Bab 9 Yang Mulia Ibu Mertua, Itu Hanya Fitnah!
by Guddy Two
17:35,Jul 04,2025
Semua orang serentak menatap Jaeven. Jangan-jangan … jawaban Julian benar lagi?
Cassian pun buru-buru bertanya, "Tuan Jaeven, apa Si Bodoh Julian menjawab dengan benar?"
Jaeven mengangguk dengan canggung dan berkata, "Benar, Yang Mulia!"
Dia benar-benar bingung harus berkata apa. Soal itu adalah soal yang tersulit yang mampu dia buat.
Terlebih lagi, beberapa hari yang lalu dia baru mempelajari matematika Sembilan Bab dan baru bisa menyelesaikan soal sulit itu.
Namun, Si Bodoh Julian bisa langsung menjawabnya tanpa pikir panjang.
Padahal, dia sendiri bahkan membutuhkan waktu satu hari penuh untuk menemukan jawabannya.
"Apa aku kalah dari anak bodoh itu?"
Cassian tiba-tiba menatap Julian dengan mata penuh kebingungan.
Julian memang dikenal bodoh dan tak berilmu di ibu kota.
Namun, ternyata dia bisa melakukan perhitungan matematis!
Apakah kebodohannya itu hanya pura-pura?
Sialan! Sepertinya dia sudah bersikap terlalu sombong, sehingga Cassian mulai meragukan Julian!
Saat merasakan tatapan Cassian, Julian menjadi gelisah. Kemudian, dia buru-buru mengalihkan pandangan dan tersenyum polos. "Yang Mulia Ayah Mertua, saya sudah bilang kalau Pak Tua itu ilmunya sangat rendah. Jika dia mengajari saya, saya malah akan jadi bodoh!"
Jaeven marah sampai muntah darah, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Dia yakin soal itu tidak pernah dia beritahukan kepada orang lain.
Artinya, Si Bodoh Julian ini benar-benar menemukan jawabannya sendiri!
Semua orang terpana.
Astaga! Si bodoh ini benar-benar menjawab dengan tepat lagi!
Namun, Elliot tidak bisa memercayainya. Dia langsung maju dan bertanya, "Julian, sejak kapan kamu jadi secerdas ini?"
"Aku memang bodoh, tapi bukan tolol!"
Julian tersenyum polos dan dari wajahnya jelas terpancar ketidaktahuan.
"Yang Mulia Ayah Mertua, sekarang semuanya sudah jelas. Mulai besok, saya tidak akan pergi ke Akademi Kekaisaran lagi karena tidak ada gunanya. Lebih baik saya berdiam diri di rumah main sabung ayam, jalan-jalan bersama anjing, atau berkelahi dengan orang lain. Semua itu jauh lebih menyenangkan!"
Semua orang masih terkejut, tetapi setelah mendengar perkataan Julian, mereka hanya bisa tersenyum pahit.
Julian tetaplah Julian.
Di sisi lain, Cassian menatap Jaeven yang tampak canggung dan dirinya pun bingung harus berkata apa.
Selain itu, dia sangat yakin Julian hanya pura-pura bodoh.
"Diam! Dasar pemalas!"
Kemudian, Cassian berkata, "Kalau kamu berani main sabung ayam dan jalan-jalan dengan anjing, aku akan patahkan kaki anjingmu!"
"Yang Mulia Ayah Mertua, Anda tidak menepati janji Anda! Anda adalah kaisar pembohong! Saya tidak mau memiliki ayah mertua seorang pembohong! Saya mau membatalkan pernikahan dengan putri Anda! Batal pernikahannya … "
Julian merasa panik dan terus berteriak.
Semua orang yang mendengarnya sampai berkeringat dingin.
"Sialan! Apa kamu sudah gila?!"
Elliot buru-buru menutup mulut Julian, kemudian menatap ayahnya dengan wajah gelap seperti dasar panci.
"Pengawal! Bawa Julian ke Istana Dominion! Beraninya dia menghinaku! Aku nggak akan memaafkannya!"
Cassian mendengus dengan dingin, lalu berkata pada Jaeven, "Tuan Jaeven, ajari mereka dengan tegas! Semuanya dengar baik-baik! Siapa pun yang berani bersikap lancang pada guru dan orang tua, aku nggak akan memberi ampun pada kalian!"
Setelah berkata demikian, Kaisar yang marah langsung meninggalkan Akademi Kekaisaran.
Julian pun diseret keluar dengan paksa.
Elliot jadi merasa sangat cemas.
Tamat sudah riwayatnya! Meskipun Julian dulunya memang bodoh, tetapi dia tidak pernah sebebas ini.
Dia sudah beberapa kali membuat sang Kaisar kehilangan muka, jadi sepertinya dia akan mengalami kesialan besar!
Mencari bantuan Kakak Ketujuh?
Kakak Ketujuh bahkan berharap dia mendapat hukuman yang berat!
Elliot pun menggertakkan giginya dan berkata,"Satu-satunya pilihan adalah memohon pada Ibu Permaisuri!"
Dia tahu hanya Permaisuri Eleanor yang mampu menyelamatkan Julian.
Dia pun berlari kencang keluar dari Akademi Kekaisaran menuju Istana Arcanthia.
Di sisi lain, di sepanjang perjalanan menuju Istana Dominion, Julian terus berteriak, "Yang mulia Ayah Mertua, Anda penipu! Anda tidak menepati janji! Seumur hidup saya, saya tidak akan mau berbicara dengan Anda lagi!"
Pembuluh darah di pelipis Cassian membengkak dan Evanth yang ada di samping Kaisar Cassian pun berbisik, "Yang Mulia, bagaimana kalau saya menyuruhnya untuk diam?"
"Hm!"
Cassian mengangguk setuju.
Evanth pun mendekati Julian, lalu berkata, "Kamu tahu, selama beberapa dekade berdirinya Dinasti Veltherra, belum pernah ada menantu yang membatalkan pertunangan! Hanya sang putri yang bisa berpisah dengan suaminya, tapi sang suami tidak mungkin menceraikan sang putri!"
"Kalau kamu benar-benar ingin membatalkan pertunangan, caranya sangat mudah. Datang saja menemani kami!"
Julian tiba-tiba merasa merinding sampai ke dasar tubuhnya.
Sialan! Ini benar-benar kejam!
"Hmph!"
Julian dengan sikap angkuh membalikkan kepala dan mengabaikannya.
Tak lama kemudian, sampailah mereka di Istana Dominion.
Lalu, Cassian memerintahkan agar Julian dibebaskan. Ketika melihat Julian yang berlutut di sana dengan angkuh dan tetap diam, dia merasa sangat marah.
"Julian, cepat berdiri!"
"Hmph!"
Julian tetap bersikap angkuh sampai titik darah penghabisan.
Jika memang sekarang dia dianggap bodoh, maka dia akan tetap bodoh sampai akhir!
Cassian menahan amarahnya, lalu berkata, "Julian, kamu cuma pura-pura, 'kan? Jangan kira aku nggak tahu!"
"Saya tidak mau bicara dengan Anda lagi. Yang Mulia Ayah Mertua adalah seorang pembohong!"
Julian menatap Cassian dengan penuh penghinaan, sampai membuat Kaisar hampir ingin memukulnya.
Bisa-bisanya Kaisar Agung Dinasti Veltherra dihina oleh si bodoh ini!
"Apa mungkin aku yang salah sangka? Bisa jadi dia memang punya bakat alami dalam ilmu berhitung!"
Karena hal tersebut, dia memutuskan untuk memberi Julian satu kesempatan terakhir.
"Evanth!"
"Saya, Yang Mulia!"
"Hukum Julian dengan empat puluh cambukan!"
Sialan! Ternyata dia benar-benar akan dicambuk lagi!
Julian pun menatap Cassian dan melihat sorot matanya yang tajam, tetapi tanpa sedikit pun kemarahan. Ini jelas hanya sebuah ujian!
Berengsek! Ternyata dia sangat licik!
"Yang Mulia Ayah Mertua pembohong! Meskipun Anda ingin memukul saya, saya tidak takut! Dasar pembohong! Pembohong besar! Tukang bohong … "
Para prajurit yang ada di sana langsung menahan Julian ke tanah dan segera membuka celananya.
Tongkat sudah siap dijatuhkan, tetapi Julian tetap terus mengoceh tak karuan.
Cassian akhirnya menyerah dan hendak menyuruh mereka berhenti.
Namun, tiba-tiba dari luar terdengar suara lantang seseorang. "Tunggu dulu!"
Kemudian, seorang wanita cantik dengan pakaian istana polos masuk dengan tergesa-gesa.
Begitu para pengawal itu mendengar ucapan tersebut, mereka langsung menghentikan tindakan mereka.
Julian menatap ke sumber suara dan seketika itu juga pikirannya seperti akan meledak.
Wanita itu sangat cantik!
Para selebritas cantik dari kehidupan sebelumnya bahkan kalah jauh di hadapan wanita ini!
Siapakah sebenarnya dia?
"Salam hormat untuk Permaisuri!"
Semua orang langsung berlutut serentak.
Astaga! Ternyata dia adalah sang permaisuri!
Jadi, wanita itu adalah ibu mertuanya?
Wajahnya yang anggun dan memukau membuat Julian sampai terpana!
"Permaisuri, kenapa kamu datang ke sini?"
Cassian juga tampak sangat terkejut.
"Kalau aku nggak segera datang, kamu pasti akan memukuli Julian sampai mati!"
Permaisuri Eleanor menatap pantat Julian yang merah dan membengkak karena pukulan, lalu berkata, "Yang Mulia, kamu tahu betul bahwa Julian itu anak polos dan nggak suka berpikir rumit. Kenapa kamu masih tega memukulinya?"
Wanita itu terlihat cantik dan berhati mulia. Sementara itu, orang-orang memanggil Julian dengan sebutan Si Bodoh Julian dan mengejeknya sebagai orang tolol. Hanya sang Permaisuri yang melihatnya sebagai sosok polos dan tidak menganggapnya bodoh.
Julian merasa tersentuh dalam hati.
"Yang Mulia Ibu Mertua, tolong saya. Ayah mertua melanggar janji dan ingin memukul saya sampai mati. Saya tidak bersalah dan sangat tersiksa. Saya merasa sangat sedih dengan semua kejadian ini … "
Saat mendengar kata-kata tersebut, alis Permaisuri Eleanor berkerut. Lalu, dua menatap para pengawal dan berkata, "Jangan main pukul seenaknya! Bagaimana kalau Tuan Muda sampai terluka?"
Sambil berkata demikian, dia segera membantu Julian berdiri. "Jangan takut!"
Kemudian, dia berkata kepada Julian dengan nada penuh penyesalan, "Lihatlah, anak ini sudah sangat ketakutan! Bukankah Yang Mulia kemarin mengatakan kalau dia sudah melakukan jasa besar? Kenapa bukannya diberi penghargaan malah dipukul? Apa maksudnya semua ini?"
Ketika Permaisuri Eleanor berjuang merebut kekuasaan, dia juga seorang jenderal wanita yang telah melewati suka dan duka bersama Cassian. Cassian sangat mencintainya dan menghormatinya. "Permaisuri, anak bodoh ini bersikap lancang padaku dan bahkan berani membuat onar di Akademi Kekaisaran! Dia juga terus-menerus mengatakan ingin membatalkan pertunangan. Ini aib bagiku dan penghinaan bagi kerajaan! Jadi, dia pantas untuk dipukul!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved