chapter 13 Tertular
by Cipto
13:47,Nov 07,2023
"Aku tiba lebih dulu. Ayahku dan yang lainnya mungkin akan tiba beberapa belas menit lagi."
"Datang, ya, datang saja. Untuk apa sampai membawa hadiah."
Sekalipun Chelsea Yun berkata demikian, dia tetap menerima hadiah tersebut.
Saat itu juga, dia melihat Natasha Yun dan berkata, "Natasha, mana Ayah dan Ibumu?"
Natasha mengantongi liontion giok itu karena dia malu untuk mengeluarkannya.
Dia memaksakan sebuah senyuman, lalu berkata: "Ada yang harus diselesaikan di kantor. Ayah tidak bisa meninggalkannya. Ibuku lagi kurang enak badan."
"Oh, kalau begitu, kapan-kapan aku akan mengunjungi Ibu Ketiga."
Saat itu, Aldrian Yun sedang bermain catur dengan ayah mertuanya. Keduanya juga sedang bertengkar karena saling merasa bahwa lawannya curang.
Lalu Aldrich Yun tiba di rumah itu, bersama dengan Rowanda Shi.
"Ibu, ibu sudah sampai."
"Nenek!" Chelsea segera berlari menghampirinya, lalu memeluk Rowanda erat-erat.
Seketika itu juga, Rowanda tersenyum lebar sampai bibirnya tidak bisa menutup. Bahkan gigi palsunya hampir saja jatuh.
"Cepat biarkan aku melihatmu. Aku sudah lama tidak melihat Chelsea. Kamu kurus sekali."
Setelah keduanya berbincang sejenak, Rowanda bertanya, "Di mana Aaron? Aku dengar dia berhasil terpilih?"
"Aaron sedang menyelesaikan beberapa urusan di atas. Sebentar lagi dia akan turun."
Baru saja berkata demikian, Aaron Yao berjalan turun ke bawah.
Tingginya 175cm, rambutnya pendek dan dia memakai kacamata. Dia tampak berkelas dan terpelajar.
"Aaron juga tampak lebih kurus," ujar Rowanda sambil menggenggam tangan Aaron.
"Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Untung saja ada Chelsea yang repot-repot membawakan makanan-makanan enak untukku. Aku jadi tidak terlampau kurus."
"Lihatlah Aaron. Sekarang dia sudah menjadi Kepala Biro. Perkembangannya di masa depan, tidak terbatas."
Sambil berkata demikian, Rowanda melirik Natasha dan Reinhard. Wajahnya tampak kurang bersahabat, "Keluarga Yun selalu mencari orang-orang berbakat untuk bergabung, tetapi ada orang-orang tertentu yang biasa-biasa saja."
Meskipun Reinhard telah memberi Rowanda cawan kecil yang tidak ternilai harganya itu, hal itu tidak mengubah pandangan Rowanda terhadap dirinya.
Semua orang merasa Reinhard hanya sekedar beruntung dan memungut kesempatan.
Bagi mereka, Reinhard hanyalah seorang pecundang. Dia adalah pengangguran yang tidak punya pekerjaan.
Sekarang dia kembali, pasti karena dia tidak lagi bisa bertahan hidup di Utara. Dia ingin menggantungkan hidupnya sepenuhnya pada Natasha, dan ikut makan minum gratis di rumah Keluarga Yun.
"Berhubung semuanya sudah hadir, ayo kita pergi ke hotel," ujar Aaron.
Aaron memesan sebuah ruang privat di hotel terkenal yang dekat dari rumahnya. Sekarang, undangan-undangan seperti ini akan dijamu di luar.
Mereka semua mengendarai mobil menuju hotel.
Di dalam ruangan tersebut, mereka duduk berurutan berdasarkan tingkat senioritas. Setelah semua duduk, mereka baru sadar kalau tempat duduknya kurang satu.
Jelas sekali mereka sengaja melakukan ini untuk membuat Reinhard merasa canggung.
Reinhard tidak berkata apa-apa, tetapi Natasha bangkit berdiri dan berkata, "Duduklah di tempatku."
Saat itu Chelsea baru sadar dan berkata, "Apakah kursinya kurang? Aku akan meminta pelayan untuk membawanya."
Setelah mereka semua duduk, akhirnya satu isi keluarga itu mulai berbincang-bincang dengan gembira.
"Aaron, kamu dapat terpilih menjadi Kepala Biro kali ini, pasti berkat jasa Tuan Besar Gu. Setelah ini, kamu harus sering-sering mengunjunginya," kata Aldrian.
"Ayah tenang saja. Tuan Besar Gu sangat berjasa bagiku. Aku pasti tidak akan melupakannya." Aaron cepat-cepat menjawab.
"Kamu sanggup duduk di posisi ini pada usia 30 tahun. Masa depanmu sangat gemilang. Apapun yang orang katakan, setidaknya ada satu anggota dari Keluarga Yun yang sudah menjadi pejabat." Aldrich berkata dengan gembira.
"Betul sekali. Kakak ipar siapa dulu?" Alfredo hampir menaikkan ekornya.
"Sejak aku memegang jabatan ini, aku bersumpah tidak akan mengecewakan negara. Aku akan melayani bangsa. Aku tidak pernah mementingkan masa depan atau yang lainnya," kata Aaron.
"Kesadaran diri yang sangat tinggi. Bersulang!"
Semua orang mengangkat gelasnya dan menghabiskannya isinya dalam satu teguk.
Saat itu, Maxime melihat ke arah Natasha dan Reinhard dan berkata, "Kita sudah lama tidak bertemu dengan Kakak Ipar. Kita bahkan memberinya hadiah kecil karena diundangnya. Bagaimana dengan kalian?"
Natasha tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi. Dia tidak bisa menghindarinya.
Dia tidak ingin mengeluarkan giok jelek itu, karena jika dikeluarkan, pasti akan sangat memalukan.
Tetapi Reinhard malah berkata, "Tentu saja kami juga menyiapkannya. Dulu, hanya Kak Chelsea dan Natasha yang tidak pernah mengatai aku seperti pecundang. Aku tidak akan melupakan hal ini."
Setelah berkata demikian, Reinhard mengambil giok itu dari Natasha dan memberikannya pada Chelsea.
Wajah Chelsea dipenuhi dengan senyuman, "Reinhard sangat pengertian."
Semua orang melihat ke arah liontin giok itu sambil menunjukkan wajah-wajah penuh rasa ingin tahu.
"Kak, coba aku lihat.”Alfredo mengambil liontin giok itu dan melihatnya. Lalu dia terlihat kesal, "Kamu hanya memberi ini saja?!"
"Jelas-jelas ini hanyalah giok jelek yang dalamnya dipenuhi guratan seperti karat. Bahkan pemulung pun tidak mau mengambilnya."
Orang-orang lainnya, langsung mencibir.
Chelsea cepat-cepat berkata, "Aku sangat menyukai liontin giok ini. Yang lain tidak penting."
Akan tetapi Aaron menyelanya, "Suka, ya, suka. Tapi niat, ya, niat. Reinhard, jika kamu memang melarat, lebih baik kamu tidak memberi apa-apa. Tetapi apa maksudmu memberinya sebuah giok jelek?"
Suasana perayaan kini sudah hilang sepenuhnya.
Reinhard berkata dengan tenang, "Siapa bilang giok itu jelek? Giok itu adalah giok berharga yang tak ternilai harganya."
"Giok berharga?" Maxime tiba-tiba tertawa, "Kamu kira kamu masih saja begitu beruntung dan memungut harta lagi?"
"Sebelumnya, kamu memang sangat beruntung. Apakah kali ini, kamu masih mau mengulangnya? Apa kamu kira kita bodoh?" Alfredo ikut menambahkan.
"Hentikan. Hari ini, kita sedang merayakan kenaikan jabatan Aaron. Jangan membicarakan hal-hal yang membawa sial." Rowanda terlihat sangat serius.
"Demi Natasha, aku tidak akan ribut denganmu." Aaron membelalakkan matanya ke arah Reinhard.
Lalu dia menepukkan tangannya. Ada satu orang pelayan yang masuk dengan membawah sebuah kota hadiah.
"Aku tidak bisa menghadiri perayaan ulang tahun Nenek. Sangat disayangkan. Maka dari itu, aku kembali kali ini untuk memberi Nenek hadiah ulang tahun yang terlewat."
Rowanda tersenyum dan berkata, "Kamu bisa kembali saja sudah membuat Nenek merasa senang. Untuk apa sampai memberiku hadiah?"
"Nenek, ini adalah niat tulus kami," kata Chelsea, menambahkan.
Sambil berkata demikian, pelayan itu membuka kotak hadiah tersebut. Lalu benda yang ada di dalamnya pun dapat terlihat.
Liontin giok yang sempurna.
"Ini adalah batu giok Hotan yang paling murni."
Rowanda tersenyum dengan sangat lebar, "Aku menghargai niat Aaron dan Chelsea."
"Jika dibandingkan, tidak ada yang tahu. Sekalinya dibandingkan, mengejutkan sekali. Benar-benar seperti langit dan bumi," ujar Alfredo sembari menggali-gali kesalahan.
"Benar. Hadiah dari Kakak Ipar sangat bernilai. Sedangkan hadiah dari Reinhard ini, mungkin tidak lebih dari 5 Yuan." Renny Yun ikut menimpali.
"Haha, aku rasa dia membelinya di toko 2 Yuan," jawab Maxime.
Wajah Natasha terasa sangat panas. Dia terus menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara.
Reinhard hanya tersenyum dingin.
Tadinya dia tidak ingin menimbulkan masalah. Akan tetapi orang-orang ini sengaja menghampirinya dan meninju wajahnya. Maka dia juga tidak keberatan untuk membalas memukul wajah mereka hingga bengkak.
Reinhard menatap Aaron sambil berkata, "Memberi hadiah harus disertai dengan hati yang tulus. Apakah kamu sudah tertular Alfredo dan lainnya? Mereka juga suka memberi barang palsu sebagai hadiah."
Begitu dia berkata demikian, raut wajah semua orang yang ada di sana berubah.
Alfredo dan yang lainnya langsung marah.
"Reinhard, apa maksudmu," tanya Alfredo.
"Apa lagi yang bisa kumaksud? Apakah kamu masih tidak mengerti juga? Apakah kamu murid TK?"
"Kamu sengaja mencari gara-gara!" Maxime juga berkata dengan marah.
Aaron yang tadinya dipenuhi dengan senyuman, wajahnya berubah menjadi dingin dan kaku. Dia menatap Reinhard lurus-lurus dan berkata, "Jika hari ini kamu tidak menjelaskan hal ini, kamu tidak akan kuampuni!"
"Datang, ya, datang saja. Untuk apa sampai membawa hadiah."
Sekalipun Chelsea Yun berkata demikian, dia tetap menerima hadiah tersebut.
Saat itu juga, dia melihat Natasha Yun dan berkata, "Natasha, mana Ayah dan Ibumu?"
Natasha mengantongi liontion giok itu karena dia malu untuk mengeluarkannya.
Dia memaksakan sebuah senyuman, lalu berkata: "Ada yang harus diselesaikan di kantor. Ayah tidak bisa meninggalkannya. Ibuku lagi kurang enak badan."
"Oh, kalau begitu, kapan-kapan aku akan mengunjungi Ibu Ketiga."
Saat itu, Aldrian Yun sedang bermain catur dengan ayah mertuanya. Keduanya juga sedang bertengkar karena saling merasa bahwa lawannya curang.
Lalu Aldrich Yun tiba di rumah itu, bersama dengan Rowanda Shi.
"Ibu, ibu sudah sampai."
"Nenek!" Chelsea segera berlari menghampirinya, lalu memeluk Rowanda erat-erat.
Seketika itu juga, Rowanda tersenyum lebar sampai bibirnya tidak bisa menutup. Bahkan gigi palsunya hampir saja jatuh.
"Cepat biarkan aku melihatmu. Aku sudah lama tidak melihat Chelsea. Kamu kurus sekali."
Setelah keduanya berbincang sejenak, Rowanda bertanya, "Di mana Aaron? Aku dengar dia berhasil terpilih?"
"Aaron sedang menyelesaikan beberapa urusan di atas. Sebentar lagi dia akan turun."
Baru saja berkata demikian, Aaron Yao berjalan turun ke bawah.
Tingginya 175cm, rambutnya pendek dan dia memakai kacamata. Dia tampak berkelas dan terpelajar.
"Aaron juga tampak lebih kurus," ujar Rowanda sambil menggenggam tangan Aaron.
"Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Untung saja ada Chelsea yang repot-repot membawakan makanan-makanan enak untukku. Aku jadi tidak terlampau kurus."
"Lihatlah Aaron. Sekarang dia sudah menjadi Kepala Biro. Perkembangannya di masa depan, tidak terbatas."
Sambil berkata demikian, Rowanda melirik Natasha dan Reinhard. Wajahnya tampak kurang bersahabat, "Keluarga Yun selalu mencari orang-orang berbakat untuk bergabung, tetapi ada orang-orang tertentu yang biasa-biasa saja."
Meskipun Reinhard telah memberi Rowanda cawan kecil yang tidak ternilai harganya itu, hal itu tidak mengubah pandangan Rowanda terhadap dirinya.
Semua orang merasa Reinhard hanya sekedar beruntung dan memungut kesempatan.
Bagi mereka, Reinhard hanyalah seorang pecundang. Dia adalah pengangguran yang tidak punya pekerjaan.
Sekarang dia kembali, pasti karena dia tidak lagi bisa bertahan hidup di Utara. Dia ingin menggantungkan hidupnya sepenuhnya pada Natasha, dan ikut makan minum gratis di rumah Keluarga Yun.
"Berhubung semuanya sudah hadir, ayo kita pergi ke hotel," ujar Aaron.
Aaron memesan sebuah ruang privat di hotel terkenal yang dekat dari rumahnya. Sekarang, undangan-undangan seperti ini akan dijamu di luar.
Mereka semua mengendarai mobil menuju hotel.
Di dalam ruangan tersebut, mereka duduk berurutan berdasarkan tingkat senioritas. Setelah semua duduk, mereka baru sadar kalau tempat duduknya kurang satu.
Jelas sekali mereka sengaja melakukan ini untuk membuat Reinhard merasa canggung.
Reinhard tidak berkata apa-apa, tetapi Natasha bangkit berdiri dan berkata, "Duduklah di tempatku."
Saat itu Chelsea baru sadar dan berkata, "Apakah kursinya kurang? Aku akan meminta pelayan untuk membawanya."
Setelah mereka semua duduk, akhirnya satu isi keluarga itu mulai berbincang-bincang dengan gembira.
"Aaron, kamu dapat terpilih menjadi Kepala Biro kali ini, pasti berkat jasa Tuan Besar Gu. Setelah ini, kamu harus sering-sering mengunjunginya," kata Aldrian.
"Ayah tenang saja. Tuan Besar Gu sangat berjasa bagiku. Aku pasti tidak akan melupakannya." Aaron cepat-cepat menjawab.
"Kamu sanggup duduk di posisi ini pada usia 30 tahun. Masa depanmu sangat gemilang. Apapun yang orang katakan, setidaknya ada satu anggota dari Keluarga Yun yang sudah menjadi pejabat." Aldrich berkata dengan gembira.
"Betul sekali. Kakak ipar siapa dulu?" Alfredo hampir menaikkan ekornya.
"Sejak aku memegang jabatan ini, aku bersumpah tidak akan mengecewakan negara. Aku akan melayani bangsa. Aku tidak pernah mementingkan masa depan atau yang lainnya," kata Aaron.
"Kesadaran diri yang sangat tinggi. Bersulang!"
Semua orang mengangkat gelasnya dan menghabiskannya isinya dalam satu teguk.
Saat itu, Maxime melihat ke arah Natasha dan Reinhard dan berkata, "Kita sudah lama tidak bertemu dengan Kakak Ipar. Kita bahkan memberinya hadiah kecil karena diundangnya. Bagaimana dengan kalian?"
Natasha tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi. Dia tidak bisa menghindarinya.
Dia tidak ingin mengeluarkan giok jelek itu, karena jika dikeluarkan, pasti akan sangat memalukan.
Tetapi Reinhard malah berkata, "Tentu saja kami juga menyiapkannya. Dulu, hanya Kak Chelsea dan Natasha yang tidak pernah mengatai aku seperti pecundang. Aku tidak akan melupakan hal ini."
Setelah berkata demikian, Reinhard mengambil giok itu dari Natasha dan memberikannya pada Chelsea.
Wajah Chelsea dipenuhi dengan senyuman, "Reinhard sangat pengertian."
Semua orang melihat ke arah liontin giok itu sambil menunjukkan wajah-wajah penuh rasa ingin tahu.
"Kak, coba aku lihat.”Alfredo mengambil liontin giok itu dan melihatnya. Lalu dia terlihat kesal, "Kamu hanya memberi ini saja?!"
"Jelas-jelas ini hanyalah giok jelek yang dalamnya dipenuhi guratan seperti karat. Bahkan pemulung pun tidak mau mengambilnya."
Orang-orang lainnya, langsung mencibir.
Chelsea cepat-cepat berkata, "Aku sangat menyukai liontin giok ini. Yang lain tidak penting."
Akan tetapi Aaron menyelanya, "Suka, ya, suka. Tapi niat, ya, niat. Reinhard, jika kamu memang melarat, lebih baik kamu tidak memberi apa-apa. Tetapi apa maksudmu memberinya sebuah giok jelek?"
Suasana perayaan kini sudah hilang sepenuhnya.
Reinhard berkata dengan tenang, "Siapa bilang giok itu jelek? Giok itu adalah giok berharga yang tak ternilai harganya."
"Giok berharga?" Maxime tiba-tiba tertawa, "Kamu kira kamu masih saja begitu beruntung dan memungut harta lagi?"
"Sebelumnya, kamu memang sangat beruntung. Apakah kali ini, kamu masih mau mengulangnya? Apa kamu kira kita bodoh?" Alfredo ikut menambahkan.
"Hentikan. Hari ini, kita sedang merayakan kenaikan jabatan Aaron. Jangan membicarakan hal-hal yang membawa sial." Rowanda terlihat sangat serius.
"Demi Natasha, aku tidak akan ribut denganmu." Aaron membelalakkan matanya ke arah Reinhard.
Lalu dia menepukkan tangannya. Ada satu orang pelayan yang masuk dengan membawah sebuah kota hadiah.
"Aku tidak bisa menghadiri perayaan ulang tahun Nenek. Sangat disayangkan. Maka dari itu, aku kembali kali ini untuk memberi Nenek hadiah ulang tahun yang terlewat."
Rowanda tersenyum dan berkata, "Kamu bisa kembali saja sudah membuat Nenek merasa senang. Untuk apa sampai memberiku hadiah?"
"Nenek, ini adalah niat tulus kami," kata Chelsea, menambahkan.
Sambil berkata demikian, pelayan itu membuka kotak hadiah tersebut. Lalu benda yang ada di dalamnya pun dapat terlihat.
Liontin giok yang sempurna.
"Ini adalah batu giok Hotan yang paling murni."
Rowanda tersenyum dengan sangat lebar, "Aku menghargai niat Aaron dan Chelsea."
"Jika dibandingkan, tidak ada yang tahu. Sekalinya dibandingkan, mengejutkan sekali. Benar-benar seperti langit dan bumi," ujar Alfredo sembari menggali-gali kesalahan.
"Benar. Hadiah dari Kakak Ipar sangat bernilai. Sedangkan hadiah dari Reinhard ini, mungkin tidak lebih dari 5 Yuan." Renny Yun ikut menimpali.
"Haha, aku rasa dia membelinya di toko 2 Yuan," jawab Maxime.
Wajah Natasha terasa sangat panas. Dia terus menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara.
Reinhard hanya tersenyum dingin.
Tadinya dia tidak ingin menimbulkan masalah. Akan tetapi orang-orang ini sengaja menghampirinya dan meninju wajahnya. Maka dia juga tidak keberatan untuk membalas memukul wajah mereka hingga bengkak.
Reinhard menatap Aaron sambil berkata, "Memberi hadiah harus disertai dengan hati yang tulus. Apakah kamu sudah tertular Alfredo dan lainnya? Mereka juga suka memberi barang palsu sebagai hadiah."
Begitu dia berkata demikian, raut wajah semua orang yang ada di sana berubah.
Alfredo dan yang lainnya langsung marah.
"Reinhard, apa maksudmu," tanya Alfredo.
"Apa lagi yang bisa kumaksud? Apakah kamu masih tidak mengerti juga? Apakah kamu murid TK?"
"Kamu sengaja mencari gara-gara!" Maxime juga berkata dengan marah.
Aaron yang tadinya dipenuhi dengan senyuman, wajahnya berubah menjadi dingin dan kaku. Dia menatap Reinhard lurus-lurus dan berkata, "Jika hari ini kamu tidak menjelaskan hal ini, kamu tidak akan kuampuni!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved