Bab 19 Kalau Menang Akan Menjadi Pacarnya

by Josh Vid 08:01,Dec 14,2023
Peter Lin mengerutkan keningnya bertanya, "Di dalam memangnya sedang ada apa?"

Melinda Cao tersenyum meremehkan, "Kenapa, belum masuk tapi kamu sudah takut duluan?"

"Kamu mau memberitahu aku tidak, kalau tidak aku akan pergi."

Bersamaan itu, Peter Lin pun akan berbalik dan pergi dari sana.

Melihat itu Melinda Cao kesal sampai tidak bisa berkata-kata. Orang ini kok berbeda dari yang lain ya?

Dia biasanya menggunakan metode memancing, dan para pria satu persatu akan semakin aktif dan terpancing.

Namun saat dihadapkan oleh Peter Lin, metode itu sepertinya sama sekali tidak berguna.

Melinda Cao memelototinya, akhirnya hanya bisa menjelaskan, "Ini adalah pertandingan final bola basket dari acara olahraga rumah sakit kami, dan ini juga merupakan lomba favorit Kenya!"

"Oh, jadi?"

Melinda Cao memutar matanya ke arah Peter Lin, "Jadi aku sudah mendaftarkan namamu, nanti kamu bertanding dan kalahkan mereka satu-persatu!"

Saat mengatakan ini, mata Melinda Cao penuh dengan sarkasme.

Dia sendiri tahu di rumah sakit kecil Lintown ini sebenarnya tengah bersembunyi seekor harimau naga yang meringkuk.

Di antara para dokter ini semua juara kompetisi amatir kota dan pengganti tim junior provinsi.

Yang lebih penting adalah Melinda Cao juga menyewa bantuan ‘khusus’!

Singkatnya, acara final hari ini penuh dengan para atlet basket!

Dia memanggil Peter Lin ke sini hanya untuk mempermalukannya, jadi ke depannya dia tidak akan punya wajah untuk datang menemui Kenya Su lagi!

"Kamu sudah mendaftarkan namaku?"

Peter Lin mengerutkan keningnya.

Melinda Cao mengangguk, "Kenya Su menyukai pria yang pandai bermain basket. Aku juga berniat membantumu. Selama kamu bisa memenangkan pertandingan terakhir, maka dia akan bersedia menjadi pacarmu!"

"Sungguh?"

"Iya sungguh, dia ada di baris pertama auditorium. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa menanyakannya sendiri!"

Peter Lin akhirnya turun ke lapangan. Di lapangan basket, ada dua tim yang bertanding dengan sengit.

Standnya dipenuhi orang, dan semua orang bersorak sorai.

Melinda Cao membawa Peter Lin ke hadapan Kenya Su.

"Kenapa kamu ke sini lagi?"

Kenya Su memalingkan muka dengan kesal.

Peter Lin terdiam tidak bisa berkata-kata, ‘kak, sekalipun kalian ingin berbohong dan berniat mempermalukanku, setidaknya kalian berdua samakan dulu lah kata-katanya, ya kan?’

“Kalau aku bisa menang, kamu akan menjadi pacarku?”

Mendengar ini Kenya Su langsung menatap Melinda Cao dengan mata terbelalak dan ekspresi bingung.

Dan detik itu juga Melinda Cao menyenggol bahu Kenya Su dan mengedipkan mata padanya.

Meskipun tidak memahami situasinya, Kenya Su akhirnya hanya bisa menganggukkan kepalanya, "Baik, deal."

"Okelah kalau begitu, aku akan bersiap untuk pertandingannya."

Peter Lin kemudian menerima nomor tanding yang diserahkan oleh Melinda Cao m.

Melinda Cao tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, "Ayo cepat, sebentar lagi giliranmu."

Setelah Peter Lin pergi, Kenya Su segera meraih tangan Melinda Cao, "Ide apa lagi yang ada di kepalamu saat ini?"

Melinda Cao tersenyum misterius, "Coba kamu pikir, jika dia dihabisi oleh orang-orang ini di depan umum, ke depannya nanti apakah dia masih ada wajah untuk mengejarmu?"

"Ya masuk akal sih..."

Tapi Kenya Su memiliki sedikit kekhawatiran di matanya, "Tetapi bagaimana jika dia menang?"

"Tidak mungkin!"

Melinda Cao sangat percaya diri, "Apakah kamu tahu siapa yang aku temukan untuk mengalahkannya?"

"Siapa?"

"Orang ini dulu belajar seni bela diri dari Bull, dan kemudian bergabung dengan tim bola basket kota kita. Dia sangat luar biasa!"

Kenya Su merasa lega saat mendengar nama Bull.

Meskipun dia tidak peduli dengan hal semacam ini, tapi dia masih mengetahui reputasi seorang Bull.

Sepasang tinjunya telah menghantam dunia tinju bawah tanah Lintown, tetapi baru-baru ini, sepertinya dia belum mendengar kabarnya lagi.

Anak di bawah Bull, ditambah anggota basket grup kota.

Datang ke tempat lomba amatir seperti rumah sakit ini sama dengan pembantaian total untuk yang orang lainnya!

Melinda Cao tersenyum dan menarik Kenya Su, "Jadi, jangan khawatir, setelah malam ini, Peter Lin tidak akan pernah muncul di hadapanmu lagi."

Bersamaan pertandingan berakhir, MC pun datang memasuki lapangan.

"Semuanya, final telah berakhir, dan orang berikutnya yang muncul adalah tamu istimewa misterius!"

Pembawa acara tampak bersemangat, "Mari kita berikan tepuk tangan terhangat untuk menyambut tim bola basket profesional kota yang dibawakan oleh Kensen Fang, Dewa Kematian!"

Begitu kata-kata itu keluar, seluruh tempat menjadi heboh!

"Apa, Kensen Fang ada di sini?!"

"Aku dengar dia baru-baru ini memimpin tim bola basket Lintown kita dan memenangkan banyak penghargaan di provinsi ini!"

“Siapa di rumah sakit kita yang bisa bersaing dengan orang hebat seperti itu?”

Melihat ekspresi bingung di wajah semua orang, pembawa acara pun menjelaskan, "Ini adalah pertandingan untuk penonton dan tidak akan mempengaruhi kemenangan atau kekalahan sebelumnya."

Bersamaan itu, seorang pria jangkung keluar dari lapangan terlebih dahulu.

Tingginya hampir dua meter, dengan perawakan kuat dan wajah garang.

Di belakangnya, sekelompok pemain basket juga sama agresifnya dan memiliki sorot mata bengis.

Seketika semua orang mulai menantikannya.

Hari ini bisa melihat Kensen Fang bertanding sungguh sebuah tontonan yang worth it!

“Selanjutnya, mari kita sambut lawannya, tim Rumah Sakit Lintown yang dipimpin oleh Lin, Peter Lin!”

Saat menyebut nama ini, wajah pembawa acara berubah menjadi aneh.

Namanya asing dan tidak ada prestasi.

Bagaimana orang seperti itu bisa bermain di final?

Melihat Peter Lin memimpin orang ke atas panggung, semua orang mencemooh dan menghinanya.

“Salah tidak, orang ini bahkan tidak terlihat sekuat aku. Dia naik ke sana bukankah sama dengan cari mati?”

"Lihatlah anggota tim di belakangnya, mereka semua terlihat seperti terong yang terkena embun beku. Pertandingan nanti pasti akan menjadi pembantaian sepihak!"

Peter Lin muncul di panggung dengan ekspresi yang sangat jelek.

Anggota tim yang dicarikan Melinda Cao untuknya terlalu lemah!

Ada yang tinggi, ada yang pendek, gemuk, bahkan kurus pun juga ada!

Peter Lin bahkan bertanya-tanya, apakah orang-orang ini sebelumnya pernah menyentuh bola basket?

Dia menyenggol seorang pria berkacamata di sebelahnya, "Hei, bro, kamu mau bermain sebagai penyerang atau bek?"

Anak berkacamata itu tampak bingung, "Apa itu bek?"

“Yang benar saja, kamu dulu bermain basket, posisimu apa?”

Anak berkacamata itu terkekeh, "Aku sebelumnya tidak pernah bertanding, ada seorang wanita cantik yang memberiku 200 dan memintaku datang ke sini untuk mengisi orang."

Tak perlu dikatakan lagi, wanita itu pasti Melinda Cao!

Peter Lin mencibir, oke, karena kamu sangat ingin melihatku kalah, maka akan ku tunjukkan kebalikannya!

Melihat anggota tim kota yang tampak seperti harimau dan naga di depannya, Peter Lin menyipitkan matanya, menunjukkan keseriusan yang langka!

Saat ini, bahkan pembawa acara tidak bisa memuluskan keadaan, ya karena dia tidak melihat peluang Peter Lin untuk menang.

"Permainan dimulai!"

Setelah meninggalkan kalimat seperti itu, pembawa acara segera meninggalkan lapangan basket.

Sebuah cibiran muncul di bibir Kensen Fang, "Aku tidak menyangka kalau kamu akan benar-benar berani datang kemari?"

"Kenapa tidak?" Peter Lin mengangkat bahunya.

Melihat dia tidak panik sama sekali, Kensen Fang merasa sedikit kesal, "Anak busuk, tunggu setelah aku menghajar kalian semua hingga jatuh, kamu baru tahu apa itu penyesalan!"

Peter Lin mengangkat bahunya, "Kamu sangat hebat ya?"

Mendengar ini, Kensen Fang tercengang Siapa di Lintown ini yang tidak mengenal Kensen Fang dari tim basket kota?!

Dia pernah bertarung masuk dan keluar dari lingkaran tinju bawah tanah, dan kemudian pindah ke bola basket profesional. Dia adalah center nomor satu di tim Kota Lintown!

Apakah anak ini sedang bercanda?

Wajah Kensen Fang menjadi semakin jelek, "Dengar, namaku Kensen Fang, aku murid Bull dan sekarang menjadi pusat tim kota!"

Bull? Siapa itu?

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250