Bab 5 Dari Segi Mana Telah Berpengaruh Buruk Terhadap Orang-Orang Di Kodim

by Alice 10:01,Feb 05,2021
Xander Qin melihat dokumen di tangannya sekilas, ini adalah data yang berhasil diselidiki oleh Willem Yang.
Ini merupakan informasi tentang Thea Qiao. Dalam waktu setengah hari yang sesingkat ini, sang pria telah memahami wanita ini dengan sangat jelas.
Instingnya mengatakan wanita ini bukanlah seorang wanita pelacur, jadi kenapa bisa melakukan hal semacam itu di hotel?
"Pak Ketua, perlukah aku turun melihat keadaan?" Willem Yang bertanya, keadaan Thea Qiao kelihatannya tidak begitu baik.
"Tidak perlu." Xander Qin meletakkan dokumen itu ke samping, lalu memejamkan mata.
Setelah kejadian panas semalam, dia sama sekali tidak bisa tidur, gambaran lekukan tubuh sang wanita yang gemulai terus muncul di lautan pikirannya.
Willem Yang tidak berani melakukan kesalahan, dia mengemudikan mobil berniat langsung masuk ke dalam.
Tapi mobil malah diberhentikan secara tiba-tiba.
Xander Qin membuka matanya, sepasang mata yang tajam memancarkan aura tajam yang sama seperti elang, "Apa yang terjadi?"
"Pak... Pak Ketua, itu adalah keponakan perempuanku." Willem Yang melihat Selvi Yang yang berdiri di pinggir jalan, meskipun hubungan kekerabatan mereka tidak dekat, tapi dia tetap saja mampu mengenali orang itu adalah keponakan perempuan yang merupakan kerabat jauhnya.
Xander Qin tidak berbicara, juga tidak melihat ke arah luar.
"Pak Ketua, bolehkah aku turun sebentar untuk menanyakan apa sebenarnya masalahnya?" Willem Yang bertanya dengan penuh kehati-hatian.
"Hmm." Xander Qiao lanjut memejamkan mata.
Selvi Yang merasa terkejut saat melihat kehadiran Willem Yang, "Paman, kenapa kamu bisa di sini?"
Thea Qiao mengenali orang ini adalah bawahannya pria tadi pagi itu, dan spontan langsung melihat ke arah mobil Hummer hitam itu.
Jendela mobil ditutup, Thea Qiao tidak mampu melihat keadaan di dalamnya, tapi instingnya mengatakan di dalam sana ada sepasang mata yang sedang menatapnya.
Willem Yang menanyakan keadaan.
Selvi Yang menjelaskannya secara singkat, setelah mengatakan seluruh permasalahannya, dia langsung bertanya: "Paman, aku dari dulu sudah pernah mendengar kamu bekerja di Kodim, jadi bisakah kamu membantu dalam hal ini?"
Willem Yang menggelengkan kepala, "Selvi, aku bukanlah tidak ingin membantumu dalam hal ini, melainkan sama sekali tidak bisa membantu."
Sang pria melihat ke arah pria yang ada di dalam mobil sekilas, kalau Xander Qin bersedia membantu, maka hal ini akan 100% berhasil.
Tapi di dunia ini, tidak ada seorang pun yang bisa berhasil membujuknya.
"Tidak apa, Paman, kamu lanjutkanlah kesibukanmu." Selvi Yang pun mengerti akan kesulitan di balik hal ini.
Thea Qiao menganggukkan kepalanya, tidak berbicara.
Saat merasakan tatapan mata pengawasan dan penilaian dari balik jendela mobil itu, Thea Qiao mendorong kacamatanya ke atas, menegakkan punggungnya.
Willem Yang kembali ke mobil, Xander Qin tidak mengatakan apa pun, sepasang matanya tidak mengandung kehangatan sedikit pun saat melihat ke arah luar jendela mobil.
Sang pria merasa ketakutan hingga berkeringat dingin, selain musuh, tidak pernah ada seorang pun yang bisa membuat ketuanya ini mengamatinya selama itu.
"Pak Ketua, kita sekarang kembali ke Kodim?" Willem Yang bertanya dengan suara kecil.
Xander Qin mengalihkan tatapan matanya, "Masih ada urusan lain?"
Willem Yang segera menggelengkan kepalanya, "Lapor Pak Ketua, aku tidak ada urusan lainnya."
Dia menyalakan mobil Hummer, menggerakkan mobil ke Kodim, mobil langsung masuk ke dalam.
"Kenapa wanita itu datang ke Kodim?" Xander Qin tiba-tiba bertanya, tidak terdapat riakan gejolak perasaan di balik ucapannya.
Ini bagaikan sembarang bertanya saja, yang tidak berniat dipedulikan dengan serius.
"Dengar-dengar ingin mencari Ketua Xin untuk membahas proyek perlengkapan militer." Willem Yang menjawab dengan penuh hormat.
Dia tidak pernah menyangka wanita yang sengaja menarik perhatian ketuanya di hotel ternyata merupakan seorang wanita karir yang menduduki jabatan tingkatan manajer.
Xander Qin tidak berbicara lagi.
Penantian Thea Qiao ini berlangsung hingga jam 6 sore, orang-orang di Kodim mulai pulang kerja satu per satu berturut-turut.
Thea Qiao melihat mobil yang terus berlalu lalang, dia merasa sedikit ragu, mereka telah berdiri dihembus angin di sini selama berjam-jam, "Manajer Qiao, bagaimana kalau kita kembali lagi besoknya?"
Dalam jangka waktu berjam-jam ini, dia terkadang kembali masuk ke mobil untuk duduk, sedangkan Thea Qiao malah terus berdiri di sini.
Dia bahkan hampir menjadi suatu objek pemandangan di Kodim.
"Tunggu sebentar lagi, setengah jam." Thea Qiao melihat jam sejenak, dia masih memiliki waktu luang selama setengah jam.
Mobil Hummer keluar dari gerbang Kodim, Willem Yang terkesiap, "Masih di sini?"
Xander Qin melihat sekilas, yang dia maksud adalah Thea Qiao, wanita ini terus menunggu di sini?
"Berhenti." Dia memberi perintah.
Willem Yang tidak berani meragukan perintahnya, dia langsung memberhentikan mobil ke pinggir.
Xander Qin membuka pintu mobil, berjalan ke arah Thea Qiao.
"Pak Ketua, tunggu aku!" Willem Yang segera melepaskan sabuk pengaman dan ikut menuruni mobil.
Thea Qiao sedikit menyipitkan matanya saat melihat pria yang tinggi besar muncul di hadapannya, ekspresi di wajah sang pria tidak terbilang ramah.
Terkesan dingin bagaikan sebongkah es, tapi setidaknya, jauh lebih baik daripada ekspresi Robert Luo saat melihat dirinya, makanya Thea Qiao tidaklah merasa takut.
"Pak Ketua ada urusan denganku?" Thea Qiao tahu orang yang ada di depannya ini bukanlah Wayne Xin.
"Keberadaanmu di sini memberikan pengaruh buruk terhadap orang-orang di Kodim." Xander Qin berkata dengan dingin, di wajah yang galak terpancar aura ketampanan.
Thea Qiao malah tidak merasa ketakutan terhadap perintah pengusiran darinya, "Tempat di mana aku berdiri tidak termasuk dalam wilayah Kodim, aku pun tidak menangis ataupun membuat keributan, jadi dari segi mananya aku memberikan pengaruh buruk terhadap Kodim?"
Kalau ada jalan keluar lainnya, dia mana mungkin akan berdiri di sini menghirup asap setiap mobil yang melintas.
Tatapan mata Xander Qin sangat dingin saat melihatnya.
Thea Qiao bertatapan dengannya, memandang sepasang mata yang mendalam hingga tak mampu melihat dengan jelas suasana hati di baliknya, terdapat pantulan dirinya di kedua bola mata itu.
Sang wanita tiba-tiba merasakan sebuah perasaan gentar menjalar dari lubuk hatinya.
Xander Qin melihat penampilannya yang berbusana baju kantoran, terlihat kaku.
Watak wanita ini pun ikut berbeda seperti riasan wajahnya, sama kakunya.
Xander Qin melihat Willem Yang sekilas, dengan tatapan mata yang mengandung isyarat.
Willem Yang mengerti, lalu maju selangkah, "Nona, berdasarkan peraturan, tempat di mana Anda berdiri ini juga termasuk dalam wilayah Kodim."
Thea Qiao membungkam bibirnya karena merasa kesal, dia yang merupakan seorang ketua malah akan memperhitungkan hal sesepele ini dengannya?
"Selvi, kemudikanlah mobilmu ke tempat yang sedikit lebih jauh." Sang wanita memberi perintah.
Selvi Yang telah ketakutan dan tak berani bersuara di bawah tekanan di depan matanya ini, dia melihat Thea Qiao sekilas, lalu segera menaiki mobil dan memarkirkan mobil ke tempat yang sedikit lebih jauh.
Thea Qiao tertawa, senyumannya terhentikan di sudut bibirnya, dan pergi berdiri ke tempat yang lebih jauh, "Pak Ketua, sekarang sudah tak masalah bukan?"
"Hmph" Xander Qin memancarkan aura ancaman dari balik tatapan matanya.
Melihat mata sang wanita, ujung-ujungnya Xander Qin mengalihkan pandangan matanya.
Xander Qin membalikkan badan kembali ke mobil Hummer, Willem Yang telah dibuat ketakutan akibat tindakannya Thea Qiao hingga punggungnya dibasahi keringat dingin, dari Kodim hingga daerah perkotaan Kota Jinyang, tidak ada seoang wanita pun yang berani bersikap seperti ini terhadap Xander Qin.
Mobil Hummer melaju cepat di jalanan, dan suasana tekanan di dalam mobil terasa begitu mencekam.
Xander Qin baru saja selesai berteleponan, dia kembali memasukkan ponsel dalam kantong, dan tetap duduk dengan tubuh yang tegak.
Willem Yang melihat bosnya melalui kaca spion, merasa sedikit bingung, "Ketua, tindakanmu ini bukankah sedang membantu wanita itu?"
Dia mengira Xander Qin harusnya sangat membenci Thea Qiao, kalau tidak, mana mungkin bakalan turun dari mobil secara khusus untuk mengusirnya.
Tapi Xander Qin tadi menelepon Wayne Xin, dan ini termasuk membantu wanita itu melancarkan prosedur.
"Kepo." Kritikannya yang terkesan dingin ini membuat Willem Yang tidak berani menebak lagi.
———
Ponsel Thea Qiao berdering, dia melihatnya sekilas, menyadari ini adalah nomor telepon dari Kodim.
Sang wanita langsung mengangkat panggilan, "Halo, apa kabar, aku adalah Thea Qiao."
Orang dari pihak sana memberikan sebuah kabar baik terhadapnya, dan Thea Qiao akhirnya mulai memancarkan sebuah senyuman yang penuh dengan ketulusan, "Baik, baiklah, terima kasih, aku besok pasti akan pergi mengunjungimu dengan tepat waktu."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

760