Bab 12 Kalah Sekali Lepas Satu Pakaian
by Josh Vid
08:01,Dec 14,2023
Beberapa anak di sana menyeret Seno Ma dengan paksa hingga akhirnya menyeretnya ke dalam toilet.
Semua orang saling memandang, mereka memandang Peter Lin seolah-olah mereka sedang melihat monster.
Mereka di sini siapa yang tidak tahu kapasitas minum Seno Ma, dari kecil dia sudah berkecimpung di tempat minuman keras seperti ini, dan minum arak putih itu seperti minum air putih biasa.
Kenya Su memandang Peter Lin sambil berpikir, dia terlalu meremehkannya dan tidak menyangka kalau kekuatan meminumnya bisa melampaui Seno Ma.
Sementara Peter Lin, sebaliknya, wajahnya tampak sedikit mabuk, hanya dalam hatinya mencibir.
Tidak tahu saja kalau dia dari berumur 7 tahun sudah diam-diam meminum anggur Raja Kera!
Mau melawanku, kalian masih terlalu muda!
“Bukannya siang tadi kamu bilang kalau kamu hanya bisa meminum setengah kg?” Tanya Melinda Cao dengan kesal.
Dan Peter Lin terlihat berpura-pura bingung, "Kapan aku mengatakan itu?"
"Kamu masih tidak mengakuinya? Siang tadi, Kenya dan aku sama-sama lihat. Saat aku bertanya berapa banyak yang bisa kamu minum, kamu hanya mengulurkan satu jarimu."
Peter Lin dengan tidak enak menggaruk kepalanya, "Oh, kamu salah paham, maksudku itu, aku bisa minum terus dan sebanyak mungkin."
Mendengar ini, Kenya Su rasanya mau mengeluarkan seteguk darah.
Dia segera mengangkat kepalanya dan menyingsingkan lengan bajunya dengan marah, memperlihatkan lengannya yang putih dan lembut, "Oke, minum terus, ‘kan? Baik aku akan menemanimu!"
Melinda Cao terlihat mengambil gelas anggur, "Tambahkan gelasku satu!"
Tapi seorang pemuda dengan kemeja kotak-kotak segera berdiri, "Melinda, jangan memaksa diri, aku akan menggantikanmu."
Melinda Cao memutar matanya ke arahnya, "Minggir, kamu pikir aku butuh bantuanmu?"
Saat mengatakan itu, Melinda Cao mengedipkan mata pada orang-orang di sekitarnya.
Orang-orang lainnya juga mengangkat gelas mereka, "Ayo, kita semua bergabung bersama!"
Sekarang, semua orang kecuali Seno Ma yang mabuk langsung berdiri.
Tapi Kenya Su tentu tidak bodoh, dia sudah melihat kalau Peter Lin bisa minum, jadi dia tidak memilih untuk memaksa diri.
“Kita minum sebanyak apapun itu tidak guna, ayo sambil main permainan!
Melinda Cao segera menjawab, "Ya, iya, tapi aku dan Kenya perempuan, jadi kalian harus lebih mengalah ya."
Dalam beberapa jam berikutnya, mereka mulai bermain permainan apa saja, mulai dari berapa banyak lebah hingga menghitung katak.
Kalau pria yang kalah maka mereka akan meminum segelas penuh.
Tapi jika perempuan yang kalah, mereka akan meminum sepertiganya.
Setelah beberapa putaran, meskipun Peter Lin menang lebih banyak daripada kalah, tapi dia juga tidak tahan dengan permainan ini.
Melihat wajah Peter Lin yang semakin merah, Kenya Su pun tersenyum, dia tidak percaya kalau permainan ini tidak mampu membuatnya mabuk.
Saat Peter Lin minum sampai mau tersedak, seorang pria di sana tumbang.
Saat wajah Peter Lin sudah memerah, dua orang di sana ikut terjatuh.
Saat mata Peter Lin kabur, semua pria di sana juga sudah terjatuh...
Peter Lin mengangkat gelasnya lagi, "Aku, aku tidak bisa minum lagi, aku sudah mabuk."
Mendengar ini, Kenya Su hanya ingin mengambil botol anggur itu dan menghancurkannya langsung ke kepalanya!
Telinganya hampir kapalan mendengar kalimat ini.
Putaran lainnya berlalu lagi, dan Melinda Cao sudah tidak tahan lagi, dia memeluk kursi dan duduk di tanah sambil tersenyum konyol.
Melihat semua orang mabuk, Kenya Su tiba-tiba merasakan rasa takut di hatinya.
Yang dia tidak tahu adalah, waktu mereka minum tadi, Peter Lin sengaja membiarkannya dan meninggalkannya di akhir.
Pada saat ini, tubuh Peter Lin tiba-tiba bergoyang dan pingsan di atas sofa.
"Peter Lin? Peter Lin?"
Kenya Su memanggilnya beberapa kali, tapi Peter Lin tidak bergerak sama sekali.
Kenya Su akhirnya menunjukkan senyuman, "Huh, kukira kamu juga tidak akan mabuk setelah meminum seribu gelas, tapi ternyata kamu sama saja dengan yang lainnya!"
Dia menepuk Melinda Cao, tapi Melinda Cap bahkan tidak bisa berdiri.
Tidak ada cara lain, Kenya Su hanya bisa menyeret Peter Lin sendirian dan membawanya ke atas.
Mengeluarkan kartu kamar yang diberikan oleh Melinda Cao sebelumnya, dengan bunyi ‘bip’ Kenya Su membuka pintunya.
"Padahal tidak kelihatan gendut, tapi kenapa berat sekali sih?"
Kenya Su menyeka keringat di dahinya, setelah melepaskan semua tenaganya, dia akhirnya berhasil melemparkan Peter Lin ke tempat tidur.
"Huft……"
Kenya Su menghela napas panjang, menatap Peter Lin di tempat tidur, dan perlahan berpindah ke sisinya.
Ini rencananya!
Pertama, dia akan membuat Peter Lin mabuk, lalu mengambil foto mesra dirinya bersamanya.
Begitu saatnya tiba, dia akan pulang dengan membawa foto tersebut dan langsung menuduh Peter Lin mabuk dan berbuat tidak senonoh dengannya.
Ya seorang pria yang berkelakuan buruk bagaimana bisa memiliki hubungan dengannya? Tapi tentu saja, perkembangan yang terjadi saat ini masih di luar ekspektasi Kenya Su.
Menurut rencana sebelumnya, dia dan Melinda Cao akan melakukan semua ini bersama-sama.
Dia akan membungkus dirinya dengan selimut dan berbaring di samping Peter Lin, kemudian membiarkan Melinda Cao mengambil foto mereka.
Tapi sekarang, dia hanya bisa melakukannya sendiri.
Kenya Su mengangkat Peter Lin dengan susah payah dan mulai melepas kaos lengan pendeknya.
Begitu kaos pendeknya dilepas, perut six pack Peter Linpun langsung terlihat.
Wajah cantik Kenya Su tiba-tiba memerah, ia tidak menyangka pria ini memiliki bentuk badan yang cukup bagus.
Mungkinkah ini sebabnya kakaknya begitu memujinya?
Semua atasannya sudah dilepas, dan saat giliran celananya, Kenya Su jadi ragu-ragu.
"Sudah lah, kalau tidak, kakakku pasti tidak akan percaya!"
Kenya Su mengertakkan gigi, memejamkan mata, dan mulai meraba-raba ikat pinggang Peter Lin.
Saat ini, sebuah suara tiba-tiba terdengar di telinganya, "Bagaimana kalau aku yang melakukannya sendiri?"
Kenya Su tiba-tiba membuka matanya dan memandang Peter Lin yang setengah tersenyum, tangannya langsung tidak tahu harus diletakkan di mana.
"Kamu…Kamu…Kamu……"
Kenya Su terlihat tergagap, tapi tidak bisa berkata apa-apa dan pikirannya menjadi kosong.
Peter Lin tersenyum lalu berkata, "Aku kenapa? Kalau kamu mau, kamu bisa memberi tahuku secara langsung. Tidak perlu melakukan semua ini."
"Kok kamu tidak mabuk?!" Mata Kenya Su membelalak.
Peter Lin mengangkat bahunya, "Aku punya kebiasaan terlihat setengah sadar beberapa saat ketika hendak mabuk."
Begitu kata-kata itu keluar, Peter Lin meraih tangan kecil Kenya Su, "Aku tidak menyangka kalau kamu juga menyukaiku, syukurlah!"
Wajah Kenya Su langsung menjadi pucat karena ketakutan, "Kamu...jangan lakukan ini, kalau tidak aku akan berteriak."
"Kamu mau teriak panggil siapa, orang-orang yang sudah mabuk di bawah sana?"
Kenya Su memutar matanya, "Karena kamu belum minum sampai kenyang, bagaimana kalau kita minum lagi?"
"Boleh, ayo kita minum berdua saja. Rasanya pasti akan berbeda."
Kenya Su langsung mengangguk cepat, "Kalau begitu tunggu, aku akan mengambil anggurnya sekarang."
"Tidak perlu," Peter Lin mengeluarkan dua botol whiskey kecil dari saku pinggulnya dan berkata, "Aku sudah membawanya."
Kenya Su seperti hendak menangis, dia saat ini bagaimana mungkin tidak panik?
Kemudian dengan memaksakan senyuman dia pun berkata, "Kalau begitu, mari kita lanjutkan bermain permainan?"
“Baiklah, tapi kali ini selain minum, aku juga mau menambahkan syarat lain?”
“Apa itu?”
Peter Lin memandang Kenya Su dari atas ke bawah dan tersenyum, "Siapa pun yang kalah akan melepas satu helai pakaiannya."
Kenya Su yang semula ingin langsung menolak, tiba-tiba teringat perkataan Peter Lin tadi.
Sekarang Peter Lin sudah akan mencapai batasnya, sementara dirinya masih sadar sepenuhnya.
Jika dia tidak bisa membuat Peter Lin mabuk, maka pekerjaannya malam ini akan sia-sia!
Kenya Su akhirnya mengertakkan giginya, "Baik, aku setuju!"
Mengambil setumpuk kartu remi, pilih satu secara acak, lalu membandingkan besar kecil angkanya, itu permainannya.
Di beberapa ronde pertama, Peter Lin seolah menginjak kotoran, semuanya dengan kartu kecil seperti 345.
Kenya Su cukup pintar, namun dia tidak lupa bahwa tujuannya adalah membuat Peter Lin mabuk.
"Aku juga tidak melihatmu melepas pakaianmu, jadi minumlah satu gelas lagi."
Peter Lin mengangguk dan mengisi gelasnya.
Setelah beberapa putaran, Peter Lin sendiri hampir meminum sebotol.
Kenya Su diam-diam senang dan bermain lebih bersemangat.
Saat dia mengira dia punya peluang untuk menang, situasinya tiba-tiba berbalik.
Dia kalah dalam beberapa putaran berikutnya!
"Aku akan melepas kaus kakiku dulu!"
"Kali ini yang satunya!"
"Ini jepit rambutku!"
"Ini gelangku!"
Setelah beberapa ronde, meski pipi Kenya Su memerah karena minum, untungnya dia masih mengenakan pakaian dan tidak membiarkan Peter Lin memanfaatkannya.
Di putaran game berikutnya, dia kalah lagi.
Mata Kenya Su saat ini sudah kabur, "Ini...Ini aku…"
Semua orang saling memandang, mereka memandang Peter Lin seolah-olah mereka sedang melihat monster.
Mereka di sini siapa yang tidak tahu kapasitas minum Seno Ma, dari kecil dia sudah berkecimpung di tempat minuman keras seperti ini, dan minum arak putih itu seperti minum air putih biasa.
Kenya Su memandang Peter Lin sambil berpikir, dia terlalu meremehkannya dan tidak menyangka kalau kekuatan meminumnya bisa melampaui Seno Ma.
Sementara Peter Lin, sebaliknya, wajahnya tampak sedikit mabuk, hanya dalam hatinya mencibir.
Tidak tahu saja kalau dia dari berumur 7 tahun sudah diam-diam meminum anggur Raja Kera!
Mau melawanku, kalian masih terlalu muda!
“Bukannya siang tadi kamu bilang kalau kamu hanya bisa meminum setengah kg?” Tanya Melinda Cao dengan kesal.
Dan Peter Lin terlihat berpura-pura bingung, "Kapan aku mengatakan itu?"
"Kamu masih tidak mengakuinya? Siang tadi, Kenya dan aku sama-sama lihat. Saat aku bertanya berapa banyak yang bisa kamu minum, kamu hanya mengulurkan satu jarimu."
Peter Lin dengan tidak enak menggaruk kepalanya, "Oh, kamu salah paham, maksudku itu, aku bisa minum terus dan sebanyak mungkin."
Mendengar ini, Kenya Su rasanya mau mengeluarkan seteguk darah.
Dia segera mengangkat kepalanya dan menyingsingkan lengan bajunya dengan marah, memperlihatkan lengannya yang putih dan lembut, "Oke, minum terus, ‘kan? Baik aku akan menemanimu!"
Melinda Cao terlihat mengambil gelas anggur, "Tambahkan gelasku satu!"
Tapi seorang pemuda dengan kemeja kotak-kotak segera berdiri, "Melinda, jangan memaksa diri, aku akan menggantikanmu."
Melinda Cao memutar matanya ke arahnya, "Minggir, kamu pikir aku butuh bantuanmu?"
Saat mengatakan itu, Melinda Cao mengedipkan mata pada orang-orang di sekitarnya.
Orang-orang lainnya juga mengangkat gelas mereka, "Ayo, kita semua bergabung bersama!"
Sekarang, semua orang kecuali Seno Ma yang mabuk langsung berdiri.
Tapi Kenya Su tentu tidak bodoh, dia sudah melihat kalau Peter Lin bisa minum, jadi dia tidak memilih untuk memaksa diri.
“Kita minum sebanyak apapun itu tidak guna, ayo sambil main permainan!
Melinda Cao segera menjawab, "Ya, iya, tapi aku dan Kenya perempuan, jadi kalian harus lebih mengalah ya."
Dalam beberapa jam berikutnya, mereka mulai bermain permainan apa saja, mulai dari berapa banyak lebah hingga menghitung katak.
Kalau pria yang kalah maka mereka akan meminum segelas penuh.
Tapi jika perempuan yang kalah, mereka akan meminum sepertiganya.
Setelah beberapa putaran, meskipun Peter Lin menang lebih banyak daripada kalah, tapi dia juga tidak tahan dengan permainan ini.
Melihat wajah Peter Lin yang semakin merah, Kenya Su pun tersenyum, dia tidak percaya kalau permainan ini tidak mampu membuatnya mabuk.
Saat Peter Lin minum sampai mau tersedak, seorang pria di sana tumbang.
Saat wajah Peter Lin sudah memerah, dua orang di sana ikut terjatuh.
Saat mata Peter Lin kabur, semua pria di sana juga sudah terjatuh...
Peter Lin mengangkat gelasnya lagi, "Aku, aku tidak bisa minum lagi, aku sudah mabuk."
Mendengar ini, Kenya Su hanya ingin mengambil botol anggur itu dan menghancurkannya langsung ke kepalanya!
Telinganya hampir kapalan mendengar kalimat ini.
Putaran lainnya berlalu lagi, dan Melinda Cao sudah tidak tahan lagi, dia memeluk kursi dan duduk di tanah sambil tersenyum konyol.
Melihat semua orang mabuk, Kenya Su tiba-tiba merasakan rasa takut di hatinya.
Yang dia tidak tahu adalah, waktu mereka minum tadi, Peter Lin sengaja membiarkannya dan meninggalkannya di akhir.
Pada saat ini, tubuh Peter Lin tiba-tiba bergoyang dan pingsan di atas sofa.
"Peter Lin? Peter Lin?"
Kenya Su memanggilnya beberapa kali, tapi Peter Lin tidak bergerak sama sekali.
Kenya Su akhirnya menunjukkan senyuman, "Huh, kukira kamu juga tidak akan mabuk setelah meminum seribu gelas, tapi ternyata kamu sama saja dengan yang lainnya!"
Dia menepuk Melinda Cao, tapi Melinda Cap bahkan tidak bisa berdiri.
Tidak ada cara lain, Kenya Su hanya bisa menyeret Peter Lin sendirian dan membawanya ke atas.
Mengeluarkan kartu kamar yang diberikan oleh Melinda Cao sebelumnya, dengan bunyi ‘bip’ Kenya Su membuka pintunya.
"Padahal tidak kelihatan gendut, tapi kenapa berat sekali sih?"
Kenya Su menyeka keringat di dahinya, setelah melepaskan semua tenaganya, dia akhirnya berhasil melemparkan Peter Lin ke tempat tidur.
"Huft……"
Kenya Su menghela napas panjang, menatap Peter Lin di tempat tidur, dan perlahan berpindah ke sisinya.
Ini rencananya!
Pertama, dia akan membuat Peter Lin mabuk, lalu mengambil foto mesra dirinya bersamanya.
Begitu saatnya tiba, dia akan pulang dengan membawa foto tersebut dan langsung menuduh Peter Lin mabuk dan berbuat tidak senonoh dengannya.
Ya seorang pria yang berkelakuan buruk bagaimana bisa memiliki hubungan dengannya? Tapi tentu saja, perkembangan yang terjadi saat ini masih di luar ekspektasi Kenya Su.
Menurut rencana sebelumnya, dia dan Melinda Cao akan melakukan semua ini bersama-sama.
Dia akan membungkus dirinya dengan selimut dan berbaring di samping Peter Lin, kemudian membiarkan Melinda Cao mengambil foto mereka.
Tapi sekarang, dia hanya bisa melakukannya sendiri.
Kenya Su mengangkat Peter Lin dengan susah payah dan mulai melepas kaos lengan pendeknya.
Begitu kaos pendeknya dilepas, perut six pack Peter Linpun langsung terlihat.
Wajah cantik Kenya Su tiba-tiba memerah, ia tidak menyangka pria ini memiliki bentuk badan yang cukup bagus.
Mungkinkah ini sebabnya kakaknya begitu memujinya?
Semua atasannya sudah dilepas, dan saat giliran celananya, Kenya Su jadi ragu-ragu.
"Sudah lah, kalau tidak, kakakku pasti tidak akan percaya!"
Kenya Su mengertakkan gigi, memejamkan mata, dan mulai meraba-raba ikat pinggang Peter Lin.
Saat ini, sebuah suara tiba-tiba terdengar di telinganya, "Bagaimana kalau aku yang melakukannya sendiri?"
Kenya Su tiba-tiba membuka matanya dan memandang Peter Lin yang setengah tersenyum, tangannya langsung tidak tahu harus diletakkan di mana.
"Kamu…Kamu…Kamu……"
Kenya Su terlihat tergagap, tapi tidak bisa berkata apa-apa dan pikirannya menjadi kosong.
Peter Lin tersenyum lalu berkata, "Aku kenapa? Kalau kamu mau, kamu bisa memberi tahuku secara langsung. Tidak perlu melakukan semua ini."
"Kok kamu tidak mabuk?!" Mata Kenya Su membelalak.
Peter Lin mengangkat bahunya, "Aku punya kebiasaan terlihat setengah sadar beberapa saat ketika hendak mabuk."
Begitu kata-kata itu keluar, Peter Lin meraih tangan kecil Kenya Su, "Aku tidak menyangka kalau kamu juga menyukaiku, syukurlah!"
Wajah Kenya Su langsung menjadi pucat karena ketakutan, "Kamu...jangan lakukan ini, kalau tidak aku akan berteriak."
"Kamu mau teriak panggil siapa, orang-orang yang sudah mabuk di bawah sana?"
Kenya Su memutar matanya, "Karena kamu belum minum sampai kenyang, bagaimana kalau kita minum lagi?"
"Boleh, ayo kita minum berdua saja. Rasanya pasti akan berbeda."
Kenya Su langsung mengangguk cepat, "Kalau begitu tunggu, aku akan mengambil anggurnya sekarang."
"Tidak perlu," Peter Lin mengeluarkan dua botol whiskey kecil dari saku pinggulnya dan berkata, "Aku sudah membawanya."
Kenya Su seperti hendak menangis, dia saat ini bagaimana mungkin tidak panik?
Kemudian dengan memaksakan senyuman dia pun berkata, "Kalau begitu, mari kita lanjutkan bermain permainan?"
“Baiklah, tapi kali ini selain minum, aku juga mau menambahkan syarat lain?”
“Apa itu?”
Peter Lin memandang Kenya Su dari atas ke bawah dan tersenyum, "Siapa pun yang kalah akan melepas satu helai pakaiannya."
Kenya Su yang semula ingin langsung menolak, tiba-tiba teringat perkataan Peter Lin tadi.
Sekarang Peter Lin sudah akan mencapai batasnya, sementara dirinya masih sadar sepenuhnya.
Jika dia tidak bisa membuat Peter Lin mabuk, maka pekerjaannya malam ini akan sia-sia!
Kenya Su akhirnya mengertakkan giginya, "Baik, aku setuju!"
Mengambil setumpuk kartu remi, pilih satu secara acak, lalu membandingkan besar kecil angkanya, itu permainannya.
Di beberapa ronde pertama, Peter Lin seolah menginjak kotoran, semuanya dengan kartu kecil seperti 345.
Kenya Su cukup pintar, namun dia tidak lupa bahwa tujuannya adalah membuat Peter Lin mabuk.
"Aku juga tidak melihatmu melepas pakaianmu, jadi minumlah satu gelas lagi."
Peter Lin mengangguk dan mengisi gelasnya.
Setelah beberapa putaran, Peter Lin sendiri hampir meminum sebotol.
Kenya Su diam-diam senang dan bermain lebih bersemangat.
Saat dia mengira dia punya peluang untuk menang, situasinya tiba-tiba berbalik.
Dia kalah dalam beberapa putaran berikutnya!
"Aku akan melepas kaus kakiku dulu!"
"Kali ini yang satunya!"
"Ini jepit rambutku!"
"Ini gelangku!"
Setelah beberapa ronde, meski pipi Kenya Su memerah karena minum, untungnya dia masih mengenakan pakaian dan tidak membiarkan Peter Lin memanfaatkannya.
Di putaran game berikutnya, dia kalah lagi.
Mata Kenya Su saat ini sudah kabur, "Ini...Ini aku…"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved