapun, Gilbert sudah putus sekolah selama beberapa tahun, kalau dia bekerja di pabrik elektronik atau di konstruksi, dia tidak akan begitu putus asa.
Tapi melihat penampilannya yang tidak beraturan, dia terlihat tidak punya kerjaan. Mungkin jadi pengemis di kota.
"Cynthia, apa yang dilakukan abangmu di kota? Kenapa aku merasa pakaian yang dikenakan seperti diambil dari tumpukan sampah?" komentar seorang gadis dengan jijik.
"Cynthia, dia tidak bekerja sebagai buruh biasa, kan? Atau jangan-jangan malah jadi tukang minta-minta?" komentar lainnya.
Ekspresi Cynthia murung mendengar itu.
Tapi, Cynthia tidak dapat menjelaskan masalah keluarga Goro saat ini.
Saat itu, petugas stasiun memanggil mereka untuk naik mobil dan semua orang berhenti mengobrol, satu per satu menuju mobil.
Gilbert membawa ransel, memegang tiket Cynthia dan keluar dari ruang tunggu.
Setelah naik mobil, dia duduk bersama Cynthia.
Yang lain asyik mengobrol, hanya Gilbert seorang diri memandang keluar jendela seperti terpesona.
Salju turun lebat, ditambah kecepatan mobil tidak terlalu cepat membuat jendela berkabut dan ada banyak pepohonan besar tumbang di tepi jalan.
Sampai mereka turun, sudah pukul enam sore, langit sudah gelap.
Melihat jalan pegunungan yang akrab, tiba-tiba Gilbert menjadi gugup.
Ketika sampai depan desa, melihat rumah beratap genteng mereka, Gilbert tanpa sadar gemetar.
Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat.
"Gilbert, Cynthia, Shano, kalian datang!" sapa seorang wanita menyambut mereka.
Wanita itu memiliki beberapa helai rambut putih, dan wajahnya memiliki kerutan.
Dia berpakaian sangat sederhana dan terlihat sangat lelah. Saat ini, dia terus memandang Gilbert tanpa berkedip, "Tumbuh lebih tinggi lagi!" ujar dia.
Tidak ada teguran, tidak ada pertanyaan, hanya sedikit kekaguman yang tenang.
Di matanya, ada cahaya air mata yang berkilau.
Orang tua yang kasihan ini.
Mungkin, bagi orang tua, yang paling mereka pedulikan bukanlah seberapa sukses kamu, melainkan seberapa baik menjalani hidup.
"Ibu!" sapa Gilbert tersenyum lebar.
Tapi, Dewa Pedang Langit yang sudah lebih dari 8.000 tahun tidak pernah menangis ini, kini matanya dipenuhi linangan air mata yang tak ada habisnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved