Bab 7 Menantu baru keluarga Azman holding
by Edy official
14:56,Jun 23,2021
Masih di mansion Azman holding.
Terlihat acara sudah sepenuhnya terselesaikan hanya tinggal menunggu sang pengantin pria menjabat tangan penghulu setelah itu selesai. Keluarga Azman holding resmi memiliki seorang menantu.
Ke-harapan yang di tunggu-tunggu oleh Kakek Azman akhirnya tercapai juga. Kakek Azman sangat berharap agar Wulan bisa merubah sikap Vino yang menurut Kakek Azman sangat keterlaluan.
Kelakuannya harus segera di ubah kalau tidak akan terus-menerus seperti itu pikir kakek Azman. Tersenyum senang dengan apa yang sudah di putuskan.
Kedua sudut bibirnya semakin mengembang menapakkan senyuman manis memenuhi bibir hitamnya tak kala manik-manik matanya menatap sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya turun juga. Ya, siapa lagi kalau bukan cucunya, Vino.
Yang sedang melayang langkah kakinya turun menuruni anak tangga. Langkahnya yang pelan penuh irama sungguh membuat ia berkarisma. Vino sudah siap dengan stelan jas putih rambutnya yang coklat direbahkan kesamping menampakkan sedikit warna kulit kepalanya berhasil membuat Vino bak pangeran di negeri dongeng.
Seluruh pasang mata tak berpaling menatap kearah Vino, mereka sangat terpesona melihat pria blesteran surga sedang turun. Tak berkedip untuk kesekian kalinya.
Bella yang merupakan satu-satunya model yang hadir di acara itu melihat ketampanan Vino tersenyum kecil tapi sayang senyumannya itu hanya untuk beberapa detik saja, setelah itu sirna hilang tanpa jejak sedikitpun.
Dirinya kembali tersadar kalau Vino kali ini tidak turun untuknya melainkan untuk Wulan. Seorang pelayan yang berani merebut kekasihnya.
Kedua gigi putih Bella kembali'merapat dengan sempurna bayang-bayang Wulan memenuhi pikirannya.
"Wanita sialan, jangan pernah berpikir kalau kamu bisa merebut Vino dariku itu tidak akan pernah terjadi. Aku bahkan tidak akan membiarkan Vino menyentuhmu walau hanya sedetik. Cihhhh .... Kau lihat saja sampai kapan kau akan bertahan menjadi istri Vino Azman holding." gumam Bella dalam hatinya.
"Papa, tolong hentikan ini Pah. Erie tahu kalau Vino sudah melakukan kesalahan yang membuat papa marah tapi tidak seharusnya Papa menghukum Vino seperti ini Pah. Wanita itu tidak sederajat dengan kita Pah bagaimana bisa dia menjadi istri Vino," nyonya Erie tak kuasa membayangkan apa yang akan terjadi sebelum semuanya benar-benar terlambat nyonya Erie tak akan berhenti membujuk kakek Azman untuk merubah keputusannya.
"Erie, jangan halangi pernikahan ini. Aku sudah memutuskannya dan harus segera terjadi. Kalau kamu merasa tidak suka kamu bisa mengurung dirimu di kamar sampai acara ini selain," tukas Kakek Azman.
"Papa ...." nyonya Erie kehabisan kata-kata untuk membujuk mertuanya ini. Percuma karena tidak akan satupun dari perkataannya akan di dengarkan.
Kedua tangan nyonya Erie sudah sepenuhnya mengepal diiringi sorot matanya begitu tajam.
***
Acara pun selesai tak berlangsung lama Vino setelah Vino turun dia langsung saja mendatangi penghulu dan membacakan ijab kabul. Hanya sekali tutur bagi Vino membaca ijab kabul.
Setelah para saksi mengatakan sah, maka resmilah Wulan menjadi menantu dari keluarga besar yang berada di Indonesia. Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi padanya.
Wulan yang masih berada dikamar tamu belum bisa percaya akan apa yang sudah terjadi. Dalam persekian detik statusnya telah berubah menjadi seorang istri.
Dua tetesan air mata terjatuh membasahi pipinya. Entah itu air mata bahagia atau air mata sedih dalam perasaan campur aduk Wulan menjatuhkannya. Tangannya yang lentik menghapuskan segera air mata itu tak membiarkan kesedihan menguasainya.
"Semua ini demi Nenek, ya aku tidak boleh cengeng. Aku harus kuat menghadapi semua ini, pasti bisa."
"Nyonya muda, nyonya besar ada disini," ucap salah satu pelayan yang berada di samping Wulan. Pelayan yang memang di sediakan untuk menjaga keamanan Wulan.
Wulan yang mendengar itu segera menoleh, dan benar saja terlihat di ambang pintu nyonya Erie melangkah mendekati Wulan. Wajahnya tanpa ekspresi menatap Wulan dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Cihhhh ...." Nyonya Erie berdecak kecil.
"Nyonya ..." Wulan sedikit menundukkan kepalanya pertanda penghormatan. Setelah itu menatap langsung wajah nyonya Erie.
"Murahan, apa kau pikir aku akan mengakui mu sebagai menantuku Hem. Cihhhh, jangan harap. Dari ujung kaki sampai ujung rambut aku tidak akan pernah sudi mengakuinya,"
"Kau hanyalah istri sementara Vino setelah keadaan Kakek membaik aku yakin kamu pasti akan di usir dari rumah ini." timpal nyonya Erie.
Wulan hanya tersenyum menanggapinya dia tidak menyahut ataupun berbicara sepatah katapun. Dirinya sadar kalau dirinya memang tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini.
"Maaf, nyonya. Kami harus segera membawa nyonya muda ke kamar tuan muda Vino. Ini perintah dari tuan besar," ucap pelayan yang tiba-tiba datang berdiri di ambang pintu dengan seluruh penghormatannya.
"Nyonya muda," sorot mata nyonya Erie memerah menahan amarah.
"Aku akan segera menyingkirkan mu." sambung nyonya Erie setelah itu pergi meninggalkan Wulan dan yang lainnya.
"Huuffff ...."
"Anda tidak perlu khawatir nyonya, kami ada di pihak anda. Tuan besar telah memerintahkan kami untuk menjaga anda." Seru pelayan tadi yang berbicara.
"Nia,"
"Wulan, aku masih tidak menyangka kamu akan menjadi nyonya di mansion ini," ucap Nia tersenyum bahagia sontak memeluk Wulan erat.
Nia, adalah salah satu pelayan senior yang sudah lama berkerja di mansion keluarga Azman holding. Nia merupakan teman atau sekaligus sahabat pertama Wulan ketika dia menginjakkan kakinya di mansion ini.
Walau mereka baru saling mengenal tiga hari belakangan ini tapi keakraban mereka berdua sudah seperti sahabat umumnya.
Bersambung .....
Terlihat acara sudah sepenuhnya terselesaikan hanya tinggal menunggu sang pengantin pria menjabat tangan penghulu setelah itu selesai. Keluarga Azman holding resmi memiliki seorang menantu.
Ke-harapan yang di tunggu-tunggu oleh Kakek Azman akhirnya tercapai juga. Kakek Azman sangat berharap agar Wulan bisa merubah sikap Vino yang menurut Kakek Azman sangat keterlaluan.
Kelakuannya harus segera di ubah kalau tidak akan terus-menerus seperti itu pikir kakek Azman. Tersenyum senang dengan apa yang sudah di putuskan.
Kedua sudut bibirnya semakin mengembang menapakkan senyuman manis memenuhi bibir hitamnya tak kala manik-manik matanya menatap sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya turun juga. Ya, siapa lagi kalau bukan cucunya, Vino.
Yang sedang melayang langkah kakinya turun menuruni anak tangga. Langkahnya yang pelan penuh irama sungguh membuat ia berkarisma. Vino sudah siap dengan stelan jas putih rambutnya yang coklat direbahkan kesamping menampakkan sedikit warna kulit kepalanya berhasil membuat Vino bak pangeran di negeri dongeng.
Seluruh pasang mata tak berpaling menatap kearah Vino, mereka sangat terpesona melihat pria blesteran surga sedang turun. Tak berkedip untuk kesekian kalinya.
Bella yang merupakan satu-satunya model yang hadir di acara itu melihat ketampanan Vino tersenyum kecil tapi sayang senyumannya itu hanya untuk beberapa detik saja, setelah itu sirna hilang tanpa jejak sedikitpun.
Dirinya kembali tersadar kalau Vino kali ini tidak turun untuknya melainkan untuk Wulan. Seorang pelayan yang berani merebut kekasihnya.
Kedua gigi putih Bella kembali'merapat dengan sempurna bayang-bayang Wulan memenuhi pikirannya.
"Wanita sialan, jangan pernah berpikir kalau kamu bisa merebut Vino dariku itu tidak akan pernah terjadi. Aku bahkan tidak akan membiarkan Vino menyentuhmu walau hanya sedetik. Cihhhh .... Kau lihat saja sampai kapan kau akan bertahan menjadi istri Vino Azman holding." gumam Bella dalam hatinya.
"Papa, tolong hentikan ini Pah. Erie tahu kalau Vino sudah melakukan kesalahan yang membuat papa marah tapi tidak seharusnya Papa menghukum Vino seperti ini Pah. Wanita itu tidak sederajat dengan kita Pah bagaimana bisa dia menjadi istri Vino," nyonya Erie tak kuasa membayangkan apa yang akan terjadi sebelum semuanya benar-benar terlambat nyonya Erie tak akan berhenti membujuk kakek Azman untuk merubah keputusannya.
"Erie, jangan halangi pernikahan ini. Aku sudah memutuskannya dan harus segera terjadi. Kalau kamu merasa tidak suka kamu bisa mengurung dirimu di kamar sampai acara ini selain," tukas Kakek Azman.
"Papa ...." nyonya Erie kehabisan kata-kata untuk membujuk mertuanya ini. Percuma karena tidak akan satupun dari perkataannya akan di dengarkan.
Kedua tangan nyonya Erie sudah sepenuhnya mengepal diiringi sorot matanya begitu tajam.
***
Acara pun selesai tak berlangsung lama Vino setelah Vino turun dia langsung saja mendatangi penghulu dan membacakan ijab kabul. Hanya sekali tutur bagi Vino membaca ijab kabul.
Setelah para saksi mengatakan sah, maka resmilah Wulan menjadi menantu dari keluarga besar yang berada di Indonesia. Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi padanya.
Wulan yang masih berada dikamar tamu belum bisa percaya akan apa yang sudah terjadi. Dalam persekian detik statusnya telah berubah menjadi seorang istri.
Dua tetesan air mata terjatuh membasahi pipinya. Entah itu air mata bahagia atau air mata sedih dalam perasaan campur aduk Wulan menjatuhkannya. Tangannya yang lentik menghapuskan segera air mata itu tak membiarkan kesedihan menguasainya.
"Semua ini demi Nenek, ya aku tidak boleh cengeng. Aku harus kuat menghadapi semua ini, pasti bisa."
"Nyonya muda, nyonya besar ada disini," ucap salah satu pelayan yang berada di samping Wulan. Pelayan yang memang di sediakan untuk menjaga keamanan Wulan.
Wulan yang mendengar itu segera menoleh, dan benar saja terlihat di ambang pintu nyonya Erie melangkah mendekati Wulan. Wajahnya tanpa ekspresi menatap Wulan dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Cihhhh ...." Nyonya Erie berdecak kecil.
"Nyonya ..." Wulan sedikit menundukkan kepalanya pertanda penghormatan. Setelah itu menatap langsung wajah nyonya Erie.
"Murahan, apa kau pikir aku akan mengakui mu sebagai menantuku Hem. Cihhhh, jangan harap. Dari ujung kaki sampai ujung rambut aku tidak akan pernah sudi mengakuinya,"
"Kau hanyalah istri sementara Vino setelah keadaan Kakek membaik aku yakin kamu pasti akan di usir dari rumah ini." timpal nyonya Erie.
Wulan hanya tersenyum menanggapinya dia tidak menyahut ataupun berbicara sepatah katapun. Dirinya sadar kalau dirinya memang tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini.
"Maaf, nyonya. Kami harus segera membawa nyonya muda ke kamar tuan muda Vino. Ini perintah dari tuan besar," ucap pelayan yang tiba-tiba datang berdiri di ambang pintu dengan seluruh penghormatannya.
"Nyonya muda," sorot mata nyonya Erie memerah menahan amarah.
"Aku akan segera menyingkirkan mu." sambung nyonya Erie setelah itu pergi meninggalkan Wulan dan yang lainnya.
"Huuffff ...."
"Anda tidak perlu khawatir nyonya, kami ada di pihak anda. Tuan besar telah memerintahkan kami untuk menjaga anda." Seru pelayan tadi yang berbicara.
"Nia,"
"Wulan, aku masih tidak menyangka kamu akan menjadi nyonya di mansion ini," ucap Nia tersenyum bahagia sontak memeluk Wulan erat.
Nia, adalah salah satu pelayan senior yang sudah lama berkerja di mansion keluarga Azman holding. Nia merupakan teman atau sekaligus sahabat pertama Wulan ketika dia menginjakkan kakinya di mansion ini.
Walau mereka baru saling mengenal tiga hari belakangan ini tapi keakraban mereka berdua sudah seperti sahabat umumnya.
Bersambung .....
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved