Bab 7 Sesuai Dengan Ucapannya Ketua, Wanita Adalah Pengacau

by Alice 10:01,Feb 05,2021
"Tempat ini sangat berbahaya." Xander Qin menegaskan hal ini, wajah yang dingin mulai meretak karena penolakan penerimaan perhatian darinya.
"Aku tahu." Setelah merasakan ketakutan, Thea Qiao merasa trauma, tapi tetap saja berpura-pura bersikap tenang.
Pujing Casino terlibat dalam hal-hal narkotika dan pelanggaran hukum, siapa pun bisa masuk ke dalam asalkan ada uang.
Xander Qin membalikkan badan, berekspresi datar, bola matanya memancarkan aura dingin, tidak banyak juga tidak sedikit, tapi cukup untuk membuat orang merinding.
Thea Qiao bertatapan dengan matanya, gunung es yang tak berujung seakan-akan tersembunyi di baliknya, meskipun Thea Qiao tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi tetap saja bisa membuat suasana hatinya bergejolak.
Suasana hati ini tidak pernah dirasakannya selama ini.
Willem Yang segera mendekat dan berdiri di samping belakang Xander Qin, hal yang Anda perintahkan sudah dipersiapkan."
Xander Qin melihat wanita yang ada di depannya.
Wajahnya berekspresi dingin, rasa takut yang menjalar di wajah sang wanita tadi telah sepenuhnya menghilang, "Antar dia pulang."
Willem Yang terkejut, bertanya dengan suara kecil: "Pak Ketua, kalau begitu bagaimana dengan......" misi kita?
Kedatangan ke Pujing Casino hari ini adalah untuk melaksanakan sebuah misi khusus.
"Kehadiranku telah membuat mereka mulai berwaspada." Xander Qin membalikkan badan, orang yang hendak ditangkap olehnya telah disuruh kabur oleh bawahannya Daniel Wang.
Willem Yang melihat Thea Qiao sekilas, lalu menggelengkan kepala merasa tak berdaya, ini sesuai dengan ucapannya ketua, wanita adalah pengacau.
Willem Yang sekarang mulai mengerti kenapa ketuanya masih belum memiliki pacar hingga sekarang.
———
Thea Qiao mengemudikan mobil, sambil melihat mobil yang berjalan mengikuti mobilnya dari belakang melalui kaca spion.
Ini adalah perintahnya Xander Qin terhadap Willem Yang, mengantarnya pulang ke rumah.
Thea Qiao berusaha menolak namun tidak berhasil, makanya Thea Qiao terpaksa membiarkan mereka mengekorinya.
Lampu yang bersinar di dalam vila sangat terang.
Tidak ada orang di ruang tamu, ini merupakan hal yang berada dalam dugaannya.
Setelah dia menikah dengan Robert Luo, dia tidaklah pindah ke vilanya keluarga Luo, Rahmat Luo dan Evelyn Shen tinggal di lantai 2, dia dan Robert Luo tinggal di lantai 3.
Selain pada saat makan, mereka hampir tidak pernah saling mencampuri urusan saatu sama lain, biasanya saat berada di rumah, ruang tamu di lantai 1 selalu kosong melompong.
"Nyonya Muda, Anda sudah kembali, sudah makan belum?" Pengurus rumah kediaman keluarga Luo, paman Wang bertanya dengan sopan.
Sekarang baru Thea Qiao teringat dia masih belum makan, sarafnya sepanjang hari ini selalu menegang, hingga membuatnya lupa akan kelaparan.
"Aku tidak lapar, tuan muda sudah pulang belum?" Sang wanita hanya sekedar asal bertanya, ini adalah tanggung jawab seorang istri.
"Tuan muda sudah pulang sejam yang lalu." Jawaban paman Wang membuat sang wanita sangat terkejut.
Sulit dipercaya Robert Luo malah tidak berkeliaran di antara bunga-bunga.
Thea Qiao naik ke lantai atas, Robert Luo duduk di sofa ruang tamu.
Dia mengangkat lengannya melihat waktu sejenak, lalu berdiri menghadap sang wanita, "Thea, kamu berkeliaran ke mana saja?"
Wajah Thea Qiao samar-samar memancarkan ekspresi letih, saat mendengar interogasinya, Thea Qiao merasa kaget.
"Pergi membahas bisnis." Dia tidak ingin mengungkit nasib memprihatikannya hari ini.
"Memangnya perlu membahas bisnis sampai semalam ini? Thea, kamu lagi-lagi telah pergi memanjat ke ranjang pria lain bukan?" Robert Luo sama sekali tidak mempercayai ucapannya.
"Aku tidak sekotor pemikiranmu." Thea Qiao tidak mengedipkan matanya, langsung menatapnya dengan tajam.
"Hmph", Robert Luo menghela napas kesal, saat kepikiran Thea Qiao beraktivitas panas di atas ranjang pria lain, hatinya merasa sangat kesal.
Apalagi sang wanita sampai salah menaiki ranjang orang lain, dan mengakibatkannya mengalami kerugian besar.
"Ada hal yang ingin kubahas denganmu." Thea Qiao lelah berdiri, dia mulai duduk dan beristirahat.
Robert Luo tertawa menyindirnya, "Apa yang ingin kamu bahas denganku? Barang paling berharga yang kamu miliki telah diberikan pada seorang pria liar, jadi masih pantaskah kamu berbicara denganku?"
Thea Qiao merasa lucu, barang yang paling berharga? Selapis selaput yang tipis itu?
"Itu bukan atas kebersediaanku!" Thea Qiao meninggikan oktaf suara saat balik berdalih.
Sebaik apa pun sifatnya, sesabar apa pun dirinya, tetap saja tidak akan tahan saat dilecehkan seperti ini oleh Robert Luo, dari balik ucapannya, dirinya sudah merupakan seorang......
Wanita murahan.
Suara yang melengking yang mendadak berbunyi memasuki telinga Robert Luo, sang pria kaget, kemudian menyipitkan mata, memancarkan sedikit aura berbahaya.
Thea Qiao lanjut berkata: "Aku tidak sama dengan para wanita mainanmu di luar sana, yang akan membuka lebar kedua kaki terhadap sembarang pria asalkan dibayar."
"Aku memang telah menyetujui permintaanmu yang konyol itu, juga memang telah berhubungan intim dengan seorang pria tak dikenal, tapi Robert, aku tetaplah istrimu."
"Asalkan aku masih tetap menduduki posisi sebagai nyonya muda Luo, kamu tak boleh, juga tak pantas menyamakanku dengan para wanitamu itu." Thea Qiao hanya akan merasa jijik jika memang seperti itu.
Robert Luo tidak berbicara, hanya setengah ucapan Thea Qiao yang masuk di telinganya.
Selain Yuzy Tao, semua wanita lain itu sama.
"Thea, kamu kira kamu siapa?" Ekspresi penuh sindiran di wajahnya sama sekali tidak disembunyikan.
Thea Qiao tidak ingin terus membahas topik ini dengannya, dan langsung masuk ke topik utama: "Kontrak kerja sama perlengkapan militer kodim yang hampir kehilangan itu bisa kuusahakan untuk mendapatkannya kembali."
Thea Qiao tahu Robert Qiao pasti telah mengetahui hal ini, seluruh perusahaan penuh dengan mata-matanya.
"Kamu sedang mengigau?" Robert Luo sama sekali tidak percaya, kerja sama dengan pihak kodim mana bisa didapatkan semudah itu.
"Persyaratanku sangat mudah, bantu aku tebus ibuku." Thea Qiao tidak memedulikan sindirannya.
Ibunya telah dikurung berhari-hari, kalau terus seperti ini, takutnya angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam, nantinya, ayahnya pasti akan mengetahui rahasianya.
Robert Luo berjalan selangkah mendekat, melihatnya dengan arogan, "Cara apa yang kamu gunakan sehingga bisa mendapatkan kontrak kerja sama ini?"
Robert Luo memiliki relasi dengan orang di kodim, seberapa sulitnya mendapatkan proyek kerja sama itu tidak pernah dipikirkannya.
"Kamu sebelumnya menyuruhku bertransaksi untuk mendapatkan kontrak kerja sama itu, hanya sekedar karena telah mengetahui kekurangan kerja sama dengan pihak kodim." Thea Qiao membongkarnya.
Robert Luo memiliki relasinya tersendiri, dia selalu mengetahui hal jauh lebih awal dari Thea Qiao.
Saat melihat Thea Qiao masih duduk di sana dengan elegan, sang pria menjadi emosi, "Benar, memangnya kenapa kalau begitu? Tubuhmu adalah milikku, kamu harus pergi melayani pria yang kusuruh kamu layani."
"Aku bukan budakmu." Thea Qiao memperingatinya, matanya spontan memancarkan rasa sakit.
Ucapan yang sesembarangan ini memang sesuai dengan watak pria ini pada biasanya, tapi tetap saja akan terasa sakit saat mendengarnya.
"Jumlah keuntungan yang bisa diraup dalam bisnis dengan kodim jauh lebih besar daripada kerja sama yang kamu inginkan sebelumnya itu, kalau aku berhasil mendapatkannya, bantulah aku sekali." Thea Qiao telah menghadapi jalan buntu, tapi tetap saja tidak ingin memperlihatkan kelemahannya di hadapan pria ini.
"Thea, tahukah kamu betapa menyebalkannya nada bicaramu saat ini?" Robert Luo memegang dagunya.
"Aku tidak perlu menyenangkanmu." Thea Qiao memalingkan kepala, saat teringat tangan sang pria hari ini pernah meraba bagian tubuh Yuzy Tao yang itu, Thea Qiao merasa jijik.
"Jadi, apakah kamu berniat menggunakan tubuhmu yang kotor ini untuk merayu para orang di kodim itu?" Robert Luo memancarkan ekspresi yang sinis, jari tangannya bergesekan dengan wajah Thea Qiao.
Kemulusan kulit Thea Qiao tidaklah kalah dari wanita lainnya, tapi sang pria malah tidak menyukainya.
"Tahu tidak kenapa aku begitu membencimu, dan tidak pernah menyentuhmu setelah menikah begitu lama denganmu, dan bahkan merasa menyerahkanmu ke ranjang pria lain bukanlah hal yang penting? Watakmu yang seperti inilah yang begitu menyebalkan."
Mungkin kalau Thea Qiao bisa bersikap sedikit lebih lembut dan mencoba merayunya, dia pasti tidak akan bersikap seperti ini. Melihat wanita ini masih saja tidak meminta ampun saat sudah sampai ke tahap seperti ini, dan malahan berencana menyelesaikan hal yang mustahil diselesaikan. Tenaga tangan Robert Luo yang memegang dagunya semakin membesar.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

760