Bab 11 Kegagalan Berlipat Ganda

by Josh Vid 08:01,Dec 14,2023
Sisa Seno Ma yang wajahnya sekarang terliihat pucat pasi dan juga sangat jelek.

Awalnya dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan pengalaman belajarnya di luar negeri, namun belum sempat dia memamerkannya, dirinya malah sudah diberi pelajaran hidup oleh Peter Lin duluan.

Dan salah satu hal menyebalkannya adalah dia tidak bisa membalas Peter Lin, karena kalau dia membalasnya, maka dia akan dicap tidak patriotisme, dan nasibnya mungkin akan berakhir lebih buruk.

"Baik, baik, aku akan selalu mengingatmu!"

Seno Ma sangat marah hingga mengertakkan giginya, lalu di bawah sorot mata hina semua orang dia melarikan diri dengan putus asa.

Kenya Su sendiri terkekeh dan berkata, "Tidak kusangka orang sepertimu tahu banyak hal."

Sambil bicara Kenya Su mengambil gelas dan meminum seteguk air.

Meski itu hanya gerakan biasa, tapi ketika itu dilakukan olehnya sudah cukup untuk memikat seluruh makhluk hidup yang ada di dunia.

“Atas nama kakakku, jangan salahkan aku dan bilang kalau aku tidak memberimu kesempatan. Kamu bisa minum tidak?”

Peter Lin mengangguk dan mengulurkan satu jarinya.

Sebelum dia sempat melanjutkan kata-kata, Melinda Cao sudah mengerutkan bibirnya, "Cuma bisa setengah kg, dan masih berani mengangguk?"

Di bawah meja, Kenya Su langsung mencubit tangan Melinda Cao, "Nanti malam jam 9 di Mix Bar, ku tunggu di sana."

Aksi kecil kedua orang tadi terlihat jelas oleh Peter Lin.

Dia tahu kedua gadis kecil ini pasti sedang merencanakan sesuatu.

Tapi karena dia bertekad untuk memulai segalanya dari Kenya Su, jaci dia akan menerobos dan mencoba apapun itu.

"Oke, kalau begitu sampai jumpa di jam 9 nanti."

Peter Lin berdiri dan hendak pergi, namun dihentikan oleh Melinda Cao.

“Hei, hei, belum bayar kamu sudah mau pergi begitu saja?”

Peter Lin membelalakkan matanya, "Masih harus aku yang bayar?"

"Omong kosong," Melinda Cao memutar matanya, "Kan kamu yang mengajak Kenya keluar makan, lalu kamu masih ingin kami yang membayarnya?"

Peter Lin tampak canggung, meski gaji yang diberikan Venia Ye tidak kecil, namun dia sekarang belum menerima satu sen pun.

"Tidak mungkinkan kamu pergi keluar kencan buta tapi tidak membawa uang. Wah kulit wajahmu tebal sekali!"

Melinda Cao terlihat tidak bisa berkata-kata.

Pada saat ini, pria yang baru saja memimpin tepuk tangan datang berkata, "Anak muda, karena kata-kata baikmu sebelumnya, makan kalian ini biar aku saja yang traktir!"

"Kak, mana enak lah."

Peter Lin tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

Pria itu lantas tersenyum dan melambaikan tangannya, "Tidak perlu sungkan, apa yang baru saja kamu katakan itu jauh lebih berharga daripada harga makanan ini."

Melinda Cao yang awalnya ingin mempermalukan Peter Lin, mendengar itu senyuman di wajahnya langsung langsung menghilang.

Setelah Peter Lin pergi, Melinda Cao
dengan penasaran bertanya, "Kenya, kok aku tidak tahu kalau malam ini ada acara?"

Kenya Su langsung tersenyum licik, "Ya karena acaranya baru ku putuskan barusan."

“Kamu pergi telepon Seno, bilang padanya kalau suasana hatiku sedang buruk dan malam ini ingin pergi bersenang-senang.”

"Oke, aku ingat dia minum arak putih lumayan jago bisa bergelas-gelas, jadi suruh dia saja yang datang selesaikan!"

Mata Melinda Cao saat ini juga ikut berbinar.

Kenya Su dengan bangga mengangkat kaki rampingnya dan menggoyangkan jari kakinya yang bersih.

"Huh, karena kakakku tidak mengizinkanku menolaknya, maka aku akan menyuruh dia yang menyingkir sendiri!"

Peter Lin yang kembali ke perusahaan kemudian terus menjalankan tugasnya sebagai pengawal.

Setelah mengantar Venia Ye pulang di malam hari, dia langsung keluar melalui jendela.

Ini hanya lantai 7, dia bisa meminjam tenaga dari udara untuk turun.

Melihat jam, tepat pukul 9, Peter Lin masuk ke Mix Bar tepat waktu.

Begitu dia masuk, penjaga keamanan langsung menghentikannya.

“Sana, pergi, pergi, kami tidak mencari satpam baru.”

Peter Lin tidak habis pikir dan mendumel, begini-begini dirinya juga seorang pengawal, meremehkan siapa sih mereka!

Dan dalam keputusasaan ini, dia hanya bisa menyebutkan nama Kenya Su, baru saat itu lah pihak tersebut dengan wajah kaget membiarkannya masuk.

Begitu masuk ke bar, Peter Lin melihat bilik mewah di sudut paling dalam, tempat Melinda Cao sedang berteriak-teriak ingin minum.

Kecuali Kenya Su, ada 5 atau 6 orang lainnya di sekitarnya dan semuanya pria.

Melinda Cao meminum minumannya dalam 1 tegukan, lalu berkata dengan nada menghina, "Hei, yang lainnya tidak boleh menyisakan satu tetespun ya, menyisakan 1 tetes untuk beternak ikan memangnya!"

Lalu Kenya Su yang melihat kedatangan Peter Lin langsung mengedipkan mata ke arah Melinda Cao.

Melinda Cao segera mengangguk, lalu menyeret Peter Lin ke kerumunan, "Semuanya, aku ingin memperkenalkan orang ini pada kalian, dia adalah partner kencan buta Kenya kita, Peter Lin!"

Mendengar kalau orang ini ternyata adalah partner kencan buta Kenya Su, mata semua orang yang hadir segera terfokus pada Peter Lin. Anak ini berpakaian biasa, dan perawakannya berada di level rata-rata.

Orang seperti ini pantas menjadi partner kencan buta Kenya Su?

Para anak muda yang sudah lama menganggap Kenya Su sebagai dewi langsung memancarkan kebencian di mata mereka.

Seno Ma yang telah dipermalukan olehnya siang tadi menjadi orang pertama yang berdiri, "Saudara Peter, aku minta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya. Cheers sebagai tanda hormatku!"

Segelas penuh berisi tiga ons whiskey, Seno Ma langsung meminum semuanya dalam satu tegukan.

Semua orang langsung bersorak, "Luar biasa, Kakak Ma!"

Seno Ma menyeka bibirnya dan memandang Peter Lin sambil tersenyum.

Sebelum datang tadi Melinda Cao sudah memberitahunya. Selama dia bisa membuat Peter Lin mabuk malam ini, maka dia akan memiliki kesempatan untuk pergi makan berdua dengan Kenya Su.

Melihat Seno Ma sudah selesai minum, Melinda Cao pun dengan cepat berkata, "Peter, semua orang sudah meminum minumannya, kenapa kamu masih tidak minum?"

Dia menyerahkan campuran anggur yang telah lama dituangkan olehnya kepada Peter Lin.

Para orang dibidang kilang anggur tahu kalau mencampurkan beberapa jenis anggur akan membuat orang tersebut lebih cepat mabuk!

Peter Lin tersenyum tipis, "Oke, apa yang terjadi sebelumnya mari kita lupakan saja, aku juga akan meminumnya!"

Gluk!

Gluk!

Gluk!

Melihat Peter Lin meminum semuanya tanpa ragu, Kenya Su pun menunjukkan senyuman puas.

Dia dengan suara pelan bertanya, "Melinda, apakah kamarnya sudah siap?"

“Tenang saja, semuanya sudah siap!”

Melinda Cao menyerahkan kunci kamar kepada Kenya Su, tapi wajahnya tampak khawatir, "Apakah kamu yakin ingin melakukan ini?"

"Tidak ada cara lain. Kalau aku tidak melakukannya maka semuanya akan terus seperti ini."

Mata Kenya Su bersinar penuh tekad.

Sementara itu Melinda Cao menghela napas, "Aku hanya takut. Jika terjadi kesalahan, maka..."

“Jangan khawatir, selama kita membuatnya mabuk, memangnya bisa terjadi apa?”

Kenya Su tersenyum percaya diri.

Dia mengambil gelas anggur lagi, "Ayo, mari kita angkat gelas bersama dan sambut Peter Lin!"

Peter Lin yang duduk di sampingnya, memiliki senyuman di matanya.

Percakapan setiap kata antara Kenya Su dan Melinda Cao barusan sampai ke telinganya.

Ternyata gadis kecil ini sedang merencanakan tindakan buruk!

Peter Lin tersenyum tipis, baik, karena kamu ingin bermain, maka aku akan menemanimu bermain sampai puas!"

Hari ini aku akan mengajarinya pepatah umum tentang kehilangan istri dan kehilangan pasukan pada saat yang bersamaan!

Selanjutnya, Seno Ma menjadi orang pertama, dan sisanya bergantian mengajaknya minum, ya mereka mulai menyerang Peter Lin.

Tidak peduli apakah itu arak putih, bir atau whiskey, semuanya dicampur menjadi satu, dan mereka meminumnya sesuka mereka.

Dalam waktu setengah jam, lantainya dipenuhi botol.

Mata Seno Ma berangsur-angsur menjadi kabur, "Hei, kamu, kulihat kok minum terus tapi tidak mabuk-mabuk?"

"Wajahku sudah merah. Kalau aku lanjut minum lagi, maka aku akan mabuk." Jawab Peter Lin sambil tersenyum.

Seno Ma mengutuk dalam hatinya, dari awal minum wajahnya memang sudah terlihat seperti itu.

Sekarang setelah minum beberapa kg bir, wajahnya masih sama, tidak berubah.

Seno Ma yang merasa perutnya mual, awalnya ingin menyerah.

Tapi saat dia melihat mata Kenya Su, dia hanya bisa menahan diri, "Baik bro, ayo minum lagi!"

Kali ini, benar benar satu botol bir.

Seno Ma mengangkat lehernya, tetapi setelah menyesap beberapa kali, dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi dan memuntahkan semuanya.

"Huek! Huek--"

Bau tak sedap tiba-tiba memenuhi tempat itu.

Melihat pemandangan ini, wajah Kenya Su menjadi jelek.

Melinda Cao melambaikan tangannya dengan jijik, "Cepat bawa dia ke toilet, menjijikkan sekali!"

“Aku…Aku tidak mabuk, aku masih bisa, bisa minum!”

Seno Ma tergeletak di tanah, seperti seekor ikan loach yang hidup, berguling-guling di atas muntahannya sendiri.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250