Bab 1 Calon Suami Bodoh

by Guddy Two 17:35,Jul 04,2025


"Tuan, celaka! Tuan Muda sudah membuat Sang Putri marah!"

"Sang Putri sangat murka dan memukul Tuan Muda dengan tongkat hingga tewas!"

Di dalam Kediaman Adipati Everhart, semua orang tenggelam dalam duka yang mendalam.

Marcus Everhart baru memiliki anak di usia senja dan anak itu adalah keturunannya satu-satunya. Meskipun anaknya agak bodoh dan ceroboh, tetapi tidak seharusnya dia dihukum mati seperti itu!

"Marcus, anak bodohmu sudah menyinggungku dan dia memang pantas untuk mati!"

"Aku akan segera kembali ke istana dan melapor pada Ayahanda Kaisar untuk membatalkan pertunangan ini!"

Selesai mengatakan hal tersebut, Putri Gynvale yang matanya memerah langsung berlari keluar dari Kediaman Adipati Everhart.

Biasanya, Marcus pasti akan mengejar Putri Gynvale keluar dan memohon ampun padanya.

Namun, kali ini anaknya yang bodoh sudah tiada dan hatinya pun hancur tak bersisa.

Dia tahu anaknya memang kurang cerdas dan polos, sehingga tidak bisa meneruskan warisan keluarga.

Itulah sebabnya dia memohon belas kasihan Kaisar agar menikahkan Putri Gynvale dengan putranya.

Tak disangka, semuanya justru berujung pada musnahnya harapan keluarga Everhart.

Saat itu, Julian Everhart berdiri di dalam kamar sambil menatap para pelayan yang berlutut sambil menangis tersedu-sedu. Seketika itu juga, wajahnya pun tercengang.

Orang-orang ini mengenakan jubah panjang bergaya kuno dan ruangan di sekitarnya pun terlihat seperti dari zaman dahulu.

Jangan-jangan ... mereka sedang syuting film?

Ketika Julian hendak berbicara, orang-orang yang tadinya menangis malah berteriak dengan kaget, "Aaaah, hantu!"

"Tuan Muda hidup lagi!"

Semua orang pun langsung panik dan berhamburan keluar dari kamar.

Julian tampak kebingungan. Dia meraba kepalanya dan mendapati ada benjolan besar di bagian belakang. "Astaga! Kurang ajar! Siapa yang berani memukulku?"

Saat itu juga, seorang pria tua mengenakan topi kuno dan jubah panjang berwarna ungu berlari masuk dengan panik.

Begitu melihat Julian, dia langsung menangis dan berteriak dengan histeris, "Julian, anakku!"

"Eh, Pak Tua, tolong jangan mengada-ada. Aku bahkan nggak mengenalmu!"

Julian makin bingung. Dalam hati, dia bertanya-tanya, bagaimana bisa pria tua ini mengetahui namanya?

"Anak bodoh! Aku ini ayahmu!"

Marcus menepuk-nepuk punggung Julian dan hatinya dipenuhi emosi karena anaknya yang telah tiada kini hidup kembali.

"Omong kosong! Jangan berkata sembarangan hanya karena usiamu lebih tua!"

Julian berteriak padanya dan buru-buru mendorong tangan Marcus. Dia tentu tahu persis seperti apa wajah ayahnya sendiri.

Saat itu, Marcus hampir dibuat naik pitam oleh sikap Julian dan dia pun segera berseru, "Kamu ini, apa lagi yang kamu lakukan? Aku ini memang ayahmu!"

"Tuan, apa mungkin Tuan Muda sudah dirasuki roh orang lain?" tanya sang kepala pelayan dengan wajah panik.

"Omong kosong apa itu?!"

Marcus langsung menampar kepala pelayan sambil berkata, "Mana mungkin ada roh masuk ke tubuh orang, lalu bertingkah sebodoh dan sekacau ini?!"

"Menurutku dia hanya sedang mencari gara-gara! Ambilkan cambukku! Biar kuberi pelajaran anak ini!"

Setiap kali Julian membuat kesalahan, dia selalu berpura-pura bodoh untuk menutupi perbuatannya.

Marcus sangat memahami tabiat putranya sendiri.

Tak lama kemudian, kepala pelayan menyerahkan cambuk itu. Marcus menerimanya, lalu menatap Julian dengan ekspresi kecewa. "Dasar anak bodoh! Ayah sebenarnya nggak tega menghukummu, tapi kesalahanmu kali ini terlalu besar. Kamu sudah bersikap lancang terhadap sang Putri dan Ayah harus memberikan penjelasan yang masuk akal kepada Kaisar!"

Sambil berkata demikian, dia langsung mencambuk tubuh Julian.

Julian pun menjerit kesakitan dan berseru, "Pak! Kalau kamu terus memukulku, aku akan melawan!"

Apa sebenarnya yang terjadi dengan pria tua ini? Baru muncul sudah mengaku sebagai ayahnya, memukulnya, dan bahkan terus-menerus memanggilnya "Anak bodoh."

Dialah yang bodoh! Seluruh keluarganya juga sama!

Namun, Marcus tidak berhenti memukulnya dan terus menghajar Julian sampai kulitnya robek dan berdarah. "Kaisar sudah memberikan kemurahan hati dan menjodohkan Putri Gynvale denganmu! Cepat atau lambat, dia akan jadi milikmu. Kenapa kamu bertindak gegabah seperti itu?"

"Pria tua sialan! Aku sudah nggak tahan lagi!"

Julian sudah muak dengan perlakuan Marcus padanya dan langsung melayangkan pukulan ke mata kanan pria tua itu, sehingga membuat matanya Marcus lebam seperti mata panda. "Aku cuma membela diri! Aku juga nggak takut kalau kamu mau lapor polisi!"

Marcus jatuh tersungkur ke lantai.

Seketika itu juga, sang kepala pelayan pun langsung berteriak, "Ini pemberontakan! Tuan muda memukul tuan besar! Cepat panggil orang-orang!"

Begitu teriakannya selesai, belasan penjaga rumah yang kekar langsung menyerbu masuk.

"Sialan! Beraninya kalian membawa bala bantuan!"

Julian berteriak minta tolong, tetapi tetap saja berhasil dilumpuhkan!

Sementara itu, Marcus menutupi mata kanannya dan memandangi Julian yang terus memaki, "Aku sudah turun ke medan perang selama puluhan tahun, tapi siapa sangka malah punya anak sebodoh ini!"

Dia mengangkat cambuk panjang di tangannya, tetapi tidak sanggup lagi mengayunkannya. Saat itu, dia teringat pesan terakhir mendiang istrinya untuk menjaga anak mereka baik-baik.

"Ikat dia!"

Marcus menggertakkan giginya, lalu berseru, "Bawa dia ke istana untuk mengakui kesalahannya!"

"Pak, kamu kebanyakan akting, ya? Cepat lepaskan aku!"

"Kalau nggak, kita lihat saja nanti!"

Julian meronta sekuat tenaga, tetapi tetap saja tidak bisa melepaskan diri. Dia diikat seperti ketupat, lalu diseret pergi begitu saja.

Marcus sempat berpikir sejenak, lalu mengambil segenggam tanah dan mengoleskannya ke wajah Julian.

Julian pun langsung mengumpat dengan kesal.

Sementara itu, Marcus hanya bisa tertawa getir. "Anak bodoh, Ayah melakukan ini demi menyelamatkanmu!"

"Kamu kira kamu bisa lolos begitu saja hanya dengan pura-pura mati?"

"Putri Gynvale adalah putri kesayangan Kaisar. Dia bahkan belum resmi menjadi istrimu, tapi kamu sudah memperlakukannya dengan semena-mena hingga mencoreng nama baiknya."

"Kamu sudah mempermalukan keluarga kerajaan! Kalau Ayah nggak menghukummu dengan tegas, Kaisar pasti nggak akan segan-segan memenggal kepalamu!"

Julian lelah memaki hingga akhirnya dia membiarkan dirinya dibawa pergi oleh mereka.

Di sepanjang jalan, para pejalan kaki berlalu-lalang dengan cepat dan semuanya mengenakan pakaian kuno.

Bahkan jika ini adalah lokasi syuting film, rasanya tidak mungkin seramai ini.

Yang paling mencurigakan, dia sama sekali tidak melihat kru sutradara atau pun peralatan pengambilan gambar.

Setelah menghubungkan semua kejadian yang dialaminya, tubuhnya langsung bergetar dengan hebat. "Jangan-jangan … aku benar-benar melintasi waktu?"

Kemarin adalah hari wisudanya. Dia minum bersama teman-temannya hingga mabuk. Setelah bangun, seharusnya dia berada di hotel, bukan di tempat asing seperti ini …

Dia pun menjadi gelisah dan langsung bertanya, "Maaf, Pak Tua … ini masa pemerintahan dinasti apa?"

Sebagai mahasiswa jurusan sejarah, dia tidak terlalu khawatir jika memang benar-benar berpindah ke masa lalu. Dia merasa memiliki cukup pengetahuan untuk bertahan hidup.

Jika bisa merapat pada tokoh penting di zaman ini, bukankah dia bisa menjalani hidup dengan tenang dan nyaman?

"Dinasti Veltherra!"

Dinasti Veltherra?

Apakah benar dia kembali ke masa lalu?

Dia segera mencoba mengingat semua dinasti dalam sejarah, tetapi tidak ada satu pun yang bernama Dinasti Veltherra!

"Siapa nama Kaisar saat ini?"

"Dasar bodoh! Jangan membuat keributan!"

"Tolong jawab dengan cepat!"

Julian benar-benar ingin tahu jawabannya.

Marcus pun tidak punya pilihan. Karena takut Julian akan membuat kegaduhan di tengah jalan, akhirnya dia menjawab dengan suara pelan, "Cassian Kingswell!"

Astaga!

Ternyata dia berpindah ke dunia paralel!

Dia sangat yakin dalam sejarah tidak pernah ada kaisar bernama Cassian Kingswell.

Satu-satunya dinasti yang kaisarnya bermarga Kingswell hanyalah Dinasti Damarion!

Kalau begitu, berarti pria tua ini benar-benar ayahnya!

Tunggu, kenapa tadi dia dipukul?

Sepertinya karena dia telah bersikap tidak pantas terhadap sang Putri!

Astaga, dirinya yang dulu ternyata benar-benar ceroboh!

Berani-beraninya memperlakukan Putri yang bahkan belum resmi menjadi istrinya dengan semena-mena. Bahkan jika sudah menikah pun, untuk urusan semacam itu tetap harus mendapat persetujuan sang Putri.

"Ayah, apa sekarang Ayah mau membawaku ke istana?"

Awalnya dia ingin menyebutnya dengan sebutan "Pak:, tetapi mengingat pria ini adalah ayah dari dirinya di masa lalu, jadi dia harus menunjukkan rasa hormat padanya.

Terlebih lagi, pria tua ini tampaknya seorang Adipati yang bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh penting di kerajaan.

"Dasar bodoh! Akhirnya kamu nggak pura-pura bodoh lagi!"

Marcus tiba-tiba menepuk kepala Julian dengan keras dan berkata, "Nanti saat masuk istana dan bertemu Kaisar, kamu harus langsung menangis! Saat bertemu sang Putri, kamu juga harus segera minta maaf! Mengerti?"

"Bukankah itu cuma sandiwara murahan, menangis, teriak-teriak, lalu pura-pura mau bunuh diri?" kata Julian.

"Benar! Aku nggak menyangka anak bodohku ini bisa juga berpikir jernih!"

Kemudian, Marcus melanjutkan, "Tapi, sepengetahuanku tentang Kaisar, sekalipun beliau memaafkanmu demi nama baikku ... besar kemungkinan beliau tetap akan mematahkan kakimu!"


Unduh App untuk lanjut membaca