Bab 4 Membatalkan Pernikahan

by Guddy Two 17:35,Jul 04,2025


Sejak dulu, menjadi menantu kaisar bukanlah jabatan yang menyenangkan. Dia tidak ingin menjadi menantu kerajaan yang hanya jadi boneka.

Yang dia inginkan adalah memiliki banyak istri dan selir, sehingga dia bisa memeluk mereka di kanan dan kirinya.

Ketika dia bangun tidur setiap hari, dia juga ingin dikelilingi oleh wanita-wanita cantik!

Namun, berbicara seperti ini tentu saja cukup berisiko.

Akan tetapi, karena dia dianggap sebagai orang bodoh, dia jadi berani mengucapkannya!

Semua orang memandangi Julian yang wajahnya tampak polos dan lugu, lalu serentak mengalihkan pandangan ke arah Cassian.

Saat itu juga, raut wajah Cassian langsung menjadi muram.

"Plak!"

Marcus menampar kepala Julian dengan keras sambil berseru, "Dasar bodoh! Cepat berlutut!"

Dia pun seger berlutut dan berkata dengan gugup, "Yang Mulia, anak saya bicara tanpa pikir panjang. Tolong ampuni dia atas kelancangannya!"

"Saya bicara dengan kesadaran penuh. Saya memang tidak mau menikahi sang Putri!"

Julian menatap Cassian, lalu berkata, "Yang Mulia Ayah Mertua, Anda tidak mungkin menarik ucapan Anda sendiri, bukan?"

Cassian sampai menggertakkan gigi karena merasa sangat marah.

Anak bodoh ini benar-benar keterlaluan!

Membatalkan pertunangan dan menceraikan istrinya, itu sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri!

Tiga surat enam upacara sudah diserahkan dan pernikahan sudah dijadwalkan musim panas tahun ini. Jika Cassian setuju untuk membatalkannya, seluruh negeri pasti akan menertawakannya!

Namun, justru Julian membuatnya terdiam tak bisa membalas sepatah kata pun.

"Ucapannya memang sah, tapi urusan pernikahan ditentukan oleh kehendak orang tua dan perantara. Apa yang kamu katakan nggak bisa aku penuhi!"

Kemudian, Cassian pun berkata kepada Marcus, "Marcus, bawa anak bodoh ini pulang! Didik dia dengan baik!"

"Baik, Yang Mulia!"

Marcus sampai mengeluarkan keringat dingin saking gugupnya. Dia bersumpah jika dirinya masih nekat membawa anak bodoh itu ke istana lagi, maka dirinyalah yang sudah tidak waras!

Saat dia hendak pergi, tiba-tiba seseorang berlari keluar dari aula samping dan berseru, "Ayah, tolong tarik kembali titah Anda!"

"Emilia, kenapa kamu datang ke sini?"

Ketika melihat Emilia dengan mata bengkak karena menangis, Cassian mengernyitkan keningnya dan melanjutkan, "Ayah sedang membicarakan urusan negara bersama para menteri. Bukankah kamu sudah diminta untuk menunggu di aula samping?"

Emilia menangis sambil berkata, "Ayah, saya tidak mau menikah dengan si bodoh Julian. Toling tarik kembali titah itu!"

Semua orang kembali terkejut.

Mereka secara bersamaan memandang ke arah Cassian, lalu melirik ke arah Marcus.

Marcus terlihat sangat gelisah, sementara wajah Cassian berubah makin muram. "Berani sekali kamu bicara seperti itu! Aku sudah mengeluarkan titah kerajaan dan menjodohkanmu dengan Julian. Keluarga Everhart juga sudah mengirim tiga surat enam upacara. Pernikahan sudah ditentukan dan semua orang sudah mengetahuinya. Apa kamu ingin membuat seluruh negeri mencemoohku karena aku mengingkari ucapanku sendiri?"

Di sisi lain, Julian menatap wanita yang mengenakan pakaian istana berwarna merah itu.

Jadi, wanita ini adalah Putri Gynvale?

Astaga! Cantiknya sekali! Kulitnya seputih salju, sementara alisnya melengkung seperti daun willow.

Wanita itu jauh lebih cantik dibandingkan gadis tercantik di kampusnya.

Namun, jika dia sendiri sudah begitu menolaknya, sekalipun dipaksa menikah, kehidupan mereka kelak pasti tidak akan bahagia.

Bisa-bisa nanti wanita itu malah akan memelihara delapan sampai sepuluh simpanan pria di rumah, lalu mempermalukannya habis-habisan.

Dia lebih baik mati daripada harus menikahi sang Putri!

"Yang Mulia Ayah Mertua, saya tidak mau menikah dengannya. Dia terlalu menyeramkan dan wajahnya seperti hantu jelek. Jika saya harus tidur sambil memeluknya di malam hari, saya pasti akan mimpi buruk!"

Julian berkata sambil menunjukkan ekspresi ketakutan.

Semua orang terdiam dan tidak tahu harus berkata apa.

Padahal Putri Gynvale terkenal sebagai wanita paling cantik di seluruh wilayah ini.

Julian bukan hanya kurang waras, tetapi seleranya pun benar-benar bermasalah!

Saat itu, Emilia menatap Julian dengan penuh kemarahan dan berkata, "Aku menyesal karena pukulan yang aku berikan padamu nggak berhasil membunuhmu, hingga kamu masih sempat mempermalukanku seperti ini!"

Astaga! Jadi, benjolan besar di kepalanya adalah hasil dari pukulan wanita ini?

Hal itu pun makin membuat Julian tidak ingin menikah dengannya!

Dirinya yang sebelumnya bahkan harus mati karena pukulannya.

Jadi, dia tidak mau mati untuk kedua kalinya!

"Yang Mulia Ayah Mertua, Putri Emilia sudah memukul saya! Lihatlah kepala saya benjol sebesar ini! Saya bahkan hampir mati karena dipukul olehnya!"

Julian berjalan ke depan dengan wajah penuh keluhan, lalu memperlihatkan benjolan besar di belakang kepalanya kepada Cassian.

Ketika melihat luka yang masih mengeluarkan darah itu, Cassian langsung marah besar. Barulah pada saat itu dia paham alasan Marcus membawa Julian yang sudah babak belur untuk meminta maaf.

Itu semua agar dirinya tidak merasa dipermalukan!

Sementara untuk soal Julian yang bersikeras membatalkan pernikahan, kemungkinan besar hal tersebut karena dia benar-benar ketakutan pada Emilia.

Rasa takut yang terlihat dari wajahnya itu sama sekali tidak dibuat-buat.

Walaupun Julian memang bodoh, tetapi dia bukan orang yang memiliki niat buruk. Baru tadi dia membantu menyelesaikan sebuah persoalan dan itu pun sudah merupakan sebuah jasa besar.

Bertengkar dan bersikap kasar memang bukan hal yang baik, tetapi coba lihat baik-baik anak-anak bangsawan di ibu kota, mana ada yang tidak suka berkelahi?

"Emilia, kamu sengaja ingin membuatku naik darah, ya?!"

Cassian membentak dengan marah, "Julian adalah calon suamimu! Walaupun dia agak bodoh, kamu nggak boleh semena-mena hanya karena kamu seorang putri! Aku menyuruhmu menjenguknya, bukan untuk memukulnya!"

Emilia menangis karena kesal. Anak bodoh itu malah lebih dulu mengadu! Dia pura-pura sakit di rumah, memancing dirinya untuk datang, lalu malah berusaha melecehkannya!

Jika saja dia tidak cukup sigap, mungkin dia sudah menjadi korban si bodoh itu!

"Cepat minta maaf pada Julian!"

Cassian membentak dengan marah.

"Saya tidak mau!"

Emilia merasa sangat tertekan dan tidak terima.

Marcus juga tidak menyangka situasinya akan jadi seperti ini. Namun, dari yang terlihat sekarang, keadaan benar-benar sudah berbalik.

Kaki anak bodoh itu sudah selamat dan dia tahu betul Emilia adalah anak kesayangan Cassian, maka dia pun segera berkata, "Yang Mulia, mana mungkin seorang putri meminta maaf kepada seorang pejabat biasa? Hal itu sungguh tidak pantas!"

"Benar, Yang Mulia Ayah Mertua. Saya juga tidak mau dia minta maaf pada saya. Asalkan Anda bersedia membatalkan pertunangan ini, saya akan memberikan saran setiap hari agar Dinasti Veltherra berjaya selama-lamanya!"

Meskipun Julian terlihat bodoh, tetapi kesetiaannya sungguh luar biasa dan tidak perlu diragukan.

"Emilia, kamu hanya seorang putri! Bahkan jika aku sendiri yang berbuat salah, aku pun harus minta maaf kepada bawahanku! Kalau kamu bersikeras nggak mau minta maaf, anggap saja kamu bukan lagi putriku!"

Begitu perkataan itu diucapkan, para pejabat langsung membujuk dengan serius.

Feron berkata, "Putri, sebaiknya Anda minta maaf saja dan jangan bersikap keras kepala seperti ini!"

"Paman Feron, apa Paman juga menganggapku yang salah?"

Emilia menangis sambil berkata, "Anak bodoh itu mencoba melecehkanku! Kalau saja aku nggak bereaksi dengan cepat, aku pasti sudah dirugikan olehnya … "

"Emilia! Kamu masih juga menuduhnya sampai sekarang?!"

Cassian benar-benar marah. Julian memang bodoh, tetapi mana mungkin sampai berani melakukan hal seperti itu?

Jika ada yang bilang Julian suka berkelahi, dia akan memercayainya. Namun, apa mungkin Julian melecehkan seorang perempuan? Itu hal yang sama sekali tidak bisa dia lakukan!

"Ayah, saya tidak berbohong!"

"Pengawal, bawa Emilia pergi dan tahan dia di kediamannya selama sebulan! Tanpa perintah dariku, siapa pun nggak boleh membiarkannya keluar!"

Para pelayan istana segera maju, tetapi tidak ada yang berani memaksanya. Mereka hanya bisa berkata dengan sopan, "Putri, silakan kembali ke kediaman!"

Emilia pun berlari sambil menangis, tetapi sebelum pergi, dia mengentakkan kakinya dan menendang Julian dengan keras. "Julian, aku sangat membencimu!"

Julian pun mengusap pahanya yang kesakitan.

Astaga! Gadis ini benar-benar galak dan tidak layak untuk dinikahi! Bahkan jika nyawanya jadi taruhan pun, dia tetap tidak akan menikahinya!

"Yang Mulia Ayah Mertua, Anda lihat sendiri tadi … "

Cassian juga merasa sangat kehilangan muka, tetapi bagaimanapun juga, Emilia adalah darah dagingnya dan Julian adalah menantunya. Jadi, dia berusaha menengahi dan berkata, "Menantuku yang baik, tolong bersabar. Pengawal, bawa salep penyembuh terbaik untuk menantuku dan kirimkan seratus batang Ginseng Dantheria untuk memulihkan kesehatannya! Kalau nggak ada hal penting lagi, kalian boleh pergi dari sini."

"Yang Mulia Ayah Mertua … "

Julian masih ingin membuka suara, tetapi Marcus langsung memukul kepalanya lagi. "Diam!"

Kemudian, dia pun berlutut dan mengucapkan terima kasih, "Yang Mulia, terima kasih atas kebaikan hati Anda!"

Saat mereka meninggalkan istana, Julian memegang salep penyembuh di satu tangan dan menggenggam seratus batang Ginseng Dantheria di tangan lainnya, tetapi hatinya benar-benar kecewa.

Dia sudah bertingkah seolah benar-benar bodoh, tetapi Kaisar tetap tidak rela melepaskannya.

Sepertinya mulai sekarang dia tidak perlu memberikan ide apa pun lagi! Dia takut nanti Kaisar justru akan makin berat melepaskannya!

Begitu melangkah keluar dari Gerbang Tengah, Marcus tidak kuasa menahan diri dan bertanya, "Ayah penasaran siapa yang menyuruhmu pura-pura sakit di rumah dan memancing sang Putri untuk datang menemuimu?"


Unduh App untuk lanjut membaca